"Mantap banget ya view-nya?" tanya seseorang yang tiba-tiba berada di sampingku. Jonathan. Aku tersenyum dan mengangguk, terus menatap Juan dan Jayden yang tengah beradu urat perihal foto-foto.
"Masih ya, Ran?" Jonathan membuatku beralih. "Mata lo nggak bisa lepas dari si Jay," jelas Jonathan yang membuatku menyengir.
Aku terkekeh sembari menatap ke arah air terjun yang indah. Suasana di sini sangat segar sekali. Aku melirik ke arah Winter, Neena, dan Edrea yang juga tengah berfoto-foto. Kami sedang berada di Air Terjun Cobanrondo, omong-omong.
"Winter sama Neena masih keliatan ya galaunya," kataku. "Canggung banget mereka." Jonathan mengangguk dan menatap ketiga gadis itu. "Neena udah minta maaf ke lo, Jo?" tanyaku ketika mengingat omongan Neena yang kurang pantas kepada Jonathan.
"Udah. Gue juga nggak marah sih ke dia. It's okay gue bisa ngertilah posisi dia gimana."
"Bakalan kena pasal apa ya, Jo?" tanyaku.
Jonathan mengendikkan bahu. "Nah itu dia. Kita belum pernah belajar soal itu, tapi penyidik pasti bisalah tau pasalnya. Yang penting ini kasus bisa P-21 dulu, nanti urusan JPU lagi buat nentuin pasal berapa buat didakwakan. Semoga aja yang terberat," kata Jonathan. "Cowoknya Neena mau pake jasa om gue tau, tapi om gue tolak. Males ngebela orang aneh katanya."
Aku tertawa. "Si cowoknya Winter?" tanyaku.
"Nggak ada yang bisa menjerat dia deh kalau dia mau tanggung jawab. Kemarin bisa aja kena karena pemaksaan aborsi, tapi 'kan nggak jadi. Gue berharap sih mereka bisa ketemu yang lebih baik daripada mantan-mantan mereka. Terutama Neena."
Aku mengangguk setuju. "Neena udah dikasarin, diselingkuhin, tapi masih terima si Ray. Gue bingung Ray bisa berubah kayak gitu karena iri dengan kesuksesan temen-temennya."
Jonathan berdesis. "Cowok kayak si Ray itu emang nggak lebih dari sampah masyarakat, Ran. Lo tau nggak si Neena pernah didorong di gerbang belakang sampe ditolongin sama satpam, tapi satpamnya dimaki sama Ray. Aduh, kapan-kapan gue mau kunjungin dia sih."
Aku mengangkat kedua alisku. "Buat apa?"
"Buat nonjok dia." Jonathan menatapku. "Lo juga jadi cewek yang kuat, Ran. Jangan mau jadi pelarian si Jayden. Kalau dia macem-macem bilang gue biar gue habisin dia."
Aku tertawa. Baru saja aku mau mengelak, namun Juan dan Jayden serempak memanggilku. Aku sudah menolak hanya saja mereka memaksaku untuk berfoto-foto. Baiklah.
***
Tur kami dari kemarin hanyalah berputar-putar tempat makan, curug, atau pantai. Jangan lupakan Gunung Bromo yang menakjubkan! Benar-benar bertemakan wisata alam. Aku sebenarnya tidak tahu nama-nama pantai yang kami kunjungi karena ketebulan sekali pantai-pantai itu berdekatan dan sepi pengunjung. Sangat cocok untuk berdiam diri dan merenung.
Yah, tapi perjalanan menyenangkan telah berakhir —tidak begitu menyenangkan sih, namun sudah cukup menghilangkan setengah bebanku. Kami sudah berada di dalam kereta menuju pulang.
Tiba-tiba Jayden duduk di sebelahku. Aku menoleh ke arah Jayden. "Kok lo yang di sini?" tanyaku.
"Edrea yang mau. Dia mau minta ajarin aplikasi apa gitu ke Juan. Nggak paham," jawab Jayden. Aku hanya mengangguk kemudian kembali menatap pemandangan di luar.
Siksaan apalagi ini 15 jam di perjalanan dengan Jayden. Aku menahan nafas ketika mendapati Jayden yang tertidur di bahuku. Aku menatap ke arah wajah Jayden. Tanpa sadar telah menghabiskan waktuku untuk menatap lekat-lekat wajah lelaki tampan itu.
Tepat ketika lagu di telingaku terputar lagu yang dinyanyikan oleh Taylor Swift yang berjudul Enchanted. Nafasku seolah tertahan ketika memandangi fitur-fitur wajah Jayden. Alis yang tebal, mata yang tertutup membuat kesan polos melekat di wajah lelaki itu, hidung yang mancung, pipi tembam dengan lesung yang biasa timbul sehingga membuatnya semakin sempurna. Tak lupa bibir tebal yang memperindah ketampanan seorang Jayden.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow of The Moon
FanfictionRanaya Gisella Mahreen harus menelan pil pahit bernamakan patah hati tiap kali Jayden Ivander Diratama menitipkan barang untuk diberikan kepada Edrea Gauri Yudistia -teman dekat Rana di kampus. Rasa yang Rana pendam itu semakin terasa sakit ketika E...