Di kamar setelah membantu Zeline minum obat, Elvano mengecek kembali tubuh Zeline yang sempat demam.
Mengulurkan tangannya menyentuh gadis tersebut, lalu Elvano pun memegang keningnya bermaksud membandingkan suhu tubuhnya.
"Masih anget badannya," ucap Elvano.
Menarik selimut sebatas selimut, cowok itu kembali bersuara. "Tidur, istirahat yang bener biar cepet sembuh," tuturnya.
Zeline mengangguk. "Iya, makasih ya, Ujan."
Dan lelaki itu hanya membalasnya dengan senyuman ringan.
Saat Elvano hendak keluar dari kemar, Zeline kembali berucap. "Oh iya, Ujan. Kamu bilang ngga ya ke bunda Zeline, kalo Zeline lagi sakit?"
"Oh itu gue belum ngabarin sih-"
"Iya jangan ujannn." Gadis itu memotong ucapan. "Biarin aja, gausah dikabarin. Zeline takut Bunda Zeline malah khawatir nantinya."
Mendengar penjelasannya, Elvano turut tersenyum teduh.
Sepupunya yang ia kira manja ini, ternyata memiliki pemikiran dewasa juga.
"Iya gak gue bilang."
"Cuma kalo ke Bang Jackson gue udah bilang sih-."
"Zelineee!"
Baru saja Elvano berkata demikian, Jackson justru muncul di waktu yang pas. Lelaki dewasa itu sudah meneriaki nama sang adiknya walau masih belum memasuki kamar.
"Dekk, kamu sakittt?"
Ketika sampai di kamar, Jackson mulai khawatir mendekati adiknya itu.
Zaline kikuk. "Enggg...." Ia bergumam. "Sakit sedikit, Kak."
"Sakit sedikit gimanaaaa?
Kemudian lelaki itu menyentuh kening sang adik.
"Lohh, panas iniiii."
"Udah agak mendingan itu, Bang," sambar Elvano.
"Lohhh, berarti tadinya lebih panas dari ini donggg?"
"Udah berobat beluumm?"
"Udah, Bang, makanya udah agak mendingan." Lagi-lagi yang menjawab Elvano.
"Udah makan belumm?"
"Udah, Bang, gue suapin juga tadi."
Jackson menatap Elvano dengan alis yang bertaut tajam.
"Gue nanya Zelineee."
Kembali menatap sang adik, kecemasannya bertambah.
"Diistirahatin dulu badannya jangan banyak gerak. Udah tidur belum?"
"Belum, Bang, makanya ini mau tidur, lo malah datang nyerocos, kapan dah Zeline tidurnya?"
Lagi dan lagi, Elvano yang justru menyambarnya.
Jackson lantas mendecak. "Bener-bener lo ye, Van."
Saat kembali menatap sang adik, ia mendesah cemas. "Yaudah, tidurin dulu deh. Nanti bangun tidur, makan lagi ya, biar banyak masuk asupan, dan cepet sembuh."
"Kalau kamu kesusahan, atau butuh sesuatu, panggil aja Vano. Sebut aja nama dia 3 kali, nanti dia muncul di depan kamu."
"Jangan sungkan minta tolong ke Vano, soalnya dia gak keberatan kok kalo dibabuin kamu, Dek."
Praktis membuat mata Elvano menyipit, ia tertawa sengak. "Bener-bener lo, Bang."
"Lo anggap gue apaan?" Dengan nada dramatis.
![](https://img.wattpad.com/cover/288494689-288-k634378.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Cousin (End!)
Dla nastolatków#Update diusahakan sesering mungkin. Jangan coba-coba mampir ke sini, kalo cuma mau plagiat dan jadi siders doang! ⚠bocil hus hus. Elvano Fauzan, ialah salah satu anggota stracks yang memiliki aura sangar dan kejam apabila berada dengan teman-teman...