01

44.2K 2K 37
                                    

Bukan lapaknya siders!!

.
.
.

Suara dentungan musik terdengar merdu ditelinga pemuda jakung yang tengah menyenderkan bahunya dikursi, dikedua jarinya terdapat benda nikotin yang sesekali dia hisap sedangkan ditangan kirinya memegang gelas berisi minuman yang sudah tinggal separuh dengan kadar alkohol tinggi.

"Udah ka lo udah gelas ketiga."tegur temannya berambut hitam legam, Saepul Bahri.

Pemuda pemilik nama lengkap Arbynaka itu hanya melirik sedikit temannya lalu kembali fokus pada kegiatannya.

"Cukup! kita balik sekarang udah setengah satu lewat."ujar pemuda berkulit sawo matang, Guntur Wijaya.

"Ck gue males pulang paling-paling tuh pedofil lagi cocok tanam sama jalangnya lagi."decak Naka sinis.

Sudah menjadi rahasia umum bagi kedua sahabat Naka yang mengetahui kelakuan bejat ayah sahabatnya yang memang sering membawa wanita yang jauh lebih muda ke rumahnya.

"Lo bisa nginep dirumah gue."ajak Saepul.

"Lo udah tau jawaban gue."balas Naka acuh.

"Ngrepotin? Apanya yang ngrepotin bahkan mama gue selalu maksa buat lo tinggal bareng sama kita lo nya aja yang bebal."kesal Saepul setelah mendapat tolakan kesekian kalinya.

"Balik dah lo pada nanti bokap nyokap lo nyariin."

"Kita gak akan balik sebelum lo ikut balik juga."tolak Guntur tegas.

"Gue bisa balik sendiri gue bukan bocah lagi."

"Bukan bocah tapi bayi, udah lah cepet sebelum lo gue gendong juga Lo."

"Ck ayo gue bayar dulu."Naka menatap malas dengan mata sayunya.

"Gue aja yang bayar anggap aja gue malem ini kerasukan jin baik."

"Sering-seringlah lo kerasukan jin biar gue hemat juga."kekeh Naka dibalas dengusan.

"Enak di lo itu mah."

.....

"Baru pulang, habis jual diri kemana kamu?"

Naka melirik papanya yang hanya mengenakan celana pendek dengan tatapan remeh seolah sudah menduga apa yang sudah terjadi.

"Papa kira aku kaya papa yang asal coblos."ujarnya santai tak ada rasa takut sedikitpun.

"JAGA UCAPANMU ANAK SIALAN!!"bentak Gaza, ayah kandungnya.

"Naka atau papa yang seharusnya jaga ucapan udah tua bukannya tobat malah makin jadi, Naka doain papa masuk neraka."

Plakk

"DASAR ANAK TIDAK TAU DIUNTUNG SEHARUSNYA KAMU BERSYUKUR SAYA RAWAT SAMPAI SEBESAR SEKARANG JIKA BUKAN KARENA HARTA MAMA KAMU SAYA TIDAK SUDI MENIKAHI WANITA JALANG ITU!!"

Naka memegang pipinya yang panas kekehan miris terdengar dibibir pucatnya.

"Jangan pernah sebut berlian aku dengan kata-kata yang harusnya cocok buat simpenan papa."

"Jangan harap kamu dapat jatah makan malam ini dan besok."

"Aku gak peduli."tekannya.

Tak ingin berlama-lama berada didekat kawanan setan, Naka bergegas ke kamarnya mengistirahatkan hati dan fikiran nya yang berkecamuk.

Naka mengambil figura almarhum mamanya, masih membekas diotaknya bagaimana tangisan pilu mamanya mendapati kenyataan bahwa papanya memiliki selingkuhan bahkan sudah memiliki anak dengan selingkuhannya.

ARBYNAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang