10

16.3K 1.1K 29
                                    

Bukan lapaknya siderss...!!
.
.
.


"Saya fikir tuan muda harus memikirkan rencana anda secara matang-matang, bukankah jika anda menerima takdir itu kalian saling menguntungkan?anda membutuhkan orang tua yang siap memberi rasa aman dan kasih sayang dan juga tuan Damian dan nyonya Zanna yang membutuhkan seorang putra sebagai pelengkap keluarga kecil mereka, kalian memang ditakdirkan untuk bersama tuan muda meskipun anda ingin menghindar seperti apapun kalian akan dipertemukan lagi percaya dengan saya."

"Percuma anda akan kabur ke mana pun karena sejatinya anda akan kembali ke sini dan menjadi putra mereka lebih baik anda tidak membuang-buang waktu  untuk hal yang tidak berguna, belajarlah menerima semua ini saya bisa melihat kasih sayang yang tulus dari tuan Damian dan nyonya Zanna untuk anda, saya tidak ingin nantinya ada penyesalan diakhir cerita."

"Tolong fikirkan baik-baik perkataan saya tuan muda, saya pamit undur diri."Angga menepuk dua kali pundak Naka sebagai bentuk penyemangat.

"Apa iya gue emang ditakdirkan buat jadi anak mereka?takdir apaan macam gitu namanya pemaksaan ini."gerutu Naka pelan.

kakinya melangkah ke arah kamarnya yang berada dilantai dua gerakan kakinya sangat slomo dengan tangan yang memegang ujung tangga dan mengelusnya.

"Gue gak mungin percaya gitu aja kalau emang mereka tulus sama gue, sedangkan kita aja baru ketemu satu kali mana ada bisa jadi sayang cuma karena ketemu sekali dikira ini sinteron yang cinta pandangan pertama."

"Mana ada kata cinta pandangan pertama, mitos itumah."ucap Naka entah pada siapa.

Naka membuka pintu kamarnya pelan dan menguncinya dari dalam bukan hanya itu dia juga meletakkan meja belajar tepat di belakang pintu agar semakin sulit saat akan dibuka sebagai pencegahan agar aksi kaburnya tidak terhambat untuk kali ini.

"Bismillah anak Sholeh mau menjalankan misi jadi ninja warior."gumam Naka, tangan nya dengan terampil menyambungkan selimut-selimut yang dia temukan di Lemari yang berada dikamar nya menjadi satu bagian.

"Ck Orang kaya emang gini ya?naro stok selimut banyak-banyak buat apaan dah mending duitnya buat belih cilok sama cilung di akang-akang yang jual batagor."decak Naka tak habis fikir.

Setelah memakan waktu sekitar 20 menit semua selimut yang dia temukan sudah terikat memanjang ke bawah, Naka hanya menebak untuk ukuran ke bawahnya yang pasti dia sudah mengikatnya dengan sangat erat.

"Waktunya ninja warrior beraksi."

Naka mulai beraksi mengikat ujung selimutnya dilemari besar yang berada disamping tempat tidurnya dan sisanya dia julurkan ke bawah, seperti dugaannya panjang selimutnya tidak menyentuh tanah dengan sempurna mungkin hanya berjarak beberapa meter tapi lumayan menguras tenaga jika harus lompat.

Naka mengadahkan tangannya untuk berdoa"Bismillah dengan ijin Allah SWT babang Naka yang tampan ini berniat untuk kabur semoga diridhoi dan dilancarkan segala urusan nya Amiin."

"Untung gue kurus jadi gampang lah buat turun kena angin dikit aja langsung nyampe."gumamnya sembari mulai turun ke bawah secara perlahan.

Matanya sesekali mengedar mengawasi keadaan yang cukup sepi karena mungkin cuacanya sedang sangat terik bodyguard yang berjaga sekarang sedang meneduh agar tidak semakin menjadi hitam baguslah itu akan memudahkan Naka untuk segera pergi dari tempat ini.

Suatu keberuntungan untuknya menempati kamar yang dia tempati langsung terhubung dengan taman belakang yang sedikit rimbun karena tanaman bunga dan juga pohon mangga yang cukup besar.

Hap

Kakinya berhasil mendarat dengan sempurna namun sepertinya sedikit kesialan menimpanya saat melihat resleting jaketnya tersangkut diujung tali sprei yang lepas.

"Kenapa harus sekarang kecantolnya besok atau lusa kan bisa."gerutu Naka menarik-narik paksa tali tipis yang menempel di resleting jaketnya.

"TUAN MUDA..."

Tubuh Naka menegang mendengar suara yang sangat amat dia kenali dan sangat amat pula di hindari sekarang, matanya menoleh menangkap pergerakan Angga yang berlari mendekat ke arahnya dengan paksaan dan panik yang berlebihan Naka langsung melepas jaket miliknya dan hanya menyisakan kaos hitam yang tampak mencetak bentuk tubuhnya.

"WLEE...tangkep aja kalau bisa.."Naka menjulurkan lidahnya dan menggoyangkan pantatnya dengan tatapan mengejek.

Angga yang merasa geram dengan kelakuan tuan muda nya sontak mengencangkan larinya.

Naka yang melihat itu menjadi panik sendiri dan langsung menaiki tembok kokoh yang membatasi perumahan milik keluarga Kavendra dengan penduduk perumahan sekitar.

Sebagian tubuhnya berhasil mendarat dengan sempurna namun tangan Angga lebih gesit mencekal kaki kanannya yang masih sedikit menyisakan memar beberapa hari yang lalu, sakit tapi Naka tidak boleh lemah sekarang.

"Awassssss ...."sekuat tenaga Naka menghempaskan kakinya dan berhasil meskipun sepatunya harus terlempar jauh hanya sebagai kaki kanannya sedangkan kaki kirinya masih utuh.

"Makan tuh sepatu gue anggap aja itu sebagai kenang-kenangan dari gue byee..."Naka berhasil lolos dan berlari tak tentu arah dengan keadaan kaki sebelah kanan yang telanjang.

"Gak sia-sia gue sering Dateng dan bolos disekolah ternyata ada gunanya sekarang gue pikir cuma sia-sia."gumam Naka lega, sekarang dia hanya mencari cara untuk mencari tempat tinggal.

Tangannya merogoh kantung celana jeans depan belakang namun nihil dia tak menemukan apa yang dia cari setaunya dia meletakkan handphone miliknya disaku celana namun salah sepertinya dia meletakkan nya disaku jaket yang dia tinggalkan.

"Shit!pasti ketinggalan disana, masa iya gue balik kesana lagi yang ada gue nyerahin diri gue sendiri sia-sia dong gue kabur kalau gitu."umpat Naka kesal.

Berbeda dengan Naka yang tampak kesal Angga sendiri sudah dibuat was-was dengan reaksi tuannya nanti jika mengetahui putranya sudah berhasil kabur dan hanya meninggalkan jaket yang sudah tampak usang dan tak terawat.

"Bagaimana?"tanya bodyguard yang lain.

"Tidak ada cara lain kita harus menghubungi tuan dan nyonya karena ini menyangkut putra mereka, biar aku yang menelepon."putus Angga diangguki.

Meskipun tergolong masih muda jiwa kepemimpinan Angga sudah sangat menguar dan sangat bisa diandalkan dalam kondisi apapun.

"Maaf tuan saya ingin mengabari jika tuan muda berhasil kabur lewat pintu belakang tuan."lapor Angga dengan jantung yang berpacu dua kali lipat.

'biarkan aja tugas kalian mencari dimana Titik terang dia sekarang saya dan istri saya langsung yang akan mengajak nya kembali.'balas Damian membuat Angga tersenyum lega.

"Baik tuan saya akan melaporkan nya segera."

Melihat Angga yang tampak biasa saja setelah mematikan teleponnya membuat bodyguard yang lain merasa heran pasalnya tidak ada tanda-tanda jika Angga ketakutan karena kemarahan tuan mereka.

"Bagaimana?"

"Kita tidak perlu menyusulnya tuan hanya menyuruh kita untuk mencari dimana tuan muda berada tuan besar dan nyonya yang akan menjemput tuan muda."

"Syukurlah setidaknya kita tidak mendapat amukan tuan besar."gumam bodyguard yang memiliki kepala plontos.






Bayar pake voment♡
Gratis no ongkir....

ARBYNAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang