12. Semoga yang terbaik

1.2K 68 12
                                    

Rasanya melepas suatu impian yang di dambakan sejak dahulu itu sulit.
Tapi... Aku sadar keinginanku hanya sebatas ego. Jika memang ini yang terbaik untuk semuanya. Aku ikhlas.
-Alivia Salsabila-

-Kulantunkan surah ar-rahman untukmu-
@nrmltk_

Setelah 3 jam lamanya Via sadar dari pingsannya. Zalan yang sedang mengenggam tangan sang putri bungsunya sangat bersyukur saat merasakan ada pergerakan. Zalan melepaskan sebentar lalu bersujud syukur bahkan sangat lama, Via yang melihat hal itu hatinya terenyuh tanpa disadari air matanya menetes.

Yang selama ini Via anggap posesif nyatanya tidak apa yang Via pikirkan. Sebegitu sayangnya abi kepada dirinya, seumur-umur Via belum melihat abi menangis baru kali ini Via melihat.

"Alhamdulillah ya Rabbi!" ujar Zalan mengenggam tangan putrinya.

Sebenarnya Via ingin menangis, namun rasa kesal masih menggelora Via yakin setelah ini akan disuruh berhenti dari eskul basket. Matanya sudah berkaca-kaca namun sebisa mungkin ia tahan.

"Gimana udah enakan?" tanya Zalan sangat tulus tidak ada paksaan dengan unsur menjadi baik ketika anak sakit agar anak tersebut cepat sembuh. Sungguh tidak ada unsur seperti itu.

"Alhamdulillah sudah abi." jawab Via

Via sangat canggung tidak biasanya seperti ini. Ia masih teringat insiden tadi pagi rasa bersalah pun menyeruak di dalam dirinya. Via menatap langit-langit rumat sakit ia harus melakukan apa? Ingin sekali mengatakan berhenti dan mengikuti apa kata abi, namun ia tak bisa.

"Nak." panggil Zalan sembari mengenggam tangan putrinya.

"Iya abi?" sahut Via menoleh.

"Abi mau ngomong. Tapi jangan marah ya?" Via mengangguk, sudahlah Via sudah pasrah mau tidak mau ia harus siap.

"Abi mohon kamu keluar dari eskul basket boleh? Abi hanya ingin yang terbaik untuk kamu nak, kalau kamu berfikir abi pilih kasih itu salah besar! Abi ingin kamu menjadi wanita shalihah. Abi tahu kamu menutup aurat akan tetapi kamu tahu? Berpakaian akan tetapi telanjang? Memakai kerudung tetapi masih kelihatan lekukan badannya?" tutur Zalan lembut.

Via menghela nafasnya matanya berkaca-kaca air matanya hampir luruh jika tak ditahan, Via tersenyum lalu mengangguk.

"Bismillah abi, jika dibilang berat? Berat banget abi ini impian Via dari kecil. Abi inget kan saat Via bercerita tentang impian?" tanya Via, jatuh sudah air matanya ia benar-benar tidak bisa menahannya.

"Abi!!!" panggil Via, Zalan yang sedang membaca koran menoleh.

"Ada apa putri abi sayang?" tanya Zalan lembut, mensejajarkan badannya  lalu mengecup kening sang putri.

Via kecil naik keatas sofa duduk di samping abi. "Via boleh cerita gak?" Zalan sungguh gemas ia mengangguk.

KULANTUNKAN SURAH AR-RAHMAN UNTUKMU [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang