Bukan lapaknya siderss...!
.
.
.Jam di dinding sudah menunjukkan hampir setengah satu siang, sudah 30 menit pula pintu kamar yang Naka tempati saat ini diketuk oleh Zanna yang terus memanggil nya untuk turun makan siang bersama.
Naka tidak bisa membayangkan jika harus duduk diantara kedua orang yang sudah mengkalim nya sebagai putra mereka, apa yang harus nanti dia bicarakan bagaimana jika ada orang selain mereka disini dan dia akan ditanya dengan begitu banyak pertanyaan.
Naka tidak pernah merasa segrogi ini bahkan sudah puluhan kali dia mengelap tangannya yang berkeringat, wajahnya sudah pucat pasi karena merasa gugup ini akan menjadi pengalaman pertama untuknya makan satu meja dengan 'orang tua' setelah beberapa tahun yang lalu.
"Naka ayo keluar papi sudah menunggu dibawah, kau tak apa kan?"tanya Zanna dari balik pintu.
Naka mendongak dengan jari-jari yang berada di mulutnya"Iya bentar."
"Baiklah mami tunggu dibawah jangan lama-lama sayang atau nanti makanan nya akan dihabiskan oleh papi mu."
Naka bisa mendengar langkah kaki menjauh mungkin 'mami' nya itu sudah pergi baguslah jadi dia tidak merasa segugup itu.
"Mending gue turun apa disini?tapi perut gue juga laper sih."Naka mengelus perutnya yang belum terisi dari semalam.
"Mending gue sekarang makan isi tenaga kabur nanti pas waktunya tidur siang kemungkinan dua orang itu akan tidur."gumam Naka.
"Tumben nih otak gue pinter banget."puji Naka pada otak sebiji ketumbar nya.
Langkah nya membawa dia ke arah pintu membuka nya dengan perlahan kepalanya menyumbul sedikit dari celah pintu yang dia buka sebagian.
"Apa yang anda lakukan tuan muda, tuan besar dan nyonya sudah menunggu dibawah sebaiknya anda cepat turun sebelum tuan besar marah."tegur pria paruh baya yang mengenakan pakaian serba hitam dan terdapat pin perak di dada sebelah kirinya.
"Buset ngapain Lo pada ngejogrog disini mendingan bantuin gue kabur dari sini deh."ujar Naka santai, dia menyamakan tubuhnya tepat disamping pria yang masih terlihat muda dan merangkul nya layaknya kawan.
"Jangan bilang Lo pada juga yang bantuin tuan besar lo buat nyulik gue?"tuduhnya dengan mata memicing.
Bodyguard dengan name tag 'Angga' melepas rangkulan tuan mudanya sebelum tuan besar melihat dan menimbulkan sesuatu yang bisa mengancam keselamatan nya.
"Tidak ada yang menculik anda tuan muda, sebaiknya anda turun sekarang mari saya antar."tutur Angga dengan wajah datar.
Naka berjalan berdampingan dengan Angga yang sedari tadi hanya menampilkan wajah datarnya, bisa Naka tebak jika umur nya dengan Angga mungkin tak jauh berbeda dilihat dari wajahnya yang masih tampan, tubuhnya sangat tegap dan atletis.
"Silahkan tuan muda saya pamit undur diri."
"Jangan dong temenin gue disini, gue bingung harus gimana."
"Maaf tuan muda saya tidak bisa, anda hanya tinggal duduk dan makan bersama dengan kedua orang tua anda setelah itu selesai."
Naka menatap kesal Angga yang mulai berjalan menjauh kembali ke tempat awal dia bertemu, sekarang suasananya benar-benar canggung Naka tak tau harus melakukan apa rasanya seperti baru pertama kali bertemu.
"Sampai kapan kau akan berdiri? duduklah."titah Damian santai.
"Boleh?"tanya Naka
"Tentu mami dan papi sudah menunggu mu sedari tadi duduklah mami akan mengambil kan makanan mu."Zanna tampak tersenyum lembut dengan terampil mengambilkan makanan untuk putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARBYNAKA
Teen Fiction( Selesai ) . . . Menjadi putra tunggal seorang dokter tidak pernah sekalipun terlintas diotaknya, bahkan dimimpinya pun tak pernah dia harapkan memiliki keluarga yang over dengan kesehatan dan banyaknya alat kedokteran. "Papi diem disitu jangan ger...