"Mana suratku?" tagih Gulf, belum dapat menemukan surat untuknya hari ini di mana pun. Ia mengangkat tangannya, mengarahkannya pada Mew. "Kok hari ini belum ada?"
"Ah, masa?" tanya Mew tidak percaya, ia sedang bersandiwara. "Cek di tas kuenya lagi, deh."
Gulf menurut, meraih paper bag yang tergeletak cukup jauh darinya. Matanya lantas disibukkan mencari di mana agaknya letak surat ketiga. Yang jelas tidak ada di atas kardus kue, tidak pula di bawahnya.
Tidak ada di dasar kardus, atau menempel pada tutupnya. Dahi Gulf mengernyit.
"Kok nggak ada?" kesal Gulf, matanya lelah mencari.
"Loh, serius?"
Mata Mew ditatap dengan penuh pertanyaan, salah satunya berbicara 'Jangan kebanyakan bullshit.'
Tertawa, Mew menyerah dan mengeluarkan lipatan kertas dari balik jaketnya serta sebuah amplop yang dengan ajaib muncul dari samping tubuhnya.
"Sini, aku mau baca," pinta Gulf layaknya bocah. Tangannya menengadah, namun langsung ditarik kembali olehnya ketika Mew menunjukkan bahwa itu benar-benar selembar kertas kosong tanpa isi.
"Kok nggak ada isinya, sih?"
"Karena belum aku tulis," Mew menjawab enteng.
Sebuah pena yang bersarang di sakunya kini berpindah tempat ke dalam genggaman Mew. Ia membalikkan badannya, menghindar dari Gulf yang penasaran atas apa yang akan ditulisnya.
"Mau liat." Gulf berdiri dari duduknya, berusaha mengintip Mew yang sibuk.
"Nggak."
"Mau liat."
"Nggak dulu."
"Liat sekarang."
"Nanti kan juga bisa lihat?"
"Mau liat sekarang," mohon Gulf, menarik-narik ujung jas yang Mew pakai tanpa sadar. "Kamu cuma nulis satu huruf, kok lama banget, sih?"
Tiba-tiba serta tanpa peringatan, Mew membalikkan tubuhnya. Mau tidak mau Gulf menghindar dengan cepat, merangkak mundur dan memberi jarak antara keduanya tepat satu meter.
"Ah, katanya mau lihat?" protes Mew mendapati Gulf yang menatapnya kesal.
"Tapi jangan tiba-tiba balik badan gitu!"
Tidak balik berargumen, Mew malah menyodorkan kertas yang digenggamnya. "Itu, lihat aja sana."
Gulf meraihnya, ditatap lekat-lekat surat yang tampak sangat berbeda dari surat-surat sebelumnya. Bukan di pojok kiri lagi hurufnya, namun ada di tengah-tengah. Mew juga membubuhkan sebuah kalimat serta gambar mawar cantik buatannya.
Untuk Kanawut.
Itu yang tertulis di pojok kiri atas.
Tentu dan tidak berubah, di pojok kanan bawah terdapat tanda tangan yang hari ini spesial pula. Ada hati kecil yang menggantikan titik di akhir huruf M.
Sebuah senyum kecil lantas tersungging. "Hari ini, hurufnya 'I' ya?"
"Iya." Mew ikut tersenyum, tak bosan memandang dan memperhatikan ratusan ekspresi yang Gulf miliki.
Yang ia catat hari ini, kian diperhatikan, kian tampak ceria di wajah manis tersebut. Makin terpancar pula aura yang sempat hilang dari laki-laki itu, aura yang hilang minggu lalu.
Cahaya jingga senja mulai pudar, seperti penanda tak kasat mata agar Mew pulang. Tidak, Gulf tidak mengusirnya. Mew berinisiatif sendiri untuk bangun dan meregangkan badannya, serta mengeluarkan kunci mobil yang ia gunakan hari ini dari saku celana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbonded. || MewGulf
ФанфикPernikahan tanpa cinta, akankah berakhir bahagia? * * * Walau terlihat kokoh, punggung itu sebenarnya rapuh. Dan walau terlihat tegas, nyatanya ia tidak lebih dari manusia lemah yang berlindung dibalik segala pedihnya hidup yang ia rasakan. Masa lal...