"kamu mau makan kaki kurus ini yang biasa menginjak sesuatu yang menjijikan dan akan di olah dalam perutmu."
........................
"Gak ada satu orang pun yang mau makan kaki ayam yang bekas menginjak kotoran."lanjut nya.
"Adalah ini aku buktinya, kalau papi gakmau yaudah buat aku aja."Naka menarik mangkok didepan Damian.
Damian menahan tangan putranya"Tidak baik makan mie terlalu banyak."
"Dih bilang aja papi juga mau mie nya, udah cicipin dulu aku jamin papi pasti suka."cibirnya.
"Sini cekernya biar aku yang makan."
"Buruk."komen nya merasakan mie dengan tekstur lurus itu, hambar tidak ada rasa.
Naka menghentikan suapan nya"Papi harus racik dulu bumbunya biar enak, sini aku aja yang racikin."
Naka mengambil alih mangko milik papinya dan menuangkan satu sendok sambel, saos juga kecap yang lumayan banyak.
"Sok atuh di cicipin."
Damian mengangguk setelah, sedikit lebih baik meskipun masih terasa aneh dilidahnya"Lumayan."
"Bukan lumayan pi tapi enak."
Keduanya diam menikmati mie ayam yang baru pertama kali Damian coba dari dia dilahirkan hingga sekarang, tidak buruk tapi tidak juga jadi pilihan yang tepat untuk ngemil di sore hari.
"Udah?"tanya Damian melihat mangkok putranya bersis dari bekas mie ayamnya seperti sudah dicuci.
"Kamu jilatin mangkok nya juga?"
Naka mengangguk santai menyeruput es teh nya"Heem biar afdol."
Damian meletakan dua lembar uang pecahan berwarna merah di meja, tangan nya menggenggam tangan putranya dan menyeretnya untuk keluar.
Naka membiarkan tangannya digenggam, senyum miliknya tertarik dengan sempurna melihat ketulusan Damian, sosok figur ayah sempurna untuk semua anak dia bisa melihat sendiri bagaimana Damian yang kaku memperlakukan dirinya sehangat layaknya seorang ayah dan anak yang memiliki ikatan darah.
Senyum nya semakin manis melihat Zanna yang sudah menunggu keduanya didepan gerbang dengan kedua tangan yang direntangkan untuk menyambut dirinya, tak ayal tubuhnya dia tabrakan dalam dekapan hangat milik Zanna.
"Mami menyayangi mu selalu."Zanna menyempatkan memberi kecupan kecil dikening sang putra.
"Ayo masuk."Damian menuntun kedua pemilik hatinya untuk ke dalam.
"Mami sudah siapkan air hangat, kamu bisa mandi sekarang nanti malam ada yang datang untuk menemui mu."ucap Zanna dengan senyum simpul.
Naka mengangkat aslinya satu"Siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARBYNAKA
Teen Fiction( Selesai ) . . . Menjadi putra tunggal seorang dokter tidak pernah sekalipun terlintas diotaknya, bahkan dimimpinya pun tak pernah dia harapkan memiliki keluarga yang over dengan kesehatan dan banyaknya alat kedokteran. "Papi diem disitu jangan ger...