34

7.2K 698 92
                                    

Anyeong prenn
Cung yang kemarin ngamok tau Naka end
Santet kalian gak nyampe guys soalnya aku anak baik dan tidak sombong
Terimakasih

........................................................................

Naka berlari ke kamar mandi saat merasakan mual yg menjalar, dia menutupi mulutnya berlari ke wastafel, memuntahkan semua makanan yang baru dia telan ketiga kalinya.

Guntur memijat tengkuk Naka dengan telaten.

"Lo udah muntah 3 kali pagi ini Naka."tutur Guntur.

"Gue gapapa."jawab Naka dengan lirih.

"Gii gipipi."cibirnya.

Naka mendongakkan kepalanya menatap wajahnya yang pucat di cermin, kantung matanya benar-benar memprihatinkan.

Ekor mata Naka melirik sinis teman nya yang mencibir "Bacot Lo, kalau gak mau bantuin yaudah sana Lo balik gue bisa sendiri."

"Yakin bisa sendiri?"tantang Guntur.

Dengan percaya diri Naka melangkah keluar sebelum kaki yang sudah selemas jelly setengah matang rubuh tubuhnya ditangkap terlebih dulu oleh tangan kekar Guntur yang mengapit kedua ketiaknya.

"Jangan bebal deh, udah tau badan Lo kaya jelly setengah Mateng gaya-gayaan ngusir gue."omelnya, namun tak ayal dia mengangkat Naka dalam gendongannya.

"Berisik."

"Udah paling bener Lo nurut buat tinggal bareng gue, pasti gak akan gini keadaan Lo sekarang."ujar Guntur dengan nada sinis.

Seminggu yang lalu tepatnya setelah satu hari Naka menggalau ditempatnya dengan keras kepalanya Naka memilih untuk tinggal di apartemen nya sendiri ketimbang tinggal dengannya.

Alhasil ini yang di dapat, makan nya yang mulai tidak teratur, waktu tidurnya yang berantakan, kebiasaan rokok yang sudah ditinggalkan juga kembali mengisi kegiatan Naka.

"Tangan Lo kenapa?"tanyanya menyadari tiga jari Naka yang diplester.

"Gak sengaja kena pisau kemarin."jawab Naka enteng.

"Yang ini?"tunjuknya di bagian punggung tangan.

"Gak sengaja kena panci panas."

Melirik lagi di bagian pergelangan tangan"Terus yang ini?"

"Kena tumpahan air baru Mateng."

"Dan ini?"dibagian jidat sebelah kiri yang lebam.

"Kepentok lemari kemarin"

"Naka Naka Sekarang coba Lo ngaca tubuh Lo sekarang jadi kurus, mata Lo sayu apalagi kantung mata Lo Naka udah kaya bukan manusia."cibir Saepul yang menatap Naka yang kembali memakan buburnya.

Naka melirik teman nya "Terus gue apa kalau bukan manusia,babi?

"Itu lebih cocok."jawabnya enteng.

"Bodo."

"Udahlah Naka Lo nyerah aja gak usah maksain diri buat terlihat mandiri, Lo butuh Tante Zanna kan? Lo gak sadar selama ini Lo udah bergantung sama Tante Zanna dan om Damian?"ucap Saepul.

"Pipi tembem Lo kemana sekarang, yang ada pipi Lo jadi tambah kurus dari sebelumnya."tambahnya.

Guntur mengangguk menyetujui "Makin jelek juga."

"Lo gak ngaca? Lo lebih jelek ya
Mana ada gue jelek."balas Naka ngegas.

"Gue rasa ucapan Saepul kali ini ada benernya tapi cuma kali ini, gue mau nanya sama Lo, selama seminggu ini Lo maksain buat hidup mandiri apa yang Lo dapet?"tanya Guntur menatap raut wajah Naka yang berubah.

"Gak ada, yang ada Lo malah sakit magh lo tambah parah dan juga ketergantungan obat dan rokok yang makin menjadi, hidup Lo gak teratur kesehatan Lo juga gak ada yang perhatikan dan liat penampilan Lo udah kaya bukan manusia tapi kaya kerbau yang gak pernah mandi dan berguling-guling di sawah."papar nya rinci.

"Gak ada lagi yang nyiapin makan, gak ada lagi yang ngingetin Lo tentang pentingnya kesehatan, gak ada lagi pelukan kasih sayang dari mami papi Lo, emang Lo gak kangen itu semua?"tambahnya.

Bibirnya tersenyum tipis mendapati wajah Naka yang linglung dengan sudut bibir yang hampir melengkung ke bawah.

Guntur mengusap punggung sempt Naka "Jangan lihat mereka karena satu kesalahan, tapi lihat perjuangan dan kerja keras mereka buat berusaha bikin Lo nyaman, Om Damian orang yang minim ekspresi tapi selalu bisa berubah kalau lagi sama Lo karena apa? Karena dia takut Lo gak nyaman dan risih sama dia."

"Mereka gak egois tapi Lo yang egois, Lo gak bisa liat perjuangan mereka yang mau belajar jadi orang tua demi Lo, Tante Zanna rela keluar dari kerjanya demi siapa? demi Lo Naka, buka mata Lo siapa yang Lo harapin sekarang kalau bukan mereka, siapa yang akan jadi tameng Lo selain om Damian dan bahu siapa yang mau menopang Lo kalau bukan Tante Zanna."

"Gue gak ada satupun nyalahin Lo, gue cuma kasih pencerahan biar mata Lo yang tertutup itu segera terbuka, capek juga ngadepin sikap gengsi dan sok mandiri Lo."

"Dan jangan lupa dua Minggu