25. Cemburu

653 80 5
                                        

Waktu berjalan dengan cepat, hari ini ialah hari terakhir ujian untuk kelas sepuluh dan sebelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu berjalan dengan cepat, hari ini ialah hari terakhir ujian untuk kelas sepuluh dan sebelas.

Suara bel berbunyi terdengar menandakan waktu ujian telah usai. Jordan, dengan sedikit tergesa merapihkan alat tulisnya dan keluar dari kelas. Ia tersenyum pada siswa lain yang menyapanya di koridor, sebelum kembali melanjutkan langkah ke kelas yang berjarak beberapa meter dengannya.

Saat Jordan tiba para siswa di kelas itu baru keluar, manik jelaganya dengan cepat menyisir mencari pemuda bersurai coklat kesukaannya. Maniknya berbinar dan bibirnya tersungging lebar menemukan yang dicarinya. "Hazel!"

Hazel yang sedang mengobrol dengan Rafa menoleh ke sumber suara sedangkan si empu telah melangkah dengan semangat ke arahnya. "Ujiannya lancar Zel?"

Hazel mengangguk. "Ya, kamu?"

Jordan tersenyum dan berujar bangga. "Lancar dong."

Hazel mengangguk dan mengelus kepala Jordan. "Kerja bagus." Jordan tertawa senang dan menikmati elusan Hazel di kepalanya.

"Ekhem, gue gak ditanya nih?"

Jordan terkekeh. "Sorry lupa-lupa, gimana Raf lancar?"

Rafa mendengus. "Lumayan sih, dibanding semester kemarin hari ini gue lebih banyak ngerti karena belajar bareng Hazel."

"Kalau nilai lo naik itu berkat Hazel berarti."

"Iyaaaa."

"Btw makasih ya Zel," lanjut Rafa tersenyum pada Hazel.

"Itu juga karena kerja keras kamu Rafa, saya hanya membantu sedikit." Rafa menatap Hazel haru dan memeluknya. "Aaa~ Hazel lo baik banget sihhh~! Kalau gue tau lo sebaik ini pasti dari lama gue udah deketin lo."

"Deketin apa nih maksudnya? Sayang kamu mau selingkuh dari aku!?" Rafa merolingkan mata dan menatap Jefran malas.

"Apaan sih suudzon mulu dateng-dateng."

"Ya abisan kamu ngomong gitu sambil meluk Hazel!" balas Jefran cemberut.

Rafa mendengus. "Jangan cemberut gitu, lo jelek kayak bebek."

"Sayang!" Rafa tertawa pelan dan memeluk lengan Jefran. "Bercandaa~ lagian ngapain ngambek sih gantengnya jadi ilang kan."

Jefran berkedip yang beberapa saat kemudian langsung sumringah menatap pacarnya. "Jadi kalau gak lagi ngambek aku ganteng?"

"Hmm."

"Hm apa sayang?"

"Iya ganteng Jef." Jefran tersenyum lebar dan langsung memeluk Rafa membawanya pulang. 

Sedangkan Jordan yang melihat drama pasangan itu hanya bisa menggeleng dan Hazel yang menunjukkan binar tertarik dengan interaksi keduanya.

"Ezel."

"Hm?"

"Pulang yuk?" Hazel berkedip dan menatap tautan tangannya dengan Jordan, sebelum mengangguk dan membalas, "Ayo."

....

Hari sabtu ini langit terlihat cerah, matahari bersinar terang menerangi kota. Sangat mendukung untuk beraktifitas atau berolah raga. Contohnya seperti para remaja yang pagi-pagi sekali sudah sibuk bermain basket di lapangan dekat komplek rumah Jordan. Dengan semangat dan dihiasi keringat tipis, Jordan dan teman-temannya bermain. Jordan dengan lincah mendribel bola dan menghindari lawan, sebelum dengan keren menshoot ke ring. Para remaja putri yang ikut menonton berteriak antusias ketika bola yang Jordan lempar masuk ke ring lawan.

Jordan tersenyum bangga dan menatap pemuda manisnya yang duduk di pinggir lapangan menatapnya. Jordan tertawa melihat Hazel yang memberikan love sign dipipi lalu di atas kepala dengan ekspresi datar padanya. 

"Zel, hari ini gue mau main basket sama anak-anak tim sekolah sebelah. Nanti kalau gue cetak point lo semangatin gue pake love sign ya!"

"Love sign?" Jordan tersenyum dan memeragakan love sign dengan tangannya. "Gitu Zel."

Hazel berkedip. "Oke."

Suara peluit terdengar menandakan pertandingan selesai, dengan hasil akhir tim Jordan menang mereka bersorak senang dan berpelukan sebelum mulai bubar dan berjalan ke sisi lapangan.

Hazel, sodorkan handuk dan minuman pada Jordan yang mendekatinya. Jordan tersenyum dan menerimanya, ia elap keringat diwajahnya sebelum minum dan duduk di sebelah Hazel.

"Gue tadi keren gak?"

Hazel mengangguk. "Iya." 

Jordan tersenyum jail. "Lo tau gue keren dari mana?"

Hazel berkedip dan menunjuk kerumunan remaja perempuan di sisi lapangan. "Mereka sedari tadi terus berteriak saat melihat kamu, kalau bukan keren lalu apa?"

Jordan mendengus geli. "Bisa aja mereka teriak bukan karena liat gue, bisa jadi liat Jefran kan?"

Hazel menatap Jordan lalu menatap Jefran dan para remaja perempuan yang melihat kearah mereka. "Ya... mungkin."

Jordan menaikan alis dan menatap Hazel yang masih menatap ke arah para remaja perempuan di sisi lapangan bersebrangan dengan mereka. 

Hazel berkedip dan meneliti satu persatu ekspresi para remaja perempuan bersebrangan dengannya. Ada yang bereskpresi biasa, senang ataupun... gugup mungkin?

Hazel fokuskan tatapannya pada remaja yang terlihat gugup yang mulai di dorong para kawannya untuk berjalan ke arah ia dan Jordan berada, langkah remaja itu baru setengah jalan kala Hazel rasakan sensasi lembut dipipinya dan suara Jordan dekat telinganya. "Jangan liatin mereka terus Zel."

"Gue cemburu."

Mnn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mnn... halo?
udh lama ya aku gak nyapa disini, kalian apa kabar?

Oh ya, sejauh ini kalian masih setia baca cerita ini karena apa?

(Pengen tau dong kalau dari sudut pandang readers ku tercinta, serunya cerita ini apa sih sampai kalian mau nunggu lama updatean ceritaku yg masih banyak kurangnya ini, bahkan tergolong sepi dibanding book aku yg lain.)

Tolong d jawab ya, kalau rame besok aku update lagi hehehe.

[nohyuck] gerhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang