= kayanya beneran jodoh deh =

25 3 0
                                    

Aku tidak mengerti dengan cara kerja semesta

Disaat aku berencana untuk melupakanmu

Kau malah kembali hadir di kehidupanku

_____

Ra, gue tunggu di deket gerbang ya
(4.40 PM)

Iyaa, maaf yaaa bisa-bisanya gue ngaret T__T
(4.40 PM)

Santai
(4.41 PM)

Setelah mendengar lagu yang relate dengan kehidupan percintaanku aku ketiduran sampai hampir telat untuk datang ke acara pensi. Aku bahkan tidak sempat memilih outfit yang bagus: hanya menggunakan denim jeans dan sweater berwarna kuning dengan motif sunflower di tengahnya. Kugunakan sneakers agar bisa berlari. "Kenzie!"

Kenzie melambai dari dekat gerbang. "Kenzie, Ma—" Nafasku tergesal karena berlari sekencang mungkin. Badanku terasa panas, tenggorokanku sangat kering seperti padang masy--pasir.

"Lu ngga lari dari rumah, kan?" Kenzie bertanya asal.

"Nggak lah."

"Nih minum dulu." Aku langsung menenggak air mineral yang diberikan Kenzie. Memang cuma Kenzie yang paling ngerti. Air yang mengalir di kerongkonganku sangat menyegarkan. Kutandaskan air itu hingga setengah botol. "Ah!" Setelah selesai kuelap bibirku dengan punggung tangan.

Kenzie tersenyum melihat tingkahku. "Udah?"

"Bentar, gue harus touch up." Aku mengeluarkan cermin dan liptint dari dalam sling bag. Tak lupa kusemprotkan parfum ke bajuku. "Lo ilffil ngga sih liat gue, Ken?" Aku melirik Kenzie.

"Banget, Ra."

"Yeh Kenzie bisa aja." Aku tertawa seraya merangkul lengan Kenzie. "Bercanda, kan?"

Kenzie diam.

Aku melepaskan lengan Kenzie, lantas menunduk. "Maaf ya Ken."

Kenzie malah ngakak. "Ngga lah, gue juga begitu. Kesel aja lu udah telat malah sempet-sempetnya touch up, tapi gue maklumin lah." Kenzie menggandeng lenganku, lantas mengajakku untuk masuk. "Well, karena lu tadi telat, lu harus jajanin gue pokoknya. Okey, Ra?"

"My pleasure."

"Btw, gue mau ngenalin temen gue ke lu, Ra," Baru aku mau bertanya, Kenzie mulai melambai pada seseorang sambil memanggil, "Cio!"

Aku lantas mengikuti arah pandang Kenzie. Dan betapa terkejutnya aku dengan hal yang aku lihat.

Dia ... Jodoh!

Perasaan yang aku rasakan sore itu campur aduk: aku bingung, aku senang, aku juga sedih. Jantungku berdebar cepat, entah karena efek berlari tadi atau efek dari senyuman jodoh yang baru saja ia lemparkan padaku. Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Apa ini sungguhan atau jangan-jangan ini hanya sebuah mimpi? Ya ampun, tadi aku habis minum, aku harus bangun kalau tidak aku akan ngompol. Ayo Aira bangun dari mimpi ini!

Aku membuka tutup mataku, menampar-nampar pipiku kencang, tapi semua itu tidak membuatku bangun dari mimpi ini. Aduh, kalo gue ngompol gue bisa di sambit sama mama!

"Ra, lu kenapa?" Kenzie menggoyangkan bahuku. Ia menyodorkan air mineralnya. "Nih, minum dulu biar bener."

"Ngga mau, nanti gue ngompol," kataku setengah berteriak pada Kenzie.

membulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang