17

12.8K 914 56
                                    

"Mulai besok dan seterusnya kamu bukan lagi siswa SMA GALAKSI."

...............

"Apa begini penampakan sekolah yang diagungkan oleh semua orang?Dengan merendahkan orang lain hanya karena tidak memiliki status sosial yang tinggi?"suara tegas dengan nada dingin itu membuat perhatian mereka teralihkan pada seorang wanita yang tengah berdiri dengan angkuh.

"Mami."gumam Naka dengan suara yang sangat pelan.

"Saya fikir sekolah ini belum benar-benar layak mendapat predikat sekolah terbaik."dengan langkah tegas Zanna berjalan mendekati tempat putra nya.

Semua yang berada disana menatap bingung sepasang suami yang datang tanpa di undang, tak terkecuali ibu Galih yang menatapnya sedikit takut tentu dia tau betul siapa yang akan dia hadapi sekarang.

"Oh apa aku harus mengumumkan pada semua orang bahwa sekolah elit ini masih memperlakukan siswanya dengan tidak adil"lanjutnya dengan suara yang lantang.

"Ada keperluan apa anda datang ke sekolah ini tuan Damian dan Nyonya Zanna yang terhormat?"tanya Ibu Galih tenang namun terselip nada sinis.

"Tentu saja untuk melindungi putraku dari badebah seperti kalian."

"Maaf menyela namun sepertinya saya tidak melihat putra kalian, jadi siapa yang kalian maksud?"tanya Kepala sekolah dengan nada tak suka.

"Arbynaka Kavendra dia putraku."jawab Zanna penuh tekanan.

"Bukankah Arbynaka putra dari pasangan Gaza dan Ibu Helena."sela Reni, guru BK yang sering menangani masalah Naka.

"Apa maksud anda berbicara seperti itu Naka adalah putraku."

Melihat situasi yang semakin tidak kondusif, Damian segera menoleh menatap wajah putranya yang sangat ketara tegang dan gelisah terlihat dari gestur tubuhnya yang tak bisa diam.

"Pakai uang ini untuk makan dikantin ajak juga kedua teman mu itu."Damian menyerah sepuluh lembar uang biru pada putranya.

Mendengar suara papinya secara spontan manik kembar Naka langsung menatap dalam manik kembar Damian yang juga sedang menatapnya, anggukan kecil Damian berikan untuk meyakinkan putranya bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Jangan fikirkan apapun kita yang akan menyelesaikan ini."Zanna menggenggam sebentar tangan putranya yang dingin.

Naka menggeleng"Ayo pulang."

"Tidak sekarang Naka, mami tidak terima kau diperlakukan seperti ini dan juga sedikit memberi balasan apa yang mereka lakukan padamu."Ibu jari Zanna mengusap lembut pipi Naka yang terlihat memerah.

"Mami janji ini akan segera selesai, pergilah."Zanna mengecup kening Naka sekilas.

Tak ada pilihan lain selain mengiyakan,Naka mengangguk kecil sebelum akhirnya mengajak kedua temannya itu untuk keluar.

Setelah memastikan punggung Naka sudah tak terlihat Zanna mengambil kertas diatas meja dan membacanya dengan tenang.

.....

"Lo takut?"tanya Guntur melihat gestur Naka yang tampak tak selera mengaduk-aduk makanannya.

Naka menggeleng namun seperkian detik dia mengangguk menjawab pertanyaan Guntur.

"Gue takut mereka kecewa, gue gak masalah kalau gue harus keluar dari sekolah ini yang gue takutin reputasi mereka hancur gara-gara gue dan mereka buang gue lagi"jawabnya pelan.

"Percaya sama gue mereka gak kaya apa yang Lo pikirkan, menurut pandangan gue mereka benar-benar tulus sama lo, jangan khawatirin apapun kita selalu ada buat Lo."Guntur menepuk bahu Naka pelan.

ARBYNAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang