"Omoo gue gak nyangka kalau kalian Selama ini homo"Saepul menutup mulutnya seolah kaget dengan pemandangan didepannya.
Mendengar kalimat menyebalkan itu sontak Naka langsung melepas pelukannya begitupun Guntur yang langsung menendang tulang kering Saepul dengan keras.
"Sialan Lo."umpat Naka kesal, matanya mengedar menatap satu persatu pasang mata yang menatapnya karena ulah Saepul yang berteriak dengan keras.
"Lagian tumben-tumbenan aja kalian pelukan, biasanya juga si gledek anti touch touch kulit orang apalagi Lo yang banyak kuman nya."acuh Saepul, mengingat percakapannya sang ibu tadi dia langsung menatap Naka dan Guntur secara bergantian.
"Apaan Lo natap gue begitu?"
Saepul menunjukkan room chat dengan ibunya didepan wajah Naka"Gue kudu balik sekarang kucing nyokap gue mau lahiran."lanjut Saepul mengambil Topi yang semula dia letakkan dimeja.
"Gue juga deh udah lumayan malem juga, Lo mau bareng apa gimana yang pasti lo jangan Balik sendiri deh gue takut Lo digondol om-om dijalan."tawar Guntur pada Naka yang menatap mereka tak minat.
Naka menggeleng pelan tanda menolak, dia benar-benar malas pulang yang ada dipikiran nya sekarang adalah cara kabur agar dia besok tidak bertemu manusia yang akan memungutnya sementara.
"Dia bareng lo aja pake mobil gue, motor dia biar gue yang bawa."usul Saepul, karena memang dia dan Guntur datang bersama dengan mobil Saepul.
"Hm, kunci Lo siniin."
Naka memberikan kunci motornya lebih tepatnya melemparnya dengan kasar, dia cukup kesal dengan mereka.
"Gak usah ngambek besok gue beliin Lo batagor kuah pempek."ucap Guntur sembari menyeret Naka yang sengaja memberatkan diri.
"Ck. Gue belum bayar."decak Naka.
"Udah gue bayar."sela Saepul sebelum benar-benar menghilang.
"Perasaan badan Lo selidi dah ini dosa Lo yang kebanyakan atau pahala gue yg berkurang."gumam Guntur pelan.
Helaan nafas lega keluar dari bilah bibir Guntur sesaat melihat mobil hitam berkilau sudah berada didepan matanya, tanpa basa-basi dia langsung membuka pintu kursi penumpang dengan kunci.
"Lo masuk sendiri atau mau gue lempar ke dalem?"tanya Guntur pada Naka yang sudah tampak tepar.
Naka menatap Guntur dengan wajah memelas"Gue gakmau balik."ucapnya dengan nada merengek.
Helaan nafas Guntur terdengar berat ditelinga Naka"Lo udah mabok bocah kalau gak gue bawa balik, Lo mau besok pantat lo udah dijebol om".?"
"Ish Lo gak asik tau."Naka menatap Guntur dengan cemberut, kedua tangan kurusnya sudah melingkar apik di pinggang Guntur dengan wajah yang diduselkan.
"Lo jahat tau gak gue tuh gakmau balik diapatertemen gue sendirian gimana nanti kalau gue ditidurin setan."ucap Naka yang semakin ngelantur.
"Anjir Lo kalau lagi mabok bener-bener bikin jantung gue gak aman."gumam Guntur memegang dadanya yang bergemuruh.
Dengan cepat dia menutup pintu penumpang dan langsung membuka pintu kursi yang berada disamping pengemudi itu lebih baik.
Setelah memastikan Naka duduk dengan anteng Guntur langsung berlari mengitari mobil untuk masuk ke kursi kemudi tak lupa juga dia mengunci semua pintu untuk berjaga-jaga karena tidak menutup kemungkinan jika nanti bisa saja Naka nekat melompat keluar.
"Emhhh..."leguh Naka yang tampak membenarkan posisinya yang tak nyaman, mata beriris abu itu tampak memejam dengan bibir tipis yang terus bergumam.
Guntur yang peka melepas jaketnya untuk disampirkan ke atas tubuh Naka tak lupa dia juga mengganti suhu AC mobil supaya lebih hangat setidaknya itu bisa lebih menghangatkan tubuh Naka yang tampak kedinginan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARBYNAKA
Teen Fiction( Selesai ) . . . Menjadi putra tunggal seorang dokter tidak pernah sekalipun terlintas diotaknya, bahkan dimimpinya pun tak pernah dia harapkan memiliki keluarga yang over dengan kesehatan dan banyaknya alat kedokteran. "Papi diem disitu jangan ger...