15. Belajar tentang emosi

1.2K 157 20
                                    

cw//kissing

Jordan tertawa canggung dan berdiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jordan tertawa canggung dan berdiri.

Pria yang tadi membuka pintu menaikan alis melihat Jordan.

"Maaf, kamu siapa ya?"

Jordan tersenyum ramah dan mengulurkan tangannya pada pria itu. "Hallo om, saya Jordan teman sekelasnya Hazel."

Pria itu menerima jabatan tangan dari Jordan dan melirik Hazel. "Saya Johan, walinya Hazel."

"Ngomong-ngomong ada apa ya kamu kemari?"

Jordan menarik tangannya dan menggaruk tengkuk tak gatal. "Anu om, saya mau jenguk Hazel katanya tadi pagi sakit?"

Johan mengangguk. "Ya, tadi pagi Hazel memang demam jadi saya melarangnya untuk masuk sekolah."

Jordan mengangguk-angguk mengerti sembari bergumam, "Oh..." dengan suara kecil.

Selama beberapa saat mereka terdiam, Johan diam-diam memperhatikan Jordan sembari melirik Hazel yang sedari tadi menatap Jordan juga, manik Johan berkilat misterius.

"Hazel."

Hazel mengalihkan tatapannya pada Johan. "Ya, bapa?"

"Kamu gak mau ajak Jordan ke rumah? Dia mau jenguk kamu katanya."

Hazel berkedip pelan menatap bapa lalu Jordan yang nampak sedikit terkejut.

"Jordan kamu mau ikut kerumah saya?"

Jordan terdiam sebentar sebelum mengangguk. "Kalo emang boleh, gue mau Zel."

"Oke."

"Kalau begitu ayo ikuti saya." Hazel berbalik dan berjalan kearah sisi tembok pembatas Gereja.

Jordan menatap Hazel lalu Johan yang mengangguk. "Ayo."

Di tembok pembatas ternyata ada pintu besi yang menghubungkan kawasan Gereja dengan halaman belakang rumah.

"Ternyata disamping bukan dibelakang..." gumam Jordan pelan saat kakinya memasuki halaman belakang rumah Hazel.

Disana banyak pot bunga matahari dan satu pohon jambu air yang tidak terlalu tinggi, juga ada beberapa pohon jeruk mandarin yang ditanam didalam pot.

Rumah Hazel memiliki dua lantai, tidak terlihat megah, cukup sederhana dan elegan dengan warna cat didominasi warna putih.

Mereka masuk lewat pintu belakang yang langsung terhubung dengan dapur yang cukup bersih, beberapa langkah dari dapur adalah ruang makan yang berada didekat tangga menuju lantai dua.

Hazel menghentikan langkahnya didekat tangga ia menoleh dan menatap Jordan lalu bapa.

Hazel membuka mulutnya namun tampak sedikit ragu, beberapa detik kemudian ia bertanya, "Bapa apa saya boleh mengajak Jordan ke kamar?"

[nohyuck] gerhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang