+ Chapter 13

172 23 50
                                    

Yoongi mengetahui banyak hal dan ia kira hanya dirinyalah penyimpan rahasia terbesar ini seorang diri. Nyatanya ia salah. Salah besar. Semua ini terbukti dari percakapan yang ia dengar tadi. Ketika mereka tiba di pelataran rumah Kim bersaudara, Taehyung selaku tuan rumah memasuki rumah terlebih dahulu, barulah disusul oleh Yoongi, Jimin dan Jungkook. Taehyung mengatakan pada Yoongi bahwa ia bisa menempati kamar kosong manapun yang ia inginkan. Berakhir Yoongi memilih kamar tamu di lantai bawah sementara kamar Taehyung terletak di lantai dua.

Kala itu Yoongi dapat melihat kembali raut kecewa terpatri di wajah Taehyung yang berusaha tersenyum. Berbeda dengan Taehyung, Jimin dan Jungkook memutuskan untuk mengisi kamar kosong di samping kamar Yoongi dengan maksud agar dapat segera datang ketika Yoongi membutuhkan sesuatu. Tiga laki-laki yang rela melakukan apapun untuknya membuatnya sadar betapa orang-orang ini amat peduli  dan menyayanginya, jadi seharusnya tidak ada alasan untuk Yoongi membuat mereka sakit.

Kemudian, karena sudah tak tahan dengan gaunnya yang tidak nyaman, Yoongi akhirnya masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri setelah diberi sepasang pakaian oleh Taehyung, dan Yoongi tidak tahu apa yang akan dilakukan ketiga pemuda itu. Setelah selesai membersihkan diri dan mengganti gaunnya, Yoongi berniat untuk pergi ke dapur guna membuat segelas cokelat hangat yang dapat membantunya tidur lebih cepat. Penthouse ini tampak sepi dengan beberapa lampu yang sudah padam namun Yoongi tak peduli.

Yoongi mengambil cangkir kecil dari lemari kemudian mengisinya dengan cokelat bubuk dan air hangat. Selagi mengaduk minumannya, ia dikejutkan dengan kedatangan Namjoon dari samping. "Aku tidak tahu kau disini?", ucap Namjoon.

Gadis dengan kaus berwarna putih itu segera menyelesaikan kegiatan mengaduknya, "Ah iya, kami menginap".

"Aku lihat kalian pulang lebih awal, apa terjadi sesuatu?", tanyanya penasaran, laki-laki itu kini bahkan sudah menyamankan dirinya duduk di meja bar. Sementara itu, Yoongi yang sedang tidak ingin meladeni siapapun hanya menggeleng, "Semua baik-baik saja".

Namjoon mengangguk beberapa kali dan tersenyum hingga lesung pipinya terlihat, "Beritahu aku jika kau membutuhkan bantuan, mungkin".

Merasa aneh namun tak ingin memikirkannya, Yoongi hanya mengangguk dan mengucapkan terima kasih sebelum akhirnya menghilang di balik dinding, menyisakan Namjoon yang senantiasa menatap punggung sempit gadis Cho. Tak lama, ponsel di saku jas nya berbunyi. Setelah mengecek nama yang tertera di layar ponselnya, Namjoon segera menempelkan ponselnya di telinga.

"Ya?". Namjoon berjalan mengitari meja bar dan bersandar di kulkas. Memperhatikan keadaan rumahnya yang remang-remang sembari mengetukkan jemarinya di konter.

"Ah, jadi karena itu?".

"Terima kasih, sekretarisku akan memberimu bonus sekarang juga. Kerja bagus".

Pip.

Panggilan terputus dan menyisakan senyum Namjoon yang kian melebar. Dengan langkah pasti, Namjoon melangkah menuju kamarnya yang terletak di lantai dua. Malam ini akhirnya dirinya dapat beristirahat dengan tenang dan bahagia karena sebentar lagi rencana-rencananya akan berjalan sesuai dengan keinginannya.

Sementara itu, Yoongi berniat menuju kamar Taehyung guna membicarakan sesuatu terpaksa menghentikan langkahnya ketika kakinya melewati satu ruangan besar yang diyakini sebagai perpustakaan keluarga. Telinganya samar-samar mendengar suara percakapan yang ia tahu sebagai suara Jimin dan Taehyung. Karena rasa penasaran yang menggebu, Yoongi memutuskan untuk mendekati pintu besar cokelat megah itu.

Dengan telinga yang menempel dengan pintu, Yoongi samar samar meendengarkan suara Jimin yang khas. Mereka jelas tengah membicarakan sesuatu yang penting dan Yoongi tak ingin kehilangan sepeser pun. "Kau pikir aku akan diam saja? Keluarga Jeon sejak dulu memang ingin menghancurkan kita". Dari suaranya saja, Yoongi bisa tahu bahwa Jimin tengah emosi.

Sweet Chaos [NEW VERSION]  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang