06🐣

1.5K 52 0
                                    

"Kak Vea gimana caranya dapetin cowok ganteng kayak Kak Kenneth?"

Vea dan Ken pribadi praktis tertawa mendengar pertanyaan lucu dari Zeline. Benar-benar sangat polos gadis ini.

"Solat tahajud setiap malem, Zel," kelakar Vea cekikikan.

"Oh, serius?" Dagunya praktis turun. "Ah, mana zeline jarang solat tahajud, Kak. Gak pernah malah."

"Astagfirullah ...." Dengan sebuah senyuman Vea dan Ken geleng-geleng kepala.

Zeline mendesah, ia merasa sangat berdosa. "Astagfirullah ... maafin Zeline Ya Allah, bukannya zeline gak mau solat tahajud, tapi zeline suka takut pergi ke kamar mandinya sendiri pas tengah malem."

"Gak boleh jadi penakut tau, nanti yang ada malah didatengin beneran loh. Malah orang penakut tau yang suka didatengin."

"Ih, Kak Ken, gak boleh gitu ...." Zeline memberi pukulan kecil di pundak pada Ken. Lelaki itu pun terkekeh.

"Kak Vea, ternyata pacarnya Kak Vea ganteng tapi ngeselin ya?"

Vea dan ken praktis tertawa di tempat.

Kali ini mereka bertiga tengah berada di meja bundar. Baru selesai makan prasmanan.

Soal Elvano, Entahlah, masa bodo dengan anak itu.

"KAK ZELINE!"

Sang empu praktis menoleh saat namanya dipanggil.

"Kak, Kak Zeline tadi dicariin sama Kak Vano." Seseorang itu adalah anak kecil—sepupu mereka—namanya Jea.

"Nyariin aku?" Zeline bertanya sekaligus bermonolog.

"Lha? Bukannya tadi si Vano yang ninggalin, kok malah dia sendiri yang nyariin lagi?" Kak Vea pun sama bingungnya.

"Katanya kalo semisal Jea liat Kak Zeline, katanya suruh temuin Kak Vano di luar."

"Di luar?" ulang Zeline. Anak kecil itu mengangguk. "Iya."

Setelah mengatakan amanat dari Elvano tadi, lantas anak kecil pun akhirnya berlalu. Hingga kini Zeline yang mengambil pandangannya pada Kak Vea dan Kak Ken.

Paham gelagat Zeline, Vea pun merespon. "Yaudah sana samperin."

Zeline mengangguk. "Zeline ke sana ya, Kak."

Setelah pamit Zeline langsung menuju ke luar luar gedung. Dan tak jauh dari pintu masuk  "Ujan, kenapa nyariin Zeline?"

"Gak jadi ninggalin lo."

"Hah? Alis Zeline bertaut. "Maksudnya?"

"Kan,  lo udah dititipin ke gue, jadi gue harus jagain lo."

"Ooooooo." Gadih itu beroh panjang sambil ngangguk-ngangguk. "Terus ini manggil Zeline mau ngapain?"

"Ya jagain elu," celetuk Elvano.

Zeline menyambar. "Setahu Zeline ... dimana-dimana itu kalo lagi jagain orang tuh, penjaganya yang nyamperin orang yang dijaganya, bukan yang orang yang dijaganya yang nyamperin."

"Banyak bacot lu, masih untung masih gue jaga," celetuk Elvano. "Udah ayo cepet ikutin gue aja." Cowok itu pun menarik Zeline untuk segera berjalan.

"Kemana pun gue pergi, lo ikutin aja, jangan banyak-banyak tanya. Intinya di sini gue lagi jagain lo juga aja ya."

"Kok gitu...?"

"Gue bilang jangan banyak tanya!"

Otomatis saja Zeline langsung bungkam, menutup mulut rapat-rapat. Lagi pula apa salahnya sekali saja mendengar ucapan sepupunya ini. Dia juga berniat menjaganya kok.

My Dear Cousin (End!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang