39

7.7K 609 46
                                    

Annyeong!!!

Ketukan suara sepatu dari arah tangga menarik perhatian beberapa pasang mata yang menatapnya dari bawah, Damian tampak berlari menuruni tangga dengan wajah panik.

Kedua kakak laki-laki dan ayahnya menatap bingung anggota bungsu mereka yang terlihat begitu panik dengan wajah yang pucat, salah satu dari mereka berhasil mencekal tangan Damian sebelum berlari keluar pintu.

"Ada apa Damian kenapa kamu begitu panik?apa terjadi sesuatu dengan adik ipar?"tanya Egara.

"Tidak, tapi putraku dalam bahaya aku harus segera pulang ke Indonesia."jawab Damian cemas.

Ayah Damian yang mendengar itu ikut bangkit dari duduknya.

"Ayo ayah akan membantumu mencari cucuku."

"Stop berpura-pura menganggap putraku sebagai cucumu bukankah ayah sendiri yang ingin melenyapkan putraku oh aku tau apa ini salah satu rencana mu untuk memisahkan kami?!"jawab Damian dingin.

"CEPAT BERITAU DIMANA PUTRAKU KAU SEMBUNYIKAN!!"Ucap Damian lantang.

Egara menahan tangan Damian yang sudah mencengkram kerah kemeja ayahnya.

"Tenanglah Damian ini bukan saatnya kalian bertengkar jangan gunakan waktumu untuk hal yang tidak berguna ayah tidak mungkin sekeji itu, yang terpenting sekarang temukan Naka secepat nya kita tidak tau keadaan Naka sekarang bagaimana."Tangan kanan Egara terangkat mengusap bahu adiknya menenangkan.

Tuan Eden menatap putra bungsunya angkuh "Ayah akan ikut denganmu mencari Naka agar kau percaya ayahmu tidak mungkin melenyapkan seseorang dengan cara yang murahan jika ayah mau Naka bisa ku musnahkan di depan mata mu langsung tidak dengan cara seperti ini."

"Cepatlah kamu sangat lelet."

Tuan Eden berjalan lebih dulu, telinga tajam nya mendengar ketukan sepatu dari arah belakangnya yang terdengar sangat pelan.

"Perjalanan dari sini ke indonesia bisa memakan waktu seharian penuh biarkan ayah dan beberapa anak buah ayah untuk ikut denganmu dengan begitu kita bisa menggunakan salah satu pesawat milik kita itu bisa menyingkat waktu."

"Tidak ada waktu untuk berfikir Damian keselamatan putramu dan cucu bungsu ku sedang dipertaruhkan disini cepatlah."ucapnya dengan kesal.

"Ya Kita pergi sekarang."balas Damian acuh.

"Hati-hati kabari jika sudah bertemu keponakan ku."

"Ya."

.............

Guntur benar-benar gelisah sekarang perasaan menyesal membuat pikirannya tidak tenang segala opsi buruk terus berputar di kepalanya, segala kemungkinan yang terjadi itu semua karena kesalahannya, karena ke egoisannya.

"Kita gak mungkin diem aja selagi nunggu bokapnya Naka, kita harus cari Naka juga terutama Lo Guntur ini semua karena Lo kalau bukan karena ke egoisan Lo ini semua gak akan terjadi dan Naka sekarang masih ada sama kita."

"Ini semua gara-gara Lo anjing."

"Gue tau ini semua karena gue tapi Lo juga gak bisa terus-terusan salahin gue karena Lo ga ngerasain jadi orang yang paling Deket sama Naka karena kita beda."

"Cih si paling Deket."

"Sorry gue salah, bukannya kita harus cari Naka, disaat seperti ini tidak ada waktu untuk berdebat saatnya kita bersatu buat cari Naka."

"Hm kita pencar aja Lo cari kesana dan juga ke ujung sana nanti saling kabarin kalau ada satu petunjuk sekecil apapun.

"Ya."

ARBYNAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang