Sudah senin lagi saja ternyata.
Kini Elvano telah kembali lagi ke Jakarta, semalam ia baru datang dari Bandung.
Tidak lupa ia membawakan oleh-oleh untuk Zeline dan Bang Jackson di rumah.
Seperti biasa, pagi hari Zeline dan Elvano berangkat kuliah bersama. Dan ya, Flora dan Sasyil pun berangkat di jam yang sama bersama mereka.
Dua sahabat Zeline itu pun berada di universitas, dan fakultas yang sama, hanya saja mereka di kelas yang berbeda dengan Zeline.
Tak apa, tapi mereka masih bisa bareng-bareng kok di sana.
Elvano mengawali harinya dengan penuh senyuman, sepanjang jalan menuju kelas ia tersenyum tanpa henti. Apalagi jika Zeline terus berceloteh kepadanya, dia hanya akan membalas dengan senyuman.
"Zel, yaudah kita ke kelas duluan yaa, bye." Flora dan Sasyil berpamitan setelah sampai di kelas mereka.
Kini menyisakan Elvano saja dengan Zeline.
Tepat diambang pintu kelas, senyumnya yang tulus itu luntur ketika mendapati siluet seorang pria dewasa yang berjalan di lorong menuju kantor.
Benar, siang nanti ia ada kelas dengan Dosen Rey itu.
Hanya melihat punggung dosen tersebut dari kejauhan saja sudah membuat dirinya merasa jengah dan tak enak hati.
Entah mengapa."Ujan?"
"Ujan!"
"Eh, ya?"
Cowok itu tersentak mendengar Zeline berteriak tepat di telinga.
"Kamu kenapa? Kok ngelamun?" Padahal sudah tiga kali Zeline memanggilnya tapi ia malah terus melamun.
"Hah? Ngga gue gak ngelamun."
"Yaudah ah ayo masuk." Sambil menyeret tubuh Zeline yang masih kebingungan.
Sampainya di kelas, mereka berdua disambut oleh teman-teman kelasnya.
Kini keduanya itu sudah mulai akrab dengan teman kelas, dan teman kelas pun sudah tahu bahwa bahwa keduanya itu sepupuan.
Jelas membuat kaum hawa pun heboh mendengar hal tersebut, ini kabar baik. Ditambah mereka dengar Elvano masih menjomblo dari SMA.
Mungkin hal itu juga Zeline bisa langsung punya teman di kelasnya, karena mungkin teman-teman ceweknya itu menggunakan Zeline sebagai tempat informasi tentang Elvano.
Beda halnya dengan Zeline yang sudah dekat dengan teman cewek, Elvano justru sengaja menjaga jarak dengan teman-teman kelasnya sekalipun itu teman cowok.
Karena ia sangat menghargai kesetiaannya pada anak Stracks di Bandung, dan selalu setia pada Zeline untuk selalu dekat dengan gadis itu.
Ia memegang teguh kata-kata dalam hati, bahwa di sini ia hanya harus akrab kepada Zeline seorang saja. Yang lain nanti dulu.
Maka dari itu Elvano mimiknya selalu dingin dan datar, memang karena kesetiaannya itu. Dan alasan paling utama ia tidak mudah beradaptasi, tidak mudah untuk dekat dengan orang baru, juga memang ia tidak mau diusik aja sih.
Intinya begitu deh maksud Elvano.
Kelas pertama pun selesai dan berjalan lancar. Dan kini hanya menunggu untuk kelas kedua.
Mengingat kelas kedua akan berlangsung nanti jam 2 siang, Elvano dan Zeline memutuskan untuk pergi keluar kampus untuk mencari makanan.
Ya walau di kantin kampus banyak jajanan, mereka tetap memutuskan untuk pergi makan di luar saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Cousin (End!)
Roman pour Adolescents#Update diusahakan sesering mungkin. Jangan coba-coba mampir ke sini, kalo cuma mau plagiat dan jadi siders doang! ⚠bocil hus hus. Elvano Fauzan, ialah salah satu anggota stracks yang memiliki aura sangar dan kejam apabila berada dengan teman-teman...