+ Chapter 04

271 39 39
                                    

Yoongi menatap ketiga laki-laki yang duduk melingkar menatapnya kasihan. Gadis itu melempar bantal ke arah mereka dan mengenai kepala Jimin. "Jangan menatapku seolah aku memiliki penyakit kejiwaan dan baru saja melakukan percobaan bunuh diri", ucap Yoongi menatap ketiganya kesal. Meski begitu, ia sadar betul bahwa apa yang ia katakan memang sempat terjadi padanya. Beberapa jam lalu, dirinya bertingkah seolah kesetanan yang ingin membunuh dirinya sendiri. Ingatan-ingatan buruk itu membuat hatinya sakit, sehingga ia mencari hal lain yang bisa menyakitinya, dan melupakan sakit hatinya. Namun ia sama sekali tidak ingin mengingat hal itu lagi dan tidak ingin mendapat tatapan kasihan yang justru baginya itu terlihat sebagai tatapan bahwa mereka jijik pada Yoongi.

Sekali lagi ia menatap telapak tangan kanannya yang kini terbalu perban dan masih mengeluarkan warna merah tanda bahwa di dalam itu darahnya masih mengucur. Untuk sementara waktu, dokter menyarankan untuk tidak menggunakan tangan kanannya dalam beraktivitas. Merasa miris dan kesal pada dirinya sendiri ketika Dokter mengatakan bahwa dirinya harus menjalani terapi atas trauma yang ia alami.

"Bagaimana perasaanmu?", tanya Taehyung yang sejak tadi diam, well mereka semua sejak tadi hanya diam memperhatikan Yoongi. Entah apa yang mereka pikirkan. "Aku? Biasa saja", jawab si gadis terlampau tenang membuat ketiga laki-laki di sana menjadi lebih khawatir pasalnya mereka tahu betul bahwa gadis di hadapan mereka ini begitu pandai dalam hal menyembunyikan sesuatu. Terutama mengenai trauma yang gadis itu miliki, terlebih ketika untuk kesekian kalinya dokter mengatakan bahwa Yoongi harus diobati lebih lanjut.

"Ingin makan sesuatu?", tawar Jimin yang diangguki Yoongi dengan semangat. "Kau ingat cheesecake yang pernah kita makan di cafe 2 minggu lalu? Aku ingin itu. Tapi aku ingin kau yang membelinya sendiri". Untuk beberapa saat, Jimin menatap Yoongi sejenak sebelum akhirnya menyanggupi dan keluar.

"Tae, bisakah aku meminta bantuanmu?".

Taehyung mengangguk cepat, ingin membantu gadis itu dengan sigap. "Ada obat penenang di kamarku, di rumah. Bisakah kau mengambilkannya untukku?", pinta Yoongi dengan lembut, yang sontak saja membuat Taehyung seolah terhipnotis dan rela melakukan apapun untuk Yoongi. Hingga kini tersisa Yoongi dan Jungkook di dalam ruangan bernuansa putih ini. Yoongi kemudian menyibakkan selimut yang sejak tadi menutupi tubuhnya, lantas berdiri, hingga menimbulkan tanda tanya di kepala pemuda Jeon. "Apa lagi yang akan kau lakukan, Yoongi?".

"Aku ingin berenang", jawab Yoongi dengan teramat enteng.

"Kau gila? Tidak kuizinkan. Tanganmu bahkan masih di perban".

"Aku sedang tidak meminta izinmu, Jungkook". Dengan itu, Yoongi pergi melenggang meninggalkan Jungkook yang terlihat frustasi. Maka dari itu, Jungkook memutuskan untuk menyusul Yoongi menuju kolam renang indoor yang terletak di dalam gedung olahraga.

Yoongi itu adalah salah satu anggota klub renang dan Jungkook hampir mengikuti jejaknya jika saja saat itu Yoongi tak mengatakan padanya untuk melakukan apa yang ia suka. Jungkook terus melangkah di belakang Yoongi yang berjalan sedikit cepat hingga ia tiba di ruang olahraga. Ruangan yang teramat luas. Ada lapangan basket dan juga kolam renang sedangkan tempat olahraga lainnya berada di tempat terpisah. Sekolah sudah sangat sepi, mungkin hanya tersisa beberapa siswa karena Yoongi pingsan cukup lama.

Jungkook tiba di saat yang tepat. Sebelum Yoongi memasuki ruang ganti untuk mengganti seragamnya dengan swimsuit, Jungkook menahan tangan Yoongi dengan lembut. Yoongi berbalik dan menemukan Jungkook tengah menatapnya dengan tatapan yang tidak biasa, pemuda itu nampak serius dan tidak ingin dibantah. "Aku akan menemanimu. Lebih baik hanya membasahi kaki. Setelah tanganmu membaik, kau boleh berenang, bahkan di laut".

Gadis itu kemudian hanya menarik nafas panjang dan melepaskan cekalan tangan Jungkook. Memutuskan untuk mengalah, Yoongi hanya melepaskan sepatunya saja kemudian duduk di pinggir kolam dan memasukkan kakinya ke dalam kolam, diikuti oleh Jungkook. Yoongi sebenarnya tahu keinginannya barusan adalah hanya yang tidak masuk akal, namun Yoongi merasa lebih tenang apabila berenang. Namun, daripada membuat teman-temannya terus khawatir, jadi Yoongi lebih baik mengalah, dan tidak menjadi egois.

