........................................................................
Dua Minggu terhitung sudah sejak Naka menginjakkan kakinya dirumah besar ini, yang artinya dua Minggu lagi Naka juga harus memberikan keputusan yang akan merubah hidupnya untuk ke depan.
Kasih sayang, peran orang tua dan perhatian-perhatian kecil Damian dan Zanna berikan untuk putra semata wayang mereka.
Seperti saat ini Naka yang sudah terbaring dengan nyaman berbantalan paha Zanna,sedangkan Damian sendiri sudah kembali ke rumah sakit untuk melaksanakan kewajiban nya sebagai dokter, Zanna sendiri memilih mengundurkan diri dari pekerjaannya tepat setelah Naka menandatangani surat kesepakatan yang mereka sepakati, ia ingin fokus mengurus putranya dan menjadi ibu yang baik untuk putra semata wayangnya.
Ah iya tentang kesempatan yang Damian ajukan semalam terpaksa Naka menuruti seperti memakan sayuran bahkan minuman-minuman yang menurutnya sangat aneh namun tidak ada pilihan lain dari pada dia harus disuntik dengan suntikan gajah.
Tatapan Zanna beralih sebentar menatap jam yang melingkar ditangannya tepat memasuki jam makan siang, dia juga sudah memasak beberapa menu sebelum menemani putranya menonton.
"Makan dulu yuk nanti bisa dilanjut lagi nonton nya."ajak Zanna dengan wajah menunduk menatap putranya yang fokus dengan film nya.
Naka mengangguk segera bangkit dari acara rebahan paling nyamannya, tak lupa dia juga memainkan televisinya niatnya tidak akan dia matikan sengaja biar tagihan listrik nya bertambah.
"Papi gak pulang?"tanya Naka saat telinganya tidak mendengar suara menyebalkan Damian, sangat damai.
"Ya karena ada korban kecelakaan yang dilarikan disana jadi terpaksa papi tidak bisa pulang sebagai gantinya mami akan kesana, Naka mau ikut?"tanya Zanna.
Naka mendudukkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum menjawab"Kalau diajak ke tempat lain aku mi tapi tidak dengan tempat yang satu itu hukumnya pamali."
"Yah sayang sekali, papi baru saja mengabarkan agar mengajakmu kesana."balas Zanna benar adanya.
"Manja bener."cibir Naka pelan.
Keduanya kembali melanjutkan makan nya dengan hening, karena biasanya yang akan membuat suasana meja makan ramai adalah perdebatan Damian dan Naka namun kali ini anak itu tampak diam tak mungkin juga Naka berdebat dengan Zanna, durhaka namanya.
"Mami selesai, mami ijin ke belakang sebentar untuk menyiapkan makan siang papi mu, kamu lanjut makan."pamit Zanna, wanita itu sempat mengusap rambut putranya sebentar.
Naka mengangguk cepat, setelah memastikan punggung mami nya sudah tak terlihat sendawa yang sedari dia tahan segera dikeluarkan menghasilkan suara dan aroma yang tidak mengenakan.
"Alhamdulillah damai nya makan tanpa Damian."ucapnya dengan wajah sumringah.
Dari arah dapur Naka bisa mendengar suara langkah sendal maminya yang mendekat, tangan kanan membawa lunch box berwarna biru sedangkan tangan kiri menahan ponsel yang berada ditelinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARBYNAKA
Teen Fiction( Selesai ) . . . Menjadi putra tunggal seorang dokter tidak pernah sekalipun terlintas diotaknya, bahkan dimimpinya pun tak pernah dia harapkan memiliki keluarga yang over dengan kesehatan dan banyaknya alat kedokteran. "Papi diem disitu jangan ger...