14🐣

904 53 3
                                    

Terlihat di ruang televisi Elvano tengah tercenung menerawang benda yang ia pegang sejak tadi.

Alisnya bertaut tajam dengan kerutan di dahinya yang menyatakan bahwa dirinya sedang keheranan. Sudah cukup lama dia seperti itu, hanya karena sebuah benda pemberian sepupunya kemarin.

Ya, squisy dan slime pemberian Zeline. Berkatnya, Elvano sejak tadi jadi mencoba untuk merasakan sensasi yang disalurkan dari benda tersebut. Apakah akan bisa membuatnya menjadi tenang dan tidak kesepian?

Namun, yang Elvano dapatkan sejak tadi hanyalah sebuah kebingungan. Ia justru bingung kepada benda-benda ini. Bukannya bisa menghilangkan rasa kesepian ini dan bisa membuatnya merasa tenang, ini justru membuatnya gelisah dan malah menjadi terbayang-bayang sesosok Zeline di pikirannya.

"Wah, bohong nih, nih anak!" Elvano mendesah kecewa. "Nipu gue ini mah!"

"Woy, anjir ngapain?!" Tiba-tiba Hendery datang sambil menepuk pundak Elvano lumayan keras.

Elvano sedikit tersentak, lalu ia mendecak melihat bahwa itu adalah Hendery si temannya yang tidak punya sopan santun.

Lihatlah, memang cuma dia doang teman yang bisa masuk seenak jidatnya ke rumah neneknya ini tanpa janjian dulu dengannya. Tiba-tiba muncul saja anak itu.

Melihat Elvano tengah memainkan sesuatu, Hendery berseru heboh. "Weh, apaan anjir itu diremes-remes?!"

"Cobain dah sama lu, lu gabut, kan?" Elvano hendak menyerahkan benda tersebut. Namun, Hendery menolak. "Gak waras banget anjeng, mending remes-remes yang lain!" Lihat, Hendery memang benar-benar no have manner, kan?

"Remes-remes begituan udah kayak bocil aja lu, El. Mana ada gambarnya. Gambarnya burung owl lagi."

"Yaudah kalo gak mau, mainin yang ini aja nih." Elvano mengulur memberi slime, dan lagi-lagi Hendery berceletuk. "Bgst, mainan apaan dah, ambigu semua anj! Itu bening dan lengket bet macem cairan-cairan halal gitu!"

Elvano tampak mendesah juga mengernyit. Memang otak kotor teman buayanya ini sudah tidak bisa tertolong lagi.

"Lo mau ngapain ke sini?" Dan pada akhirnya kini Elvano mulai bertanya.

"Gue mau ngajakin lo happy-happy, kuy lah kita keluar biar gak gabut."

"Sekalian cari yang enak buat diremes-remes," tambahnya.

Elvano sempat menyipitkan matanya. "Gausah ngomong yang aneh-aneh ... lo masih bocil, belum legal ngomong soal begituan!" Elvano pun menyambar, dia berdiri sambil meraup gemas wajah Hendery.

"Iya sih yang udah punya KTP mah, udah plus-plus umurnya. Huh sipaling legal, dasar," cibir Hendery.

Elvano hanya tertawa sambil berjalan ke arah kamarnya.

~~~~~~~~

"Aaaaaa, dapet pacar baruuuuu!"

Suara Flora menggelegar ke seluruh ruangan, cewek itu berlari mengarah pada sahabat-sahabatnya yang tengah sibuk menonton acara idolnya di laptop.

"Paan seh, berisik!" Sasyil mendecak sekaligus melempar bantal ke muka Flora.

"Gue dapet pacar baru, aw."

"Ganteng, badannya tinggi, berotot, yang pasti punya roti kotak-kotak, perhatian, pinter, multitalent, baik hati, pengertian, posesif. Siapa lagi kalo bukan pacar fiksi gue! Aaaaaa gemes bangetttt!"

"Lo semua gue saranin harus baca sih, cerita wattpad yang lagi gue baca ini. Serius baper paraaahhhh!"

Flora gereget sendiri sambil terus berimajinasi pacar fiksinya itu. Sedangkan Sasyil mulai geram mendengar suara kaleng rombeng Flora yang lagi di mode stres.

My Dear Cousin (End!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang