29. Ikhlas

1.2K 69 8
                                    

Salah satu hal yang tersulit dalam hidupku adalah mengikhlaskan cinta pertama ku.

Alivia Salsabila

Hari ini mentari bersinar sangat cerah namun tidak dengan keluarga Via mereka semua merundung sejak kemarin malam termasuk Syaidah. Tidak pernah terpikirkan dalam benaknya jika harus terjadi seperti ini dan mengikhlaskan, Namun Syaidah tidak boleh lemah seperti ini ada anak-anak nya yang membutuhkannya.

Setelah melewati persidangan kini Zalan resmi di masukkan ke dalam jeruji besi selama 15 tahun, keluarga korban menuntut terlebih Yusnia. Via semalaman tidak bisa tidur ia menangis tak henti-hentinya, memang dari awal Via sempat kecewa terhadap Abinya namun tidak sampai terpikirkan jika Abinya harus mendekam di jeruji besi selama 15 tahun.

"Umi, bisa gaksih kita bebasin Abi!" rengek Via dengan suara yang serak begitupun matanya yang sangat sembab.

Syaidah menggelengkan kepalanya, "sutt kamu bicara apa? Kamu tahu? Keluarga Abi nolak keras termasuk kake Jerhi tapi Abi gak mau karena Abi mau menebus semua kesalahannya."

Bahu Via melemas mendengar hal itu mau bagaimanapun Zalan tetap surganya. Sesakit apapun hati Via ketika mengetahui berita tersebut tidak ada yang menandingi rasa sakit ketika melihat sang ayah memakai baju tahanan. Namun Via harus bisa menerima keadaan dan ikhlas.

Via mengambil kacamata hitamnya lalu ikut masuk kedalam mobil dan duduk di bangku samping supir, kake Jerhi yang menyetir mobil tersebut. Meskipun sudah bertopeng, Via tidak bisa menyembunyikannya tetap saja Via membuka kacamatanya dan menangis kembali hingga terisak.

"Nak," panggil Jerhi, menyetirnya sedikit teralihkan namun Jerhi harus tetap profesional. Ia membawa beberapa nyawa di dalam mobilnya.

Jerhi melepaskan rangkulan tangan yang berada di pundak cucunya ia kembali fokus menyetir, keselamatan kini nomor satu. Jerhi paham perasaan cucunya sekesal apapun sedendam apapun sebenci apapun seorang anak terhadap orangtuanya tetap Ayah dan ibunya adalah surga baginya. Meskipun sempat kecewa atas berita yang beredar, seorang anak tetap mencintainya layaknya seorang Ayah yang selalu bersedia siaga untuk keluarganya.

Via menatap ke depan dengan tatapan yang sangat kosong, seperti tidak ada tujuan hidup. Bahkan Via saja masih gengsi untuk meminta maaf atas semua kesalahan yang Via perbuat kepada Abinya namun belum sempat Via meminta maaaf kini Abi sedang menjalani hukuman.

_______

Di ruangan kecil nan sederhana ini keluarga kecil yang sedang menumpahkan rasa rindunya selama kurang lebih 12 tahun mereka terpisah. Rudi memeluk istrinya sangat erat tak kuasa untuk menahan tangisan, Rudi menangis terharu akhirnya ia bisa dipertemukan kembali oleh keluarganya.

Rudi melepas pelukan tersebut, dan melihat ke arah putranya yang sedari tadi diam entah karena apa. Tapi Rudi yakin pasti putranya kecewa setelah mendengar cerita bahwa kecelakaan itu bukan murni karena hal kelalaian namun ada rasa dendam yang membara.

"Fatih, kamu gak kangen sama ayah? Padahal kamu yang antusias mencari semua tentang ini." ujar Yusnia namun Fatih masih diam.

Jujur Fatih kecewa setelah mendengar cerita dari ayahnya bawa kecelakaan itu tidak murni karena hal kelalaian. Dan sangat lemas ketika mendapatkan kabar bahwa Abi Zalan di tahan selama 15 tahun, seharusnya Fatih puas karena masalah ini clear tapi tidak! Sama sekali Fatih tidak merasakan puas Fatih turut sedih mendengar kabar itu.

Fatih tahu hal ini sangat rumit, Fatih mendadak kelu saat ingin mengutarakan kepada kedua orangtuanya untuk pindah sekolah namun Fatih ingin menenangkan dirinya terlebih dahulu. Fatih juga ingin sembuh dari rasa trauma ini Fatih sudah cape minum obat ketika trauma itu kambuh dan sudah cape untuk terapi menyembuhkan rasa trauma tersebut.

Kini salah satu penyebab yang membuatnya trauma sudah kembali, apakah Fatih bisa untuk memperbaiki memori ingatannya? Kadang saja melihat sosok Ayahnya masih tidak percaya.

Fatih menyudahi lamunan itu, ia menoleh ke arah ayah dan ibunya lalu mengajak untuk berpelukan bersama. Tidak henti-hentinya ia mengucapkan syukur Alhamdulillah atas nikmat yang Allah berikan dari semua masalah satu persatu Allah bongkar.

Setelah berpelukan, Fatih kembali duduk di tempat semula. Ia mencoba menata nafasnya agar bisa berbicara tentang hal yang ingin ia sampaikan.

"Ayah, Ibu. Boleh Fatih minta satu hal?" tanya Fatih dengan serius. Yusnia dan Rudi mengeryitkan dahinya binggung. Kenapa jadi seriu seperti ini?

Yusnia dan Rudi mengangguk.

"Aku mau pindah sekolah boleh?" tanya Fatih membuat mereka berdua terkejut bukan main.

Rudi menatap Fatih, yang ditatap hanya bisa menunduk. "Kenapa kamu tiba-tiba minta hal ini? Alasannya apa?"

"Aku pengen menyembuhkan diri aku dengan mencoba melupakan segala hal yang ada disini. Yah, Bu." balas Fatih dengan nada pelan dan masih menunduk.

Yusnia memijat pelipisnya, ekonomi saat ini tidak seperti dulu saat Rudi masih disamping mereka. Smait Al-Amin beserta biaya pondok pesantren tidak murah, dan tanggung hampir selesai menjalankan semua kegiatan di sekolah maupun di pondok pesantren. Tinggal satu tahun lagi, namun Fatih meminta pindah?

Yusnia melirik Rudi dengan tatapan yang berbeda seakan-akan mengatakan. Jangan turuti permintaannya. Rudi paham maksud istrinya ia menganguk.

"Nak." panggil Rudi, detik itu pula Fatih mendongakkan kepalanya Rudi meraih kedua tangan Fatih digenggam nya tangan Fatih.

"Bukan kami tidak mau, akan tetapi biaya kamu di sekolah SMA dan di pondok pesantren tidak murah. Lagipula tanggung nak, satu tahun lagi." balas Rudi.

Fatih mendesah kecewa matanya sudah berkaca-kaca. Ia memang masih ragu akan tetapi entah kenapa ketika mendapat penolakan dari kedua orangtuanya Fatih sangat kecewa.

Fatih memalingkan mukanya menahan air mata yang ingin keluar jari jemarinya saling bertautan dan tiba-tiba pusing menyerangnya, sepertinya kambuh.

"Yah! T-to--l-ong----"

Rudi dan Yusnia panik ketika melihat putranya kambuh. Dengan cepat Rudi berdiri dan berlari ke dapur untuk mengambil obat Yusnia memeluk anaknya dan mencoba menenangkan.

"Ini, pelan-pelan minumnya nak." ujar Rudi lalu menuntun Fatih memasukan obat ke dalam mulutnya beserta air putih.

Setelah obat dan air utuh masuk ke dalam mulutnya, Fatih bersandar di sofa mencoba menenangkan dirinya. Badannya masih mengeluarkan keringat dingin yang berlebihan dan kepalanya masih sedikit pusing ia mencoba memejamkan matanya.








Hallo! Aku update hehew maaf ya lama sedikit revisi dan lagi ulangan hehe, kalian gimana nih ulangannya? Semangat ya! Jangan lupa belajar❤️

Maaf sedikit😟 maaf juga kalau gak ngefeel pokoknya aku minta maaf sama kalian kalau cerita ini gak sempurna. Tapi aku selalu berusaha untuk cerita ini 😭❤️

HAPPY READING'S ❤️❤️

Don't forget coment and vote ❤️🤙

I hope you like it❤️🤙

SEE YOU NEXT CHAPTER


CIKARANG, 13 Desember 2021


@nrmltk_

KULANTUNKAN SURAH AR-RAHMAN UNTUKMU [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang