Sinar mentari yang menembus daun-daun
Novel romansa yang kita selami
Sayangnya ini bukan kisah berakhir indah
_____
Setelah merencanakan dan menulis destinasi wisata yang akan kami kunjungi, Cio dan aku memutuskan untuk piknik di hari minggu yang cerah ini. Aku mengenakan dress putih tulang selutut dengan sepatu pantopel hitam. Kali ini, aku mengikat rambutku menjadi dua dan membuntalnya. Tak lupa kukenakan beberapa aksesoris sebagai pemanis.
"Semangka, cek. Anggur, cek. Nanas, cek. Minuman kaleng, cek. Snack, cek." Aku mengecek makanan yang telah Cio dan aku beli. "Pastry, cek. Apalagi ya? Kayanya udah cukup deh."
Aku mengedarkan pandangan, mencari sosok Cio di sekitar. Tak kutemukan, aku berpikir untuk segera menuju mobil saat tiba-tiba seseorang memanggil namaku. "Aira," panggil Cio dengan senyum yang tak pernah absen dari wajahnya. Dari belakang tubuhnya, Cio menunjukan seikat bunga krisan berwarna kuning, ungu, dan putih. "For you?"
Ia memberikan bunga itu padaku.
"I like your outfit today. And i think, it will be perfect with flowers." Senyum Cio tambah lebar, lelaki itu kemudian meraih tas belanjaanku dan membawakannya ke dalam mobil. "Ayo jalan, Ra, nanti takut keburu siang."
Aku segera masuk ke dalam mobil.
Hari minggu itu jalanan tampak lebih lenggang, mobil Cio bergerak cepat melintasi jalanan bebas hambatan. Di dalam mobil, ia memutar playlist lagu-lagu romantis manis. Hingga lagu ILYSD milik LANY berputar.
Kepala Cio mengangguk mengikuti ketukan lagu. "Ain't never felt this way," Cio menyanyikan lirik awal lagu tersebut.
Can't get enough so stay with me
It's not like we got big plans
Let's drive around town holding hands
Cio menoleh menatapku sembari menyanyikan, "And you need to know, you're the only one, alright, alright."
And you need to know
That you keep me up all night, all night
Sampai pada course, kami bersama-sama menyanyikan penggalan,
Oh, my heart hurts so good
I love you, babe, so bad, so bad, oh
Oh, my heart hurts so good
I love you, babe, so bad, so bad
Tawa pecah dari kami, aku membuka sedikit kaca mobil membiarkan wajahku di terpa angin. Kakiku kuhentak-hentakan mengikuti lagu yang masih berjalan. Cio masih menyanyikan lagu-lagu itu, sedangkan aku memandangi dan menikmati pemandangan sepanjang perjalanan. Hari minggu itu dimulai dengan amat baik, sampai aku merasa cukup dengan ini.
Tak memakan waktu lama, aku dan Cio sampai di taman tempat kami piknik. Cio membawa beberapa perlengkapan piknik yang sudah kami siapkan, sedangkan aku membawa makanan yang telah di beli tadi. Kami memilih tempat di bawah pohon rindang dengan pemandangan danau buatan dan jejeran pohon. Terlihat juga beberapa pengunjung yang tengah berpiknik bersama keluarga ataupun pasangannya.
Aku dan Cio menggelar picnic blanket; menyusun buah-buah, pastry, dan makanan lainnya. Rencana kami berpiknik adalah membaca novel bersama-sama sembari menikmati pemandangan hijau di tengah kota ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
membulan
Teen Fictionforme d'amour series #1 mem·bu·lan [v] menyerupai bulan; // Ada benang merah antara angkot, jodoh, dan plastik seperempat. Aira tahu akan hal itu, tapi ia tidak pernah tahu, akhir apa yang akan membawanya. // copyright © annisacahyanisurya, 2020