2.Mencari yang sebenarnya

2.4K 127 23
                                    

Jika mereka bilang aku sangat sia-sia membuang waktu ini, namun aku katakan pada dunia!
bahwa tidak ada yang sia-sia! Jika sekalipun harus nyawa yang dikorbankan aku bersedia!

Alfatih husein azrafnan
@nrmltk_

Keringat bercucuran di dahi sang pemilik wajah hitam manis terlihat begitu jelas, kepanikan di wajahnya juga terlihat jelas. Nafas yang tak beraturan sangat terdengar rasa pusing itu datang menyergapnya rasanya ingin terjatuh namun dengan sekuat tenaga ia tahan.

Seringai tawa lawan di depannya makin jelas suara tawanya menggelegar seisi ruangan, ingin sekali rasanya Fatih melawan namun rasa trauma ini kembali menyergap di waktu yang tidak pas.

"Sok-sok an lu mau jadi pahlawan! Baru gini aja trauma lu udah kambuh. Hahaha." Tawa nya sangat Fatih benci kakinya ingin sekali menendang namun Fatih benar-benar tidak bisa rasa lemas menyerang.

Bugh

Sebuah balok menghantam tepat di bahunya membuat Fatih jatuh tak sadarkan diri. Baru saja Fatih ingin diseret sebuah tendangan yang amat menyakitkan hingga terpental begitu jauh.

"Mau jadi pahlawan juga lu? Lu s-siapa argh." Rancaunya saat Via menyikut kedua bahunya lalu menendang tepat di bagian dada.

Via dengan segera melarikan diri setelah Fatih aman sudah dibopong oleh Fasya dan Fatah. Dengan segera mereka semua menaiki mobil Diana, membawa Fatih ke rumah sakit, pukulan balok tepat di bahu lumayan parah ditambah luka yang ada di wajahnya.

Di sudut ruangan itu ia kembali merancau sembari bersumpah serapah.

"Cewek gila! Fatih lu selamat kali ini tapi jangan harap buat besok! Bajingan! Gara-gara lu ini semua!" Teriaknya tak memperdulikan dada dan bahunya yang sakit.

Di lorong rumah sakit semuanya sangat khawatir terlebih Via dia sudah hampir menangis.

Fatah dan Fasya membantu perawat mendorong brankar menuju ruang UGD kondisinya sangat lemah perlu memerlukan pemeriksaan yang lebih intesif. Pintu ruangan telah ditutup mereka semua tidak di ijinkan masuk ke dalam ruangan, mereka semua duduk di bangku yang telah di sediakan dengan pikiran yang cemas pastinya.

Diana merangkul bahu Via, Dirinya pun terheran mengapa Via bisa sampai ingin menangis seperti itu? Via yang notabennya anak baru di sekolah itu seolah-olah udah kenal Fatih lama. Malas memikirkan itu dan menanyakannya, Diana mengusap punggung Via guna memberi semangat.

"Vi, udah jangan sedih ya. Kita semua ngerasain hal yang kamu rasain, doain semoga gak terjadi apa-apa." Ujar Diana diberi anggukan oleh Via, dirinya mengangkat kepalanya lalu tersenyum.

"Sebenernya ada apa Fatih datang kesana? Dan dia siapa?" Tanya Via matanya menuju kepada Fasya dan Fatah, mereka saling tatapan seolah-olah saling tunjuk menunjuk untuk menceritakan. Fasya menghela nafas lalu memulai ingin menceritakan.

"Jadi Fatih i---" Baru saja ingin menjelaskan datang sepupunya yang tak lupa dengan suara toanya. Via mengeryitkan dahinya pikir Via adalah pacarnya.

KULANTUNKAN SURAH AR-RAHMAN UNTUKMU [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang