13🐣

958 44 2
                                    

"Zelineeeeee!"

"Aaaa, Zelinee sialan isss gara-gara lo gue malu bangetttt, huhuuuuu."

Flora mencak-mencak kesal saat memasuki kamar Zeline.

Sasyil yang tak ingin ambil pusing, mendekat ke keranjang tidur. Kemudian ia merebahkan tubuhnya di sana, dan memejamkan mata.

"Kenapa aku? Aku salah apa?" Seolah Zeline merasa ia tak berbuat apa-apa.

Mendengar respon tersebut, Flora tambah gemas. Cewek itu menggeram. "Plis ya, Zel, gue lagi kesel sama lo!"

"Serius ya, gara-gara lo tadi yang bilang gue suka sama si Elvano, terus liat muka si El yang ga ada reaksi apa-apa."

"GUE JADI GA SUKA ANJIRRR!"

"GEULEUH!"

"So cool banget dia!

"Lo pikir lo ganteng kek begitu? Lo pikir lo keren hah?!"

"Aaaaaa, maluuu, kesellll!"

Flora terus berteriak histeris merutuki nasibnya yang memalukan ini.

Sasyil yang melihatnya hanya mengernyit, menyipitkan mata, dan geleng-geleng kepala.

Ada ya orang yang tiba-tiba jadi gak suka cuma karena ngeliat orang yang disukainya so cool begitu, alias gak ngerespon apa-apa terhadap dirinya.

So sad sih ... tapi ya ... gemes juga.

"Malu, Zel, maluuuu. Mau ditaruh di mana muka gue?" Dengan lagak bersedih sambil menutup mata.

Zeline sendiri justru mangut-mangut sambil mesem. "Udah lah tenang aja, gak usah malu. Yang penting kan di sini kamu udah menyatakan perasaan kamu ke Elvano."

Praktis membuat Flora benar-benar nangis. "GAK GITU KONSEPNYA!"

Sudah dapat dipastikan, pasti tekanan darahnya ini naik ke level master.

"Coba, Syil. Tolong bantu jelasin." Flora sudah hilang akal dan sudah tidak  berword-word lagi menghadapi sahabatnya yang bego satu ini.

Maaf, bukan bermaksud mengatai, tapi Zeline tuh emang bego anaknya! Sungguh, Flora ingin menangis saja rasanya.

~~~~

Menyalakan lampu kamar, menyimpan paper bag di atas meja, membuka jaketnya yang berwarna hitam. Elvano menghembuskan nafasnya cukup panjang, ketika baru saja tiba di dalam kamarnya.

Kemudian ia tersenyum saat dipandanginnya paper bag  yang diberi Zeline tadi.

Menggapai kembali paper bag tersebut, Elvano melangkah keluar kamar. Hampir saja lupa, ternyata ia punya amanah dari Zeline.

Mengingat hal tersebut, lantas Elvano pergi ke kamar sang adik.

"Nelle," panggilnya saat mendapati Sang adik sedang bermain di kamarnya.

Anak kecil itu pun menoleh.

"Ini dari Kak Zeline buat kamu."

Anak kecil tersebut menerimanya, dengan alis berkerut. "Apa ini?" Tanpa basa-basi lagi, Nelle membuka paper bag tersebut.

Dia cukup terkejut saat melihat isi di dalam wadah itu. "Ini buat Nelle?" sumringahnya.

Elvano mengangguk. "Heem."

"Asikkk!"

Elvano sempat tersenyum melihat adiknya yang terlihat sebahagia itu. Ia geleng-geleng kepala. Kemudian tak lama ia pergi keluar, dan menuju lantai bawah untuk pergi ke dapur.

My Dear Cousin (End!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang