43🐣

452 28 11
                                    

Cup.

Dengan tanpa aba-aba dan secara tiba-tiba Elvano mencium bibir Zeline sekilas. Membuat gadis itu pun mematung dan menatap kelu ke arah lelaki tersebut.

"Gak mau denger, jadi gue bungkam bentaran!" Elvano sewot.

Gadis itu masih speechlesh.

"Tapi jangan bilangin Nenek ya yang tadi?"

Zeline mengedipkan matanya 2 kali. "Yang mana?"

"Yang barusan gue bungkam loh."

"Kenapa?"

"Lo masih nanya?" Elvano tak bisa berkata-kata, ia menghela.

Zeline mencebik sekaligus mendorong tubuh lelaki tersebut, dan membuat posisi mereka pun memberi sedikit jarak. "Ya lagian ngapain kamu tiba-tiba cium Zeline hahh?"

"Lo nya gak mau diem!"

"Orang padahal gue lagi mikir-mikir buat ngasih jarak sama lo juga." Suaranya mengecil saat mengatakan kalimat itu.

"Hah?"

"Hah?" Elvano balas nge-hah.

"Hah?" praktis dijawab lagi seperti itu oleh Zeline.

"Hah?"

"Ishhh!" Zeline memukulnya.

"Lain kali jangan asal main cium Zeline ya! Bibir Zeline cuma buat masa depan Zeline!"

"Masa depan lo milik gue."

"Hah?"

"GAKKK, Makanya kalo kata gue diem, harus diem!"

Dia menahan kesal.

Tak lama Zeline kembali bersuara sambil menilik wajah lelaki yang ada di hadapannya itu.

"Tapi ya, Ujan ... tadi Zeline sempet terpesona loh sama kamu."

"Hah?" Jelas membuat Elvano keheranan sekaligus salah tingkah.

"Iyaa, Zeline terpesona tadi sama kamu. Serius ya Zeline gak boong, kok kamu bisa seganteng ini sih sekarang?"

"H-hah?" Kali ini dia yang speechlesh.

"Dulu perasaan muka kamu gak kayak gini deh?" Gadis itu mengusap dagunya bingung. "Waktu lalu pas pertama Zeline baru ketemu kamu lagi, Zeline bener-bener kaget liat muka kamu. Kenapa ganteng banget??"

"Serius di situ Zeline mikir kamu ganteng banget mirip Lucas idolku."

"H-hah?"

Elvano hanya bisa hah heh hoh saja seperti sedang meniup keong dari cangkangnya. Dia tidak bisa berkata-kata, ia bingung harus berkata apa.

Awalnya ia sedikit salting sih Zeline bilang dia ganteng, tapi hey? Kenapa dirinya dimirip-miripin sama yang lain?? Elvano tak terima.

"Apaan sih? Gantengan gue kali. Jangan sama-sama in gue sama yang lain!" Memutar bola matanya malas, ia berkata sewot.

Zeline sendiri hanya mengerutkan dahi.

"Intinya kamu emang ganteng deh."

****
Awalnya Elvano berniat untuk menjaga jarak dengan Zeline, karena ia takut melewati batas.

Namun, rasa ingin selalu berada di dekat Zeline selalu mendominasinya. Bahkan jauh beberapa jengkal saja pun sepertinya sangat sulit dilakukan.

Sibuk menonton di ponsel, Zeline sampai tak sadar jika sedari tadi sepupunya itu senyam-senyum menatap dirinya sambil menopang kepala dengan posisi tiduran.

My Dear Cousin (End!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang