Prolog

1K 45 5
                                    


Kudatang membawa peralatanku, dibawah teriknya matahari tidak mengganggu mereka yang sedang berlibur disebuah taman kota, hari ini adalah hari minggu bertepatan aku untuk mengrefresingkan otakku. Hirup piruk kota jakarta membuat diriku jenuh, aku yang biasa tinggal di desa dengan pemandangan kebun kebun teh. Namun sejak 2 tahun berubah, aku harus pindah ke jakarta mengikut kedua orang tua ku yang sedang menjalankan bisnisnya.

Hari semakin panas aku tetap duduk dikursi sambil menikmati angin sepoy sepoy. Canvas ku sudah berterbangan namun tidak ada satupun karya yang ku lukis disini. Sayang seribu sayang aku membuang waktuku percuma cuma.

Dughhh...

" anjing lu kenapa selalu jadi perusak kebahagian orang tua gue sih."

" LU SAMPAH!!!."

" LU ANAK YANG GAK TAU DIRI!!!."

" LU ANAK HARAM."

" LU ANAK PELACUR ANJING, MATI AJA LU BRYAN."

Fokusku terpecah ketika mendengar kegaduhan yang tak jauh dari ku mencari asal suara tersebut, ternyata 2 sosok lelaki yang sedang beradu tojos. Disana juga sudah ramai para warga atau pengunjung yang sedang menyaksikan perkelahian tersebut, Aneh bukan dipisahin malah jadi bahan pertontonan. Namun rasa penasaranku mulai bergejolak karena aku melihat sosok pria yang sedang terkapar ditanah yang tak asing dipenglihatanku, kenapa dirinya tidak melawan bukankah lelaki jika berantem akan saling pukul.

Akupun menghampiri kerumunan tersebut, dan betapa terkejutnya aku sosok pria yang sudah babak belur tersebut ternyata Bryan Alaska. Sosok pria yang selama ini menyimpan banyak sekali misteri didalam dirinya.

" bryan." Panggilku.

Lalu bryan menoleh diikuti oleh pria yang sedang menghajarnya dengan tatapan dingin." OHHH SI ANAK HARAM INI SEKARANG UDAH PUNYA TEMAN? HEH CEWEK!! LU GAK PANTES DEKET SAMA DIA, DIA GILA, DIA SAKIT JIWA, DIA PEMBUNUH."

Terkejut.. sungguh aku terkejut, lagi lagi aku menatap bryan, Namun ketika bryan menatapku balik, aku melihat banyak sekali luka dan duka serta beban yang dirinya pikul entah aku dapat merasakannya hatiku seperti tersayat.

" lena... pergi." 2 kalimat yang bryan ucapkan, dirinya berusaha beranjak dari tanah.

" PERGI LU SEMUA ANJING." Teriaknya.

Jujur baru pertama kali melihat bryan seperti ini, tunggu lelaki itu juga pergi. Ya lelaki yang menghajar bryan habis habisan tadi.

" HEH BANGSAT URUSAN KITA BELUM SELESAI." Teriak bryan.

Lelaki itu tak menoleh sedikitpun. " BAJINGAN LU, BANGSAT, ANJING, BABI."

tiba tiba bryan meluruhkan dirinya ke tanah, dan aku mendengar suara tangisan. Tangisan yang berasal dari bryan, Oh tuhan aku baru pertama kali melihatnya serapuh ini, aku tidak tau masalah apa yang dideritanya. Kalo aku boleh milih lebih baik bryan menjadi sosok yang dingin bak kutub utara.

Aku memghampirinya. " bryan are you oke?." Bodoh kenapa pertanyaan itu yang lu keluarin alenna.

Kuusap punggungnya dan membantunya berdiri." Bryan." Panggilku.

" Lena, saya capek." Ucapnya.

" Kapan saya sembuh? Berapa banyak obat yang harus saya minum. Berapa puluh juta yang harus mereka keluarkan untuk saya lena."

" Saya??." Gumamku.

" Lena, jawab saya." Bentak Bryan.

" Astaga bryan kenapa sih." Kesalku.

Jujur aku seharusnya tidak boleh berkata seperti itu.

" Bahkan kamu? Yang selalu disamping saya aja tidak taukan kapan saya sembuh! Lena saya minta kamu pergi dari hidup saya."

" Bryan maksud kamu." Tanyaku, Demi tuhan omongan bryan semakin melantur.

" Kamu pergi dari hidupku, kita harus sepeti orang asing tak pernah bertemu."

" Karena tuhan mentakdirikan diri saya sebatang kara. Puas kamu!! Apalagi kamu menyaksikan pria yang memukuli saya." Aku diam membisu. Sepertinya bryan.

" astaga tidak mungkin." Batinku monolog. Aku terdiam namun tiba tiba bryan membawaku kepelukannya, bryan memeluk ku begitu keras sehingga aku tidak bisa nafas.

" Mereka jahat len, saya dari kecil gak pernah diberikan kasih sayang, mereka hanya fokus sama dion,mereka lupa kalo mereka itu punya 2 anak kembar." Isaknnya begitu memprihatinkan.

Kembar? Berarti lelaki yang tadi memukuli bryan adalah kembarnya.

" saya pikir saya memiliki keluarga yang lengkap ternyata? Saya tau kebohongan yang selama ini mereka rahasia kan."

" saya bukan anak kandung keluarga alaska, saya anak haram, saya anak perusak hubungan mereka."

Kubiarkan bryan mengungkapkan semua, satu fakta yang baru kutemui.

" Saya lahir ga normal, saya cacat mental, saya cacat, saya penyakitan."

" Dokter bilang umur saya tidak akan lama alenna." Kupandangi wajah yang begitu tampan dan kokoh serta hidung mancung, darah bule mengaliri didalam diri bryan. Namun siapa sangka dibalik parasnya yang tampan serta fisiknya yang hampir sempurna bryan menyimpan sejuta kisah pilu tentang hidupnya.

Aku meraih kepalanya dan ku tempelkan keningku ke keningnya. " Hey... kamu gak boleh bilang gitu, dokter hanya memperediksi namun semua kembali lagi kepada sang pencipta yang mampu menentukan maut."

" len.." lirihnya semakin kecil.

" iya." Sahutku.

" jika saya telah tiada tolong sampaikan salam dan permintaan maaf saya kepada nyonya Laras."

Aku terdiam lalu kutatap wajah bryan yang sendu dan sedikit pucat serta luka yang masih basah." Nyonya laras ? Ibu mu?." Ucapku pelan.

" iya, Walau saya bukan darah dagingnya tapi beliau membesarkan saya dengan uang yang berlimpah, belum lagi penyakit saya yang suka kambuh kambuhan ini."

" Bryan." Panggilku.

" Kamu engga akan pergi, Kamu disini sama aku." Sambungku.

SIAPA YG JDI ALENNA WKWKWK

BRYAN ( THE ALASKA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang