37

8.4K 633 42
                                    

Plisss itu gue tebak update ini gak sesuai sama yang kalian harapin tapi seenggaknya baca dulu lah ya༎ຶ‿༎ຶ
.
.
.
.
.

Kedua netra Naka menajam menatap tepat mata elang lelaki yang berdiri didepannya dengan angkuh, kedua tangannya terlipat didepan dada sedangkan kepalanya menunduk menyesuaikan wajahnya dengan wajah sang putra yang menatapnya penuh benci.

"Berhenti menatap ku seperti itu nak." Satu tangan Gaza terangkat mencengkram erat dagu putranya, kuku nya yang runcing menancap tepat di pipi Naka.

Gaza melepas cengkraman nya dengan kasar "kalau bukan karena harta ibumu aku tidak sudi menyentuh dan melihat lagi wajah mu itu."

Naka meludah ke samping, jika kedua tangan dan kaki nya tidak terikat sudah bisa dipastikan kaki nya yang anggun mendarat tepat di wajah duplikat setan itu.

"Lo pikir gue Sudi ketemu sama manusia setengah setan kaya Lo!"balas Naka sengit.

Gaza membalas dengan tawa remeh"Hohoho putraku yang manis sekarang sudah berani menjawab ku ya? Apa ini ajaran pria brengsek itu.?"

Tangan Naka terkepal erat "Lo yang brengsek."

Kepala Naka terpaksa mendongak sesaat merasakan kulit kepalanya tertarik dengan paksa rasanya sangat sakit.

Tarikan ditangannya menguat"Katakan sekali lagi."

"Lo brengsek."ucap Naka susah payah.

Dug

Gaza menendang kursi yang diduduki Naka dengan keras, guratan wajahnya terlihat puas melihat putra kandungnya tampak lemah.

Naka memejamkan matanya erat merasakan tubuhnya yang terpental, kepalanya ikut terbentur tembok dibelakangnya.

"Jangan harap kau akan mendapatkan makanan hari ini."

"Bersujud lah di kaki ku terlebih dulu baru aku akan mengambil makanan untukmu."ujarnya angkuh.

"Seorang manusia tidak pantas bersujud dikaki binatang."balas Naka tenang.

"Sialan."umpat Gaza sebelum keluar menutup pintu gudang dengan keras.

Papi tolong Naka

.......

Saepul menatap malas teman keras kepalanya yang hanya duduk dengan rokok yang terselip di bibirnya, setiap menghabiskan satu batang Guntur akan mengambil batang berikutnya dan seterusnya seperti itu.

"Lo udah habisin satu bungkus sendiri."celetuk Saepul menatap Putung rokok yang berserakan dilantai.

"Hm."Guntur hanya berdehem sebentar, kembali bibirnya mengeluarkan asap dari nikotin yang di hisapnya.

Saepul merebut rokok yang terselip di bibir temannya kasar "Lo kalau mau mati sini gue gebukin gak perlu repot-repot buat rusakin paru-paru Lo yang bisa gue jual kalau Lo gue matiin sekarang juga."

"Balikin."

"Bilikin."cibir Saepul mengikuti gaya bicara Guntur.

Guntur berdecih mengambil kembali rokok miliknya"Bacot."

Saepul memilih diam malas berdebat dengan orang keras kepala "Lo gamau nengok Naka, udah hampir seharian kita belum denger kabar dia."

Bola mata Saepul melirik melihat reaksi raut wajah Guntur yang berubah.

"Lo gak ngerasa bersalah? Seharusnya kita sekarang ada disamping Naka buat semangatin dia, seenggaknya kita disana cegah dia kalau dia mau bunuh diri juga kaya Lo."ujar Saepul serius.

Guntur melirik sebentar sebelum menjawab "Bukan gue yang gamau ketemu dia tapi Naka sendiri yang gakmau kita dampingin dia."

Helaan nafas kasar terdengar ditelinga
"Lo bukan sehari kenal Naka, Lo yang tau sendiri gimana Naka kalau dia udah menghadapi sama satu masalah, gak seharusnya Lo ikut kebawa emosi kaya kemarin, sikap Lo kemarin seolah-olah kita juga bakal ninggalin dia, Lo paham sendiri Naka trauma ditinggal sendiri, dia selalu takut kalau didunia ini dia cuma punya dirinya sendiri, dia takut gak ada yang bisa dia mintai tolong, dia takut gak ada yang bisa dia ajak bicara."kedua sudut mata Saepul sedikit berembun mengingat wajah ketakutan Naka.

ARBYNAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang