Suara ketukan pintu terdengar disebuah kamar yang didominasi warna abu-abu buat sipemilik kamar terusik dari tidurnya. Manik emas kecoklatan sipemilik kamar mulai terbuka dengan pelan berkedip sesuaikan cahaya yang masuk keretinanya. Mendengar suara ketukan pintu yang tak kunjung surut buat siempu bangkit dari ranjangnya dan berjalan kearah pintu.
"Hazel sudah bangun?" Ia berkedip sebentar sebelum mengangguk kecil.
"Sudah."
Pria setengah paruh baya didepannya tersenyum dan mengusak surainya pelan.
"Cepat mandi dan bersiap lalu sarapan."
Hazel kembali mengangguk dan membalas, "Baik Bapa."
Pria itu menarik tangannya tapi sebelum itu ia sempatkan untuk mencubit sebentar pipi pemuda dihadapannya.
"Nanti berangkat sekolah Bapa antar okay?"
Hazel kembali mengangguk, "Okay."
Pria itu ikut mengangguk kecil. "Bapa tunggu dibawah."
"Ya." Dan pria itupun pergi dari kamar Hazel meninggalkan siempu yang kembali menutup pintu dan mulai bersiap.
. . .
Tidak butuh waktu lama, mungkin lima belas menitan Hazel telah siap dengan seragam juga hoodie dan tas sekolah yang ia tenteng menuruni tangga.
Sesampainya ia dilantai bawah Hazel langsung berjalan kearah ruang makan dan duduk tenang menunggu Bapa yang masih sibuk dengan masakannya.
Hingga beberapa menit kemudian menu sarapan hari ini telah tersaji didepannya. Dua shuffle pancake dengan kucuran madu diatasnya dan juga bluebarry sebagai pemanis juga segelas susu hangat.
"Terimakasih Bapa."
Johan, pria setengah paruh baya yang dipanggil Hazel dengan sebutan Bapa tersenyum dan membalas, "My pleasure Hazel, makan yang banyak jangan sampai sakit seperti kemarin."
Hazel mengangguk dan mereka pun mulai makan dengan tenang.
. . .
"Ma, Jordan bisa berangkat sendiri kok kayak biasa."
Mama menggeleng dan tetap fokus pada masakannya.
"Nggak, nanti kamu tetep Mama antar terus pulangnya nanti Mama jemput," balas Mama menyimpan masakannya dimeja.
Jordan menghela napas. "Ma, Jo bukan anak kecil lagi..."
KAMU SEDANG MEMBACA
[nohyuck] gerhana
Fanfic.・゜-: ✧ :- ωнєη тнє ѕυη мєєтѕ тнє мσση. ●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○● Hazel, tidak pernah tau apa itu senang, sedih, simpatik atau hal lainnya seperti itu. Ia tak pernah bisa mengerti mau seberapa kalipun ia membacanya. Rasanya memahami hal it...