36. Tasbih dan Alquran

54 11 1
                                    

Pedoman kehidupan yang sesungguhnya akan kuberikan sebagai hantaran untuk menjemput mu dengan restu Allah dan izin kedua orangtua mu.

Alfatih Husein Azrafnan
-Kulantunkan Surah Ar-Rahman untukmu-

Sepanjang perjalanan pulang Via mengucapkan hamdalah terimakasih atas nikmat hari ini yang Allah berikan. Hari ini banyak cerita yang akan Via simpan,  mengenal dan bertemu banyak orang baru dan bertemu teman semasa SMA yang sudah Via anggap sebagai sahabat.

Namun ada satu hal yang membuat Via overthingking, apakah teman-temannya baik-baik saja jika melihat Abi? Dan bagaimana dengan Fatih yang mempunyai trauma? Via ragu untuk berbicara kepada kedua orangtuanya.

Mobil sudah terparkir di garasi dengan rapih di samping mobil Ka Hani saat keluar dari garasi rasanya Via ingin kabur sekarang juga, Via melihat motor ka Ramdan. Alamak habis sudahlah, kamar yang sudah rapih akan kembali berantakan dengan para bocil.

Via menghembuskan nafasnya pelan-pelan, sabar ini ujian. Untung saja Via membawa oleh-oleh untuk keluarganya
Via segera masuk kedalam rumah tak lupa mengucapkan salam lalu bersalaman dengan Abi, umi dan kedua Kaka nya.

"Nih ada martabak kesukaan Abi dan pempek kesukaan ka Hani, buat lu ka Ramdan gak ada ya gua gaktau kalau lu mau main." ujar Via lalu kembali berjalan hendak menuju kamar.

"Gua pengen Cimory Via!!!" teriak Ramdan tidak terima.

Via tidak menanggapi ia terus berjalan, sudah rindu dengan kasur. Dan benar saja baru saja membuka pintu ia dibuat jantungan, tembok dan lantai banyak coretan krayon dan mainan. Kenapa dari banyak ruangan di rumah ini bahkan ada tempat bermain di belakang rumah kenapa harus di kamar Via? Kenapa!?

"Gadis, jangan ngajarin adek-adek nya buat berantakin gini dong. Kaka capek mau istirahat."  tegur Via tidak terima, tidak mungkin para bocil main disini jika tidak ada percampuran tangan orang dewasa.

Gadis, Hasbi dan Tia tertawa tanpa rasa dosa. Gadis mengatakan. "Kata bunda disuruh main disini. Sayang ponakan dapat banyak rezeki kata bunda."

Via menghela nafas kasar sudah dipastikan ini bukan keinginan para bocil bermain disini, yasudahlah Via mengalah. Ia meletakkan tas di atas kasur lalu kembali keluar kamar mencari keberadaan umi dan Abi nya.

Umi dan Abi sedang menonton tv, Via menghampiri dan duduk di samping nya. Pelan-pelan Via menceritakan bahwa teman-temannya mengadakan reuni, Zalan dan Syaidah mengabaikan tv lalu menoleh ke arah Via.

"Kamu takut ya? Gapapa, nanti kalau ada teman kamu kumpul disini Abi gak keluar kamar atau Abi pergi jalan dulu." balas Zalan lembut.

Via yang mendengar itu teriris hatinya.

"Gak Bi gakusah, Fatih bawa orangtua juga mungkin sekalian silaturahmi sama Abi." cegah Via secepat mungkin.

"Serius neng?" tanya Syaidah antusias.

"Serius mi, mungkin mau ada hal yang dibicarakan sama umi sama Abi. Jadi Abi gak usah ngumpet segala, itu tadi hanya ketakutan aku saja. Besok pagi aku mau belanja sama ka Ramdan ya Umi, Abi?" izin Via, Zalan dan Syaidah menganggukkan kepalanya pertanda setuju.


***

Pagi ini Via mengajak ka Ramdan untuk mengantar nya ke supermarket untuk berbelanja, Untung saja para bocil masih tidur capek bermain seharian terlelap hingga siang. Via meminta agar dirinya saja yang menyetir mobil namun Ramdan menolak mau tidak mau Via mengalah.

KULANTUNKAN SURAH AR-RAHMAN UNTUKMU [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang