14

12.8K 909 51
                                    

Hollla i'm back(~‾▿‾)~





"Tunggu apalagi cepat cari."titah Zanna pada suaminya yang hanya diam ditempat.

Damian melirik pengawalnya memerintah dengan kode tangan"Kalian cari surat itu jangan hanya diam seperti manekin."

Zanna menatap tajam Damian"Naka itu putramu atau pengawalmu?"

"Tentu saja putraku."

"Jadi kau yang harus mencarinya bukan hanya memerintah, untuk apa kau berada disini jika hanya diam seperti manekin."sindir Zanna.

Damian menghela nafas pelan tidak istrinya tidak calon anaknya benar-benar klop"kalian kembali berjaga biar aku yang mencarinya karena aku ayahnya dan dia putraku bukan putra kalian."

"Kenapa kau melirikku?"ketus Zanna saat suaminya tampak melirik ke arahnya dengan pandangan menyindir.

"Tak ada."

.....

Dibelahan timur lainnya terdapat seonggok manusia yang tampak berbaring dengan lesu dibawa meja yang kosong hanya ada beberapa toples jajan yang sudah kosong isinya.

"Rumah Lo gada makanan gitu?gue kelaparan."keluh Naka memegang kepalanya yang kelaparan.

"Ada dikulkas tapi mentah."jawab Guntur acuh.

"Ck lagian Lo kok bisa betah sih lontang-lantung dirumah sendiri tanpa makanan."decak Naka tidak kagum, pemuda dengan gizi kurang itu membalikan badannya dengan posisi tengkurap dilantai yang dingin.

Guntur menjawab tanpa tersinggung"Mau gimana lagi gue udah terbiasa begini."

"Lagian Lo kalau mau nginep tuh ngomong dulu bukan malah subuh-subuh gedor-gedor rumah orang mana suara Lo cempreng banget untung rumah gue sepi coba kalau ada emak gue gimana coba."ujar Guntur kesal mengingat jam 5 subuh tadi dia harus terbangun karena terpaksa membuka pintu yang akan roboh jika terus dibiarkan.

"Ya maap kan urgent, salah Lo juga ga liat hp gue udah telfon ya dari jam 3 subuh."

"Iyalah gue tidur jam segitu gak kaya Lo yang masih gelandangan bukannya anteng dirumah aja."

"Bodoamat gue males ngomong sama lo."sewot Naka.

Mata bernetra abu-abu itu mengintip sedikit kegiatan Guntur yang sangat membosankan"Ketimbang Lo gada kerjaan cuma ngetik-ngetik ga jelas dilaptop mending Lo beliin gue makan kalau bisa duitnya juga dari Lo bahasa halusnya lo traktir gue."

"Ngelunjak ya Lo udah numpang dirumah gue mau makan juga nyuruh mana minta dibayarin aturan Lo yang bayarin gue buat upah."kesal Guntur namun tak ayal dia bergerak mengambil kunci motor dilaci.

"Jangan lupa tamu adalah raja pemilik rumah babu."ujar Naka mengingatkan.

"Maunya elo itumah."

"Lagian sekali-kali lah Lo sedekah sama anak piatu biar hidup Lo berkah."

"Sekali pantat lo berkilau."ketus Guntur.

Tanpa menjawab lagi Guntur beranjak keluar tak lupa dia menutup pintu dengan keras.

"Astaghfirullah akhi untung jantung ane gak copot."

Naka melirik ponsel Guntur yang masih menyala, senyum jahil terpatri dibibirnya.

"Gue pinjem bentar ya minta hospot."izin Naka dengan sopan.

Jari-jari Naka tampak menari diatas handphone milik Guntur dan bergilir pada Handphone miliknya yang lama sedangkan yang baru seingatnya dia meninggalkan nya saat akan kabur dari rumah dokter gila itu beberapa hari atau Minggu yang lalu,setelah mengetik beberapa kata untuk menghubungkan sambungan internet nya.

ARBYNAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang