18🐣

790 38 0
                                    

Nenek Faija agaknya tercengang saat memasuki kamar yang akan dipakai Zeline cucunya, dimasuki oleh Elvano cucunya yang lain itu.

Lebih kagetnya lagi, Elvano terlihat habis membereskan kamar itu karena posisinya yang saat ini tengah menata bantal.

Elvano sendiri pun menegakan tubuhnya saat merasakan seseorang datang.

Awalnya Elvano terkejut, dan kelabakan ketika melihat orang itu adalah Neneknya. Ia selalu berpikir yang tidak-tidak terhadap seseorang ketika dirinya yang tengah bertingkah seperti ini.

Namun, melihat ekspresi sang Nenek yang merasa takjub dengan kerapihan kamar tersebut. Elvano pun berlagak songong.

"Ini kamu yang ngeberesin semuanya?" tanya Nenek Faija

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini kamu yang ngeberesin semuanya?" tanya Nenek Faija.

"Oh iya dong." Kemudian ia bersedekap dada dan dagunya terangkat songong.

"Sengaja kamu beresin apa gimana?"

"Iya dong dirapihin ... kan kamarnya mau dipake sepupu Vano. Masa disuguhin kamar acak-acakan?"

"Tumben, ngerti." Nenek Faija terheran-heran. "baru juga mau Nenek beresin. Eh, keduluan."

"Bagus-bagus, gapapa." Nenek Faija ngangguk-ngangguk mantap.

"Gini dooongg tiap hari! Ini baru namanya cucu Nenek!"

"Gini dooongg tiap hari! Ini baru namanya cucu Nenek!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

******

Zeline beserta keluarga sudah datang sejak beberapa menit yang lalu. Orang-orang yang ada di rumah Nenek, bergotong royong membawa barang-barang mereka. Tidak banyak sih ... mereka membawa barang seperlunya saja dan barang yang dipakai sehari-hari.

Selagi mereka membantu barang bawaan kedua orangtua tua Zeline, Nenek Faija menyuruh Elvano untuk membawa barang bawaan Zeline pribadi ke kamar atas.

Semua Nenek serahkan kepada Elvano. Zeline hanya terima beres saja.

Nenek menuntun Zeline ke kamarnya, di belakang ada Elvano yang membuntut dengan barang bawaan di kedua tangannya.

"Nah ... kamarnya udah rapi, tinggal kamu pakai aja untuk istirahat."

My Dear Cousin (End!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang