Sudah satu minggu berlalu semenjak pernyataan Hazel yang bilang mulai menyukai Jordan, setelah itu apakah mereka jadian?
Tentu tidak, mereka hanya menjalani hari seperti biasanya. Namun, ada beberapa waktu yang buat Jordan salah tingkah juga dan membuat beberapa jarak. Hazel paham, mungkin Jordan hanya belum siap saja. Karena berdasarkan beberapa novel yang ia baca ada beberapa orang yang malah takut untuk memulai suatu hubungan. Lagian, dia juga masih belum terlalu yakin dengan perasaanya, karena ini masih terlalu asing baginya.
"Zel!"
Hazel menoleh pada sumber suara dan menemukan Rafa yang menatapnya. "Ada apa Rafa?"
Rafa mendengus. "Harusnya gue tau yang bilang gitu."
"?"
"Lo ngelamunin apa dari tadi? Sampai gue panggil gak nyaut-nyaut. Katanya mau bantu ajarin gue buat ujian nanti."
"Maaf Rafa, saya tadi tidak fokus. Kamu tidak paham soal yang mana?" balas Hazel menggeser buku didepannya.
Rafa menahan buku yang digeser Hazel. "Wait. Gue gak bisa tenang kalo tutor gue lagi banyak fikiran."
"?"
Rafa bereskan buku dan segala macam alat tulis sebelum menatap Hazel. "Sekarang, cerita."
"Apa?"
"Cerita apa yang buat lo ngelamun kayak tadi."
"Saya tidak.." "Jangan nyangkal, gue tadi liat lo ngelamun ya."
Hazel menutup mulutnya, ia basahi bibir. "Sebelum saya cerita, saya punya satu pertanyaan."
Rafa menyeruput es bobanya dan menaikan alis. "Apa?"
"Kamu... bagaimana bisa pacaran dengan Jefran?"
Rafa mengunyah jelly boba dimulutnya dan mulai mengingat. "Hmnnn... kayaknya gue gak sengaja deh."
"?"
Rafa simpan bobanya di meja dan menatap Hazel. "Dulu, kalo gak salah awal masuk SMA Jefran sama gue lagi makan cilok di depan sekolah dan pas itu si Jefran ngajakin gue pacaran karena risih di kejar-kejar mulu sama cewek. Dan gue sebagai teman yang baik mau-mau aja dengan jaminan tiap pulang sekolah dijajanin sama tuh anak."
"Hanya itu?"
Rafa tersenyum. "Cerita serunya belum Zel."
"Dulu karena yang lain tau gue pacarnya Jefran gak ada yang berani deketin anak itu lagi. Tapi, satu hari ada anak baru yang nekat deketin Jefran padahal Jefran dah risih banget dan dia juga gak ngegubris orang itu. Tapi lebih parahnya anak itu sampai neror gue dan Jefran tau, dia marah besar dan minta bokapnya buat ngeluarin anak itu dari sekolah. Setelah kejadian itu dia jadi lebih posesif dan clingy sama gue, dan seiring berjalannya waktu gue juga baru sadar gue suka sama Jefran. Sampai sekarang."
"Kamu... bagaimana bisa tahu kalau kamu suka Jefran?"
"Hmmm... kalau itu... gue gak tau kapan sih, tapi yang pasti gue selalu happy dan nyaman di sekeliling Jefran dan yang bikin gue yakin, gue juga gak suka kalau ada yang ngedeketin Jefran atau ngelakuin interaksi berlebihan sama dia."
Rafa menjeda sebelum kembali berucap, "Tapi Zel, lo tau gak apa yang lebih berarti dari pada rasa suka?"
"Apa?"
"Rasa sayang."
"Suka itu bisa basi, cinta juga. Tapi kalau lo udah sayang banget sama orang, lo bisa jadi orang paling bego dan bahagia secara bersamaan."
Hazel masih menatap Rafa penuh tanpa berkedip. "Maksudnya Rafa?"
Rafa tersenyum. "Kalau lo udah sayang sama orang, lo bakal lakuin apapun buat liat dia bahagia. Lo gak akan pernah buat dia sedih, dan lo pasti bakal sepenuhnya jaga dia."
"Lo bakal jadi orang bego, tapi lo bahagia karena orang yang lo sayang juga bahagia."
"Cinta paling indah tuh saat dua orang bisa saling sayang sebanyak pasangannya Zel."
...
Hari ini hujan kembali mengguyur kota S dengan deras, sepertinya memang karena sudah memasuki musim hujan karena itu langit lebih sering mendung.
Suara pintu bel terdengar kala Hazel membuka pintu cafe tempat ia dan Rafa belajar bersama yang berakhir dengan perbincangan panjang.
Hazel, menatap rintikan hujan yang mulai reda. Di balik awan cahaya mentari mulai menyelinap, dan dari banyaknya pejalan kaki terlihat seorang pemuda bersurai pirang tersenyum lebar berjalan kearahnya, dengan satu tangan memegang payung dan yang lainnya melambai padanya.
Pemuda itu terlihat tampan dan sangat cerah seperti matahari, hingga tanpa Hazel sadari jenjangnya telah melangkah mendekati pemuda itu, sampai didekatnya ia peluk dan menguburkan wajahnya di ceruk hangat pemuda itu buat siempu sedikit terkejut.
"Zel..?"
Hazel menggali lebih dalam dan berbisik. "Jo, saya sayang kamu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
[nohyuck] gerhana
Fanfic.・゜-: ✧ :- ωнєη тнє ѕυη мєєтѕ тнє мσση. ●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○● Hazel, tidak pernah tau apa itu senang, sedih, simpatik atau hal lainnya seperti itu. Ia tak pernah bisa mengerti mau seberapa kalipun ia membacanya. Rasanya memahami hal it...