Keduanya duduk berdampingan, menikmati suara air yang tenang, dan terjebak keheningan selama beberapa saat. "Bagaimana hubunganmu dengan Jimin?", tanya Jungkook memecah keheningan.

"Tidak biasanya kau menanyakan hal itu". Pasalnya Yoongi tahu bahwa laki-laki yang lebih muda darinya itu telah menyimpan rasa padanya sejak lama. Pun ia tahu bahwa Jungkook mengetahui kedekatannya dengan Jimin. Ia hanya tidak ingin menyakiti hati Jungkook lebih dalam, karena baginya Jungkook adalah adik kecil yang baik.

Jungkook mengendikkan bahunya, "Hanya ingin tahu".

"Ada beberapa hal yang sebaiknya tidak kita ketahui, Jeon", jawab Yoongi, kentara sekali tidak berminat memperpanjang topik mengenai hubungan Yoongi dengan Jimin.

"Kau sendiri bagaimana? Tidak berniat mengencani siapapun? Kulihat banyak gadis yang menyukaimu".

"Gadis itu bukan dirimu, jadi aku tak suka".

Yoongi mendesah panjang, merasa tidak tega melihat Jungkook terjebak pada perasaannya sendiri. "Jungkook, sampai kapan—"

Tak membiarkan Yoongi membahas perasaan sepihaknya, ia segera mengalihkan pembicaraan. Berpura-pura bahwa masalah perasaannya bukanlah hal besar. "Kau tahu kita bertiga menyukaimu, bagaimana perasaanmu?".

Tak pernah mudah, belum lagi ia mengetahui fakta itu. Semakin menyakitkan namun, Yoongi terus-terusan melakukan hal yang membuat Taehyung maupun Jungkook sakit dan ia sadar betul akan hal itu. "Seharusnya sejak awal memang tidak ada perasaan apapun di antara kita berempat".

"Kenapa tidak? Kau tidak bisa mengontrol hatimu akan jatuh pada siapa".

Yoongi menatap Jungkook dengan kening berkerut, namun tidak membalas apapun. Tidak akan ada habisnya, apabila membahas tentang perasaan. Yoongi kemudian menatap Jungkook jahil, "Mau bertaruh?".

Tanpa menunggu jawaban Jungkook, Yoongi melanjutkan, "Jika Hana benar-benar dalang dari semua ini. Bagaimana menurutmu?", tanyanya dengan senyum lebar, membuat Jungkook sedikit salah tingkah di tempatnya, namun dengan cepat menyahut, "Aku memang tidak menyukainya, tapi masih belum ada bukti".

"Baiklah, aku bertaruh bahwa Hana adalah pelakunya, dan kau mempertaruhkan namamu sendiri". Ucapan Yoongi tentunya membuat Jungkook menoleh dengan terkejut. "Apa maksudmu, Yoongi?".

Namun, bukannya menjawab, Yoongi meninggalkan Jungkook sendiri di kolam renang, membiarkan pemuda itu merenungi ucapan Yoongi. Sementara itu, Yoongi terus menyunggingkan senyumnya seraya kembali ke ruangan dimana tadi ia dirawat, dan ternyata sudah ada Jimin disana duduk sembari memainkan ponselnya. Ketika mendengar pintu dibuka, Jimin menoleh dengan tenang. "Darimana?".

Yoongi mengendikkan bahunya acuh, "Bermain air", jawabnya singkat dan terkesan tidak peduli. Ia melirik cheesecake yang ia inginkan sudah berada di atas meja, namun Yoongi belum menginginkannya untuk saat ini. Ada yang lebih dia inginkan. Maka, Yoongi bergerak mengunci pintu dan menutup tirai sehingga orang lain tidak bisa melihat seisi klinik. Hal tersebut tentunya mengundang tanya dari Jimin. "Apa yang kau lakukan?".

Tanpa menjawab, Yoongi melepaskan dasi yang menjerat lehernya lalu melepas kancing seragamnya perlahan, seraya menghampiri Jimin yang terduduk di kursi, dengan lagaknya seperti bos yang sedang menunggu jalangnya siap untuknya. Melihat Yoongi yang seperti itu, Jimin hanya diam, menunggu dengan sabar dengan senyum simpul di wajahnya. "Menurutmu apa?".

Jimin menarik pinggang Yoongi tanpa kata, hingga gadis itu jatuh terduduk di pangkuannya. "Cantik sekali gadisku, sayang sekali tidak bisa memberiku handjob".

Yoongi terkikik, "Kenapa hanya handjob saat aku bisa memberimu lebih?".

"Boleh kah?"

Tak menjawab, Yoongi memutuskan untuk mulai melancarkan aksinya sebelum Taehyung datang. Ah, atau biarlah, Yoongi yakin Taehyung sudah paham.


[]

Sweet Chaos [NEW VERSION]  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang