12

15K 977 13
                                    

Gamau banyak omong langsung baca ajalah..



































"Bagiamana kau setuju kan?"pinta Zanna dengan wajah penuh harap.

"Kamu bisa pegang janji mami untuk tidak menyakiti mu dan akan memperlakukan mu sebaik mungkin, meskipun mami belum pernah merasakan menjadi orang tua setidaknya mami sudah banyak belajar bagaimana cara merawat dan memberikan cinta layaknya seorang ibu untuk anaknya."ujar Zanna meyakinkan,netra abu-abu menyorot kedua kelereng Naka dengan tatapan berharap.

"Kamu bisa fikirkan terlebih dahulu sampai besok pagi, mami harap kamu mengambil keputusan yang tepat dan tidak menimbulkan rasa kecewa untuk semua pihak."putus Zanna setengah rela.

"Kasih mami kesempatan satu kali untuk bisa merawat seorang anak layaknya orang tua pada umunya melalui kamu, kamu satu-satunya harapan yang mungkin bisa mewujudkan keinginan terbesar saya memiliki seorang putra."

"Mau ya?."Zanna menggenggam tangan Naka yang terlihat tenggelam digenggamannya.

"Kasih gue waktu buat berfikir, ini gak semudah yang kalian kira sebelumnya kita tiga orang yang tidak mengenal satu sama lain dan dipertemukan secara tidak sengaja bahkan gue sama sekali gak tau nama kalian berdua dan tiba-tiba kalian mau angkat gue jadi anak kalian tanpa minta persetujuan gue."balas Naka setelah mengembuskan nafas pelan.

"Dan satu lagi gue juga masih punya orang tua dan keluarga gak mungkin gue bisa lepas keluarga gue begitu aja dan pindah jadi bagian keluarga kalian berdua."

"Kami akan meminta ijin pada ayahmu langsung kalau kamu sudah yakin untuk menjadi pelengkap keluarga kami, saya dan juga suami saya siap mengambil hak adopsi mu kepada keluarga mu secara langsung, bagaimana?itu kan yang kau mau, jadi mau kan kamu menjadi putraku dan bagian dari keluarga Kavendra?"Zanna tampak semakin menggenggam tangan Naka erat.

"Besok kalian kesini lagi buat denger keputusan gue, biarin gue berfikir buat sekarang ini gak semudah yang kalian kira buat percaya sama orang baru gue kenal jadi tolong kalian bisa pergi sekarang."pintanya dengan suara lembut.

Zanna tampak melirik suaminya yang tampak mengangguk, dengan perasaan tak rela dia harus bangun dari tempat ternyaman nya tepat disamping calon putranya, Naka.

"Bolehkan sebelum pergi aku mencium keningmu sebentar?"pinta Zanna penuh harap.

Otak Naka tampak berfikir keras terlihat dari kerutan di dahi nya yang terlihat mengerut namun tak lama dia mengangguk kecil mengiyakan agar kedua orang di depannya cepat pergi dengan begitu otaknya akan semakin bisa berfikir jernih karena sejujurnya dia cukup grogi ditatap intens selama berbicara dengan mereka.

"Boleh."balas Naka ragu, pasalnya ini adalah ciuman kening pertamanya setelah ibunya meninggal dulu.

Zanna tampak mengangguk dengan antusias bibir yang terlapis dengan lipstik tipis itu mengecup kening calon putranya dengan penuh kasih sayang bahkan mata indahnya tampak memejam menikmati sentuhan pertama dengan pemuda yang sudah dia cap sebagai putra nya itu.

"Terimakasih mami akan kembali besok semoga keputusan mu tidak mengecewakan, mami mencintaimu."

Tepat setelah mengatakan itu Zanna keluar dari apartemen Naka beriringan dengan Damian yang tampak tersenyum kemenangan karena berhasil mencuri kecupan singkat di dahi Naka tanpa harus meminta izin terlebih dahulu.

Sepeninggalan kedua nya Naka langsung menggosok dahinya dengan sedikit kasar bersamaan dengan bibir nya yang terus mengoceh tak jelas.

"Najis banget tuh om-om kening gue udah ternodai harusnya kan kening mulus gue cuma bisa dicium cewe cakep aja."gerutunya kesal.

ARBYNAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang