#Update diusahakan sesering mungkin.
Jangan coba-coba mampir ke sini, kalo cuma mau plagiat dan jadi siders doang!
⚠bocil hus hus.
Elvano Fauzan, ialah salah satu anggota stracks yang memiliki aura sangar dan kejam apabila berada dengan teman-teman...
Guyss bentar lagi tamat nihh, apakah kalian siap untuk tamat? Wkwkwkw
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di sempat-sempat kan memberi kabar kepada Tantenya, ia pergi ke Bandung.
Elvano kacau, setelah mendengar soal perjodohan Zeline dengan Pak Rey. Ia sempat menahan gejolak menyakitkan itu, namun tidak berlangsung lama, perasaannya sudah tidak bisa terkontrol lagi.
Selepas acara itu, tanpa berpamitan kepada siapa pun Elvano pergi dengan motor kesayangannya, dan membawanya pergi ke Bandung. Kota yang ia rindukan.
Menggenggam segelas vodka, tangannya bergetar, matanya sudah memerah, tatapannya kosong. Seakan ia sudah kehilangan arah.
Di saat ia kembali menenggak minumannya, seseorang memanggil namanya.
"Elvano?"
Saat itu lah Elvano menoleh dan mulai sadar terhadap dirinya yang sudah tidak terkontrol ini. "Lagi ngapain?"
Bukannya menjawab, cowok itu justru menunduk, dan ada setetes air mata yang meluncur dari pelupuk matanya begitu saja.
Cewek itu lantas berseru. "Lohh?" Kemudian mendekat menghampiri.
"Ehhh, kenapa?" Ia kebingungan sendiri, melihat seorang Elvano bisa menangis di hadapannya.
Apakah sebegitu berat masalah yang dihadapinya saat ini?
Sera menepuk-nepuk pundak Elvano, mencoba untuk menenangkan. Namun, cowok itu justru semakin kalut.
"El ...? Kenapa ...?"
Sera jadi heran, siapa orang yang berhasil membuat seorang Elvano meneteskan air matanya?
Gadis itu celingak-celinguk, bingung harus bagaimana. Karena Elvano tetap pada pendiriannya yang diam saja di sandarannya saat ini.
"El, tenangin diri lo dulu. Lo bisa cerita pelan-pelan sama gue, ada apa, kenapa?"
Masih tetap diam saja, tidak mau berbicara sama sekali.
Lalu tak lama, cowok itu menghembuskan napas panjang, dan mengusap wajahnya.
Perlahan ia menjauh dari Sera, sadar dengan posisinya saat ini.
Mengambil pandangannya perlahan ke arah gadis tersebut, Elvano dengan perasaannya yang berkecamuk itu timbul rasa malu karena telah menjatuhkan harga dirinya sendiri di depan seorang wanita, terlebih dia adalah Sera mantannya.
Menjauh, dan berdiri dari sana. Sera ikut-ikutan kemana Elvano bergerak.
"El?" Tahannya. "Kenapa?" Dia masih bertanya.
Dengan pandangannya yang kelam dan tajam itu, mengisyaratkan bahwa dia tidak ingin ditanya.
Perlahan, Sera mengendur genggaman.
Lalu Elvano kembali melangkah. Namun, saat itu ada seseorang yang menabrak tubuhnya tak sengaja. Saat melihat wajah Elvano, ekspresi orang itu terlihat menciut.