"Ma Jo berangkat ya!"
"Sayang obat sama bekalnya jangan lupa dibawa!"
"Iya ma!" balas seorang pemuda diatas sepedanya, setelah itu ia langsung menggoes sepedanya meninggalkan kawasan rumahnya.
Di perjalanan sesekali ia menoleh kekanan dan kekiri melihat kawasan perumahan yang baru ia tinggali dua hari.
Ya, dia dan keluarganya baru saja pindah dua hari yang lalu. Satu hari untuk membereskan rumah dan barang-barangnya dan kemarin ia gunakan untuk beristirahat jadi dia memang belum sempat untuk jalan-jalan ataupun menyapa tetangganya.
Karena saking asiknya melihat kawasan rumah yang cukup asri dengan banyak pohon rindang disisi jalan buat ia tak sadar didepannya ada seorang pemuda lain yang berjalan kaki hingga..
Brak!
"Auch!?" Pemuda itu meringis saat tangannya yang ia jadikan tumpuan saat terjatuh berbenturan dengan aspal.
Manik kelamnya ia bawa pada seorang pemuda yang jadi korban atas kecerobohannya. Ia berjalan mendekati pemuda itu.
"Hei sorry. Lo gak pa-pa?" tanyanya pada pemuda berhoodie abu didepannya.
Mendengar ada suara yang menanyainya pemuda berhoodie itu mendongak.
Anjir manis banget!
"Tidak apa-apa," jawab pemuda itu datar.
"Hah? Gak pa-pa yakin? Bisa berdiri gak? Sini tangan lo gue bantuin berdiri." Pemuda berhoodie itu menatap uluran tangan dari pemuda yang menabraknya.
"Kenapa diem aja? Sini," kata pemuda itu mendekatkan uluran tangannya.
Jeda beberapa detik hingga pemuda berhoodie menerima uluran tangan dari pemuda lainnya.
Pemuda yang lebih tinggi dari pemuda berhoodie itu membulak-balikkan tubuh pemuda berhoodie mengecek ada luka apa tidak ditubuh pemuda itu.
"Kamu sedang apa?"
"Ngecek lo ada luka apa nggak. Tapi kayaknya gak ada deh," jawab dan jelas pemuda yang lebih tinggi.
"Tapi kalo ada yang sakit bilang ya?Nanti gue tanggung jawab," lanjutnya menatap pemuda yang lebih pendek.
Anjir kalo diliat lebih deket tambah manis.
Matanya cantik banget, klip-klip kayak galaxy.
Aduh, bibirnya minta dingap.
KAMU SEDANG MEMBACA
[nohyuck] gerhana
Fanfic.・゜-: ✧ :- ωнєη тнє ѕυη мєєтѕ тнє мσση. ●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○● Hazel, tidak pernah tau apa itu senang, sedih, simpatik atau hal lainnya seperti itu. Ia tak pernah bisa mengerti mau seberapa kalipun ia membacanya. Rasanya memahami hal it...