Jika butiran debu dapat mengeluarkan air mata maka akan kuceritakan jika butiran kenangan adalah saksi dalam perjalanan hidupku.
-Alfatih husein azrafnan-
@nrmltk_
Cuaca yang sangat dingin sangat mendukung untuk melanjutkan mimpi, namun pagi ini Fatih tetaplah Fatih ia tetap bangun lebih awal meskipun bukan di pondok pesantren. Setelah selesai solat subuh Fatih meminta izin untuk keluar mencari udara pagi dengan berjalan kaki."Kamu tau nak jalannya?" Tanya Yusnia sembari berjalan kearah dapur.
Fatih menganggukkan kepalanya bukan 1 kali ia kesini namun sudah ada 3 kali, Tempat yang ingin ia tuju adalah ke pasar pudu, dulu saat Fatih kelas dua SMP ia sering ke pasar pudu bersama tetangga di samping rumah namun kemaren saat Fatih berniat silaturahmi ia hanya bisa bertemu dengan keluarganya saja. Yolan, ya namanya Yolan perempuan yang super duper cerewet sekarang sedang melanjutkan pendidikannya dengan mondok di Brunei darusallam.
Apa kabar ya Yolan? Semoga betah ya disana, pertemuan mereka waktu itu benar-benar terakhir bahkan Fatih tidak pernah saling berkabar. Baru saja ingat mengapa Fatih tidak mencari sosial medianya Yolan? Dengan cepat jarinya menyentuh aplikasi instagram lalu mengetik di ikon search, Seingat Fatih nama panjangnya Yolanda Afriska halmid. Fatih cari dan dengan mudahnya ketemu untung saja namanya tidak ribet, tanpa pikir panjang Fatih memfollow akun Yolan. Setelah itu Fatih menaruh kembali di saku celana.
Berlari kecil sembari menyapa setiap orang yang ia temui sudah menjadi kebiasaannya, satu kata yang dapat mendeksripsikan dirinya adalah ramah. Tanpa disadari pasar Pudu sudah di depan mata, hampir sama dengan pasar di Indonesia bukan hampir tapi sama persis yang ada di Indonesia hanya berbeda mata uang rupiah dan nominal saja. Jika di Indonesia rupiah dan di Malaysia adalah ringgit, satu ringgit sama dengan tiga ribu rupiah ya bisa dibilang lebih mahal dibanding Indonesia.
Fatih membeli beberapa sayuran, sebenarnya tidak disuruh oleh Ibunya namun hari ini Ia ingin memasak. Bukan hal yang asing lagi Karena di pondok pesantren setiap hari rabu dan kamis kebagian jadwal Fatih di dapur menyiapkan makanan untuk para santriawan.
Setelah berbelanja Fatih pulang, niat ingin memasak sayuran yang baru ia beli pupus sudah niatnya. Ibunya sudah memasak sarapan untuk mereka berdua akhirnya mau tidak mau Fatih simpan saja di kulkas lumayan stok buat besok.
"Kamu ngapain sih mau masak segala?" Tanya Ibu Fatih aneh dengan sikap putra semata wayangnya.
"Emang kenapa? Gak boleh? Perempuan doang gitu yang boleh masak?" Tanya balik Fatih, entahlah sudah keberapa kali Ibunya menanyakan hal seperti itu.
"Ya bukan seperti itu maksud Ibu, kamu kan laki-laki. Kodratnya laki-laki kan mencari nafkah masalah masak-masak gitu perempuan." Jawab Yusnia sembari mengambil nasi dari bakul.
Fatih meneguk air minum sebentar setelah airnya masuk, Fatih angkat bicara. "Apa kabar para chef yang laki-laki? Lagian bu masak itu laki-laki harus bisa juga. Kalau nanti istrinya sakit gimana? Ya jelas suami harus bisa masakin makanan kesukaan istrinya bukan istri aja yang harus masakin kesukaan suaminya. Ya memang kodrat laki-laki mencari nafkah tapi tidak ada salahnya kan bu sesekali?" Jelas Fatih panjang lebar membuat Yusnia berhenti makan sejenak.
"Hadeuh, yasudah lah seterah kamu. Gih makan setelah makan kamu boleh jalan-jalan ke tempat wisata." Ujar Yusnia.
"Beneran Bu? Alhamdulillah ya Allah. Sama Ibu ya." Ajak Fatih sangat senang.
"Sendiri aja, Ibu mau kerja nanti sekalian antarkan Ibu dulu ya," Balas Yusnia.
Fatih menghembuskan nafas pasrah lalu ia memulai makannya, Ia ingin jalan-jalan bersama Ibunya karena hanya Ibunya yang ia miliki satu-satu nya harta yang paling berharga sangat berharga. Namun Fatih memaklumi menjadi sosok Ibu sekaligus tulang punggung keluarga bukanlah hak yang mudah namun demi anak semua akan dilakukan. Jika seperti ini Fatih ingin berpindah sekolah, Andaikan saja boleh namun Ibunya tak mengizinkan Fatih menetap di Malaysia.
***
Akhirnya Fatih sampai di wisata menara kembar Kuala lumpur yang terletak di Kuala lumpur tepatnya di kota nya. Sudah beberapa kali mengujungi wisata menara kembar kuala lumpur ini namun kali ini Fatih merasa berbeda.
Menara Petronas atau Menara Kembar Petronas (bahasa melayu: 'Menara berkembar petronas') di Kuala Lumpur, Malaysia adalah sepasang menara kembar yang pernah menjadi bangunan tertinggi di dunia pada tahun 1998-2004, sebelum dilampaui oleh Burj Khalifa dan Taipei 101. Namun, kedua menara ini masih merupakan pencakar langit kembar tertinggi di dunia pada abad ke-20. Menara Kembar Petronas memegang gelar sebagai bangunan tertinggi dari tahun 1998 hingga 2004 berdasarkan pengukuran dari lantai pintu masuk utama sampai struktur atas, menurut referensi ketinggian asli bangunan yang digunakan oleh organisasi internasional Dewan bangunan tinggi dan habitat urban sejak tahun 1969 (tiga kategori ketinggian tambahan diperkenalkan ketika menara ini hampir diselesaikan pada tahun 1996).
Ini pict asli ya, kalau kurang jelas maafin🙏
Kalau yg ini dapat dari pinterest, jadi lebih bagus dan kelihatan semuanya.
Yey update! Maafin sekarang lama banget updatenya🙏 Gimana sama chapter ini? Gak ada yang seru kayanya sama chapter ini👻 Oke jangan lupa vote&komen nya! See you next chapter🙌❤ typo? Tap langsung komen!
Cikarang, 30 April 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
KULANTUNKAN SURAH AR-RAHMAN UNTUKMU [END]
RomanceKedua insan yang saling menyukai satu sama lain namun memilih untuk memendam, sampai pada akhirnya mereka dikejutkan dengan satu hal dan dibuat dilema. Fatih namanya laki-laki yang berjuang keras untuk melupakan masa lalu yang membuatnya terbelenggu...