+ Chapter 18

130 21 1
                                    

Hari minggu. Hari dimana kebanyakan orang memilih untuk menghabiskan waktu bersama dengan orang tersayang; keluarga, teman, kekasih. Dalam kasusnya, Yoongi tentu saja lebih memilih untuk tidur atau bermain piano. Namun sejak kedua tangannya terluka, semua orang melarangnya untuk bermain piano dan berenang tentu saja. Dan jangan lupakan, sejak hari dimana dirinya masuk rumah sakit—yang mana itu bukan kali pertama—, ketiga temannya semakin posesif terhadapnya.

Membuatnya muak, tapi mereka menutup telinga rapat-rapat.

Seperti hari ini. Rencananya mereka mengajak Yoongi untuk menghabiskan hari minggu bersama-sama. Hal itu tentu saja membuat Yoongi mengernyit bingung karena biasanya, para laki-laki itu menghabiskan waktunya untuk berolahraga bersama, entah itu basket, golf atau menembak kemudian menghabiskan sisa hari masing-masing, begitu juga dengan Yoongi. Tak bertanya lebih jauh, Yoongi lebih memilih untuk mandi dan bersiap-siap.

Mereka tidak mengatakan tujuan mereka, jadi Yoongi mengenakan polo shirt berwarna beige dipadu dengan celana pendek cokelat, kaos kaki sepanjang lutut dan sepatu putih yang dijamin cocok digunakan untuk segala kegiatan. Selesai bersiap, Yoongi duduk di meja makan sembari memakan roti buatannya. Rumahnya hari ini sepi, entah kemana perginya kedua orangtuanya, pun Yoongi tak peduli. Mereka pun sepertinya telah menyetujui permintaan Yoongi untuk tidak lagi mencampuri kehidupannya.

Rotinya tersisa setengah ketika, suara deru mobil terdengar. Akhirnya, Yoongi membawa serta rotinya seraya melangkah santai keluar. Mobil yang terlihat mencolok untuk pergi di hari minggu. Menarik nafas panjang, Yoongi masuk kedalam mobil di bangku penumpang belakang. "Selamat pagi", sapa Jimin yang duduk di kursi kemudi.

"Wah roti, aku belum sarapan", sahut Jungkook dan dengan cepat menggigit roti yang berada di mulut Yoongi hingga tersisa sedikit. Gigitan pemuda itu cukup besar. Dengan kesal, Yoongi menjejalkan sisa rotinya ke dalam mulut Jungkook yang duduk di sampingnya. Tak peduli jika itu membuatnya tersedak.

"Bagaimana keadaanmu?"

"Cukup baik untuk menutup mulutmu. Sekarang katakan saja, kemana kalian akan membawaku?"

Taehyung menyahut dengan tenang, "Nostalgia". Jawaban singkat yang berhasil membuat Yoongi mengernyitkan keningnya namun tak bertanya lebih lanjut, pun tidak terlalu memikirkannya. Yoongi kemudian menyamankan posisinya, menghadap ke arah jendela menikmati pemandangan. Sementara Jimin terlihat perbincangan ringan dengan Jungkook mengenai game, Taehyung sendiri tentu saja sudah siap dengan kacamata dan bukunya.

Berhubung hari ini adalah hari libur, jalanan pun tentunya lebih ramai, namun baik Yoongi maupun ketiga temannya tak ada yang mempersoalkan kemacetan hari ini, seolah menikmati hari normal. Selesai berbincang, Jimin bergerak menyalakan radio yang memutar musik pagi hari. Lagu pertama mereka hari ini adalah Nothin' On You yang dinyanyikan oleh Bruno Mars. Seketika kaki Yoongi yang dibalut sepatu putih itu ikut bergerak mengikuti irama.

Jungkook mulai bernyanyi, mengawali lagu "Beatiful girls all over the world. I could be chasing but my time would be wasted. They got nothin' on you, baby. Nothin' on you, baby". Yoongi menatap Jungkook dengan senyum lebarnya kemudian ikut menyahut, jadilah keduanya bernyanyi bersama. Tubuhnya perlahan mulai bergerak mengikuti irama. Mereka semua tahu bahwa Bruno Mars adalah penyanyi favorit Yoongi sepanjang masa, pun mereka tak membantah, semua lagu Bruno Mars adalah masterpiece.

Yoongi asik bernyanyi dengan Jungkook, tak peduli nada yang sumbang dan berantakan. Terlampau asyik, hingga membuat Jimin tak tahan untuk bergabung sembari menikmati kemacetan. Dengan jemari yang mengetuk kemudi sesuai beat, ketiganya bernyanyi dengan kacau namun menyenangkan. Membawa atmosfer menyenangkan pagi ini. Sementara Taehyung puas memperhatikan ketiga temannya dengan senyum di wajahnya, sesekali ikut menganggukkan kepalanya mengikuti melodi.

Sweet Chaos [NEW VERSION]  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang