+ Chapter 22

177 15 3
                                    

Pernah dengar "Hidup hanya menunda kekalahan, sebelum pada akhirnya kita menyerah"? Sebaris kalimat itu sungguh menggambarkan keadaan Yoongi saat ini. Di pagi yang cerah ini, Yoongi seharusnya bisa menikmati harinya, tertawa, berlari mengejar apa yang ingin ia kejar. Bukan merasakan semua rasa sakit ini. Kini, Yoongi hanya menunggu waktu dimana dirinya harus menyerah.

Hari ini, mereka semua akan kembali ke Clantonville, karena mereka semua harus kembali bersekolah, dan tidak bisa terus-terusan meninggalkan kehidupan mereka begitu saja, disaat mereka tahu banyak yang harus mereka selesaikan. Yoongi bangun disaat ketiga temannya belum menampakkan batang hidung mereka. Masih pukul 8 pagi, maka Yoongi putuskan untuk membuat sarapan untuk dirinya sendiri. Segelas jus jeruk, juga roti bakar dan telur mata sapi yang matang sempurna.

Dengan tenang, Yoongi menyantap sarapannya, sembari menikmati pemandangan dari jendela, yang tak akan bisa ia lihat lagi setelah ini. Entah kapan dirinya bisa kembali kemari dengan hati yang lebih tenang. Hatinya tercubit ketika bayangan ibunya yang berdiri melihat ayahnya menikah dengan perempuan lain muncul di kepalanya. Yoongi sudah mengikhlaskan pernikahan itu. Ia tahu, baik dirinya atau ibunya tidak akan baik-baik saja setelah ini. Namun, Yoongi akan pastikan, ibunya akan hidup tenang tanpa harus melihat wajah ayahnya atau istri barunya.

Terlampau asyik dengan kegiatannya, Yoongi tak menyadari bahwa sejak tadi ada sepasang mata yang memperhatikannya dari tangga. Pemuda itu, Jimin akhirnya turun, "Telur itu akan berteriak, jika kau menusuknya terus".

Terusik, Yoongi menoleh dengan malas memperhatikan Jimin yang sepertinya baru saja mandi, karena rambutnya masih terlihat basah. "Tidak ada sarapan untukku?"

"Kedua tanganmu masih sehat", jawab Yoongi singkat. Gadis itu nampak sibuk dengan ponsel di genggamannya, hingga telur yang sudah tak berbentuk itu kini sudah tak disentuhnya. Jimin memperhatikan gadis itu lamat-lamat, merasa ada yang aneh. Apa karena masalah semalam, pikirnya. Namun, Jimin tak ambil pusing, karena seharusnya itu bukan menjadi hal aneh, mood Yoongi selalu seperti itu.

Mengendikkan kedua bahunya acuh, Jimin memilih untuk menyiapkan dua lembar roti yang nantinya akan ia oles dengan selai cokelat dan menuang segelas susu, lantas bergabung dengan Yoongi di meja makan. Jimin makan dengan tenang, sementara Yoongi masih betah menutup mulut. Jimin tahu Yoongi bukan tipe orang yang membuka pembicaraan, namun tetap saja ini terasa aneh. "Kau baik-baik saja?"

Begitu mendengar pertanyaan tersebut, Yoongi mendongak dan menatap Jimin dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Yoongi seolah ingin mengatakan sesuatu, namun ia tahu ini bukanlah saat yang tepat. "Aku baik", jawabnya singkat, kemudian kembali fokus pada ponselnya seolah tak ingin melanjutkan percakapan. Dari situ, Jimin tahu ada yang tidak beres. Sesi sarapan mereka ditemani suara kicauan burung yang begitu merdu, sehingga seharusnya hari terakhir mereka disini menjadi hari yang indah.

Hingga akhirnya, suara derap langkah membuat Jimin yang tengah mengunyah, menoleh dan mendapati Jungkook yang nampak sudah siap dengan kopernya, menuruni tangga. Yoongi yang masih diam itu hanya berperan sebagai pendengar, mendengarkan dan memperhatikan bagaimana Jimin mengajak Jungkook untuk sarapan bersama. Jungkook terlihat seperti biasanya, pemuda itu berbicara dengan semangat bersama Jimin membahas game dan bercanda.

Namun, hingga pagi ini Yoongi tidak bisa menghilangkan bayang-bayang kejadian semalam. Yoongi kalah telak dan Jungkook sama sekali tidak salah. Gadis itu akhirnya memilih mendengarkan musik sembari menunggu ketiga temannya siap, karena Yoongi benar-benar sudah tidak sabar untuk kembali. "Oh ya, apa semalam kau mendengar suara mobil? Apa kau keluar?", tanya Jimin secara tiba-tiba, dan Jungkook jelas menjawab tidak. Sementara Yoongi yang meskipun telinganya sudah tertutup airpod dan lagu yang cukup kencang, ia tetap mendengar, hanya bisa ikut menerka, bahwa suara mobil semalam adalah suara dari Seokjin.

Sweet Chaos [NEW VERSION]  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang