30. Holiday

1.9K 83 14
                                    

Bukan tak ingin memperjuangkan tapi bukankah laki-laki dinilai dari sikapnya? Bukan hanya banyak berbicara?

Alfatih Husein azrafnan

@nrmltk_

Setelah terjadi perdebatan dan musyawarah yang panjang akhirnya deal untuk holiday setelah UKK tempat tujuannya ke Bandung. Sebenarnya Via malas mengikuti namun ternyata mereka mengundang alumni yaitu ka Dimas dan ka Syifa dan ka Ramdan diundang oleh ka Dimas untuk mengikuti acara ini. Dimas dan Ramdan satu universitas namun tidak dari SMA yang sama.

Via malas mengikuti, ia sedang mencoba menjaga jarak dengan teman-temannya Via masih belum bisa beradaptasi kembali entah karena malu atau takut atau karena sebal dengan prilaku temannya saat itu.

"Ka, Fatih ikut?" tanya Via sembari menggoyangkan bahu Kaka nya sebab sibuk dengan gamenya

Ramdan menoleh lalu mengangguk.

"Aku gak mau ikut." ujar Via, sukses membuat Ramdan menghentikan game nya.

Ramdan menghela nafasnya kasar ia tahu permasalahan yang terjadi di antara kedua keluarga namun tidak bisa menjadi seperti ini, bagaimana bisa membangun hubungan yang baik antar dua keluarga jika salah satunya masih menjauh.

"Vi dengerin gw, kenapa harus ngejauh? Lu gak salah kan? Gw paham yang salah disini Abi, tapi apa gak bisa lu bantu Abi buat memperbaiki masalalu nya? Dengan cara lu ngejauh gini gak akan kelar masalahnya. Keluarga Fatih makin benci yang ada, paham gak?"

Via membenarkan ucapan kakanya, tapi Via binggung sendiri mengapa ia sulit untuk beradaptasi kembali. Apa karena Via menaruh rasa dan harapan kepada Fatih? Entahlah.

Ramdan yang melihat gerak gerik adiknya berbeda, tersenyum simpul ia paham.

"Lu suka ya sama Fatih?" tebak Ramdan membuat Via terkejut dengan pertanyaan kakanya.

Terlihat salah tingkah, Via mencoba menghilangkan rasa salah tingkah tersebut dengan memalingkan mukanya sebentar lalu menarik nafas.

"Apaansi! Gakjelas!" balas Via sebal dengan pertanyaan tersebut.

Ramdan makin ingin meledeknya. "Gw tau kok gimana bahasa orang lagi jatuh cinta HAHAHA." ledek Ramdan lalu segera berdiri mengambil ancang-ancang untuk berlari saat melihat Via mengambil bantal untuk menimpuk dirinya.

Via tersenyum getir, rasanya untuk berdamai dengan keadaan sesulit ini. Rasanya untuk mencoba tersenyum lebar tanpa beban dan paksaan dari manapun sesulit ini. Tanpa Via sadari air mata menetes tanpa meminta izin kepadanya, Via seperti lain di mulut lain pula di hati di mulut. Via bisa berkata ikhlas menerima keadaan seperti ini namun di hati Via sangat berontak.

Via menghapus air matanya lalu berjalan ke kamarnya untuk mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa. Tidak sengaja Via menemukan foto masa kecilnya kurang lebih umur 3 tahun foto dimana anak kecil yang sedang tertawa lebar dipangkuan sang ayahnya.

Lemah sekali. Melihat foto saja kembali meneteskan air mata, Via rindu pada Abinya mau bagaimanapun Abinya tetaplah surga bagi Via. Rindu Omelan Abinya yang berujung nasihat kebaikan untuk dirinya.

_________

Mentari kembali menampakkan dirinya menampakkan dirinya sangat sempurna tidak malu-malu. Aktivitas setiap umat manusia kembali seperti biasa, halaman rumah Via sudah ada anak-anak yang standby sedari tadi sudah Via pastikan suara yang sedari tadi tidak bisa diam adalah suara Bila.

KULANTUNKAN SURAH AR-RAHMAN UNTUKMU [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang