04🐣

1.8K 61 1
                                    


"Gak bakalan nginep di sini lo, El?" tanya Arsen pada Elvano. Lelaki bersurai hitam itu mengedikkan dagunya kearah dalam base camp anak stracks.

Saat ini mereka sedang berada di area halaman depan, mengantar Elvano dan Zeline yang akan pergi pulang. Padahal Zeline tidak misuh-misuh pengen cepat pulang, tetapi lelaki jangkung itu memaksanya untuk segera pulang dengan beralasan besok adalah nikahan Om-nya, jadi keduanya tidak boleh berlama-lamaan di luar.

"Gak, besok nikahan si Ihya. Lo semua pada ke sana ya?" balas Elvano.

"Siap," ujar mereka kompak.

"Boleh bawa doi nggak?" tanya Tegar sambil cengengesan.

Sontak saja Rega yang mendengar menjitak kepalanya, "lo kayak yang punya doi aja."

Safiq menyambar, "cihh gak tau aja dia. Nih gini-gini juga si Tegar punya banyak simpenan Om-om," celetuk Safiq seraya merangkul pundak Tegar. "Ya kan, Gar?"

Tegar melepas rangkulan itu, sejurus kemudian ia melayangkan geplakkannya di dada bidang milik Safiq. "Bangsat! Lo tau aja,"

"Giilee," sungut mereka semua kompak, kecuali Zeline yang tak tahu apa-apa hanya menyimak mereka saja walaupun tak mengerti pembahasan apa yang mereka bicarakan.

"Yodah gue pamit pulang awalan ya," ujar Elvano seraya menaiki motor sport-nya. "Naek lo!" titah Elvano pada Zeline yang masih berdiam diri di tempatnya.

"Ihh lupa ya? Zeline 'kan gak bisa naiknya ..." Kesal Zeline dengan nada unik yang di milikinya.

Elvano menghembuskan nafasnya berat. Dia lupa.

Kemudian lelaki jangkung itu beralih menengok pada teman-temannya yang mereka juga sedang menatap aneh pada Zeline.

"Ga, coba tolong bantu naekkin dia!" titah Elvano kalut pada Rega yang masih menyoroti Zeline dengan bingung.

"Naekin dia?" tanya Rega heran. Tapi terdengar ambigu ya? Hhh. Elvano lagi! nyuruh dia naekin Zeline, kan ambigu.

Yang di suruh bukannya cepat bergerak, lelaki itu malah cengo saja. Ya dengan sigap, Arsenlah yang memenuhi titah Elvano tadi untuk segara menaiki gadis itu pada motor sportnya.

Lelaki bersurai hitam itu menggendong tubuh Zeline dengan ala bridal style, lalu segera mendudukinya di jok motor.

"Makasih ya," ucap Zeline tersenyum lebar.

Arsen pun membalasnya dengan senyum lebar juga, "sama-sama."

"Gue balik duluan," pamit Elvano yang sudah mulai menyalakan mesin motor.

Teman-temannya menyahut dengan sebuah anggukan dan gumaman.

"Kalian, Zeline pulang ... sampai ketemu kembali." Gadis itu ikut-ikutan pamit. "Hati-hati ...." jawab Arsen tersenyum dan anak cowok lainnya hanya mengangguk.

Kemudian tak lama di sana, Zeline dan Elvano pun menghilang dalam pandangan mereka.

***

Elvano berjingkrak kaget ketika ada orang yang tiba-tiba datang dari belakang sambil batuk keras. Dan ternyata itu adalah Zeline. Kenapa dia?

Elvano justru samakin dibuat keheranan, kala Zeline menghadap ke arahnya sembari bergelagat kikuk. "Ujan," panggilnya garuk-garuk kepala.

"Napa lo?" balas Elvano mengerutkan alis.

"Em, itu ... em, zeline boleh minta bantuan Ujan nggak?" Zeline menatap penuh harap melihat reaksi yang diberikan Elvano yang terlihat seperti malas. "Kalo gue bilang gak boleh gimana?"

My Dear Cousin (End!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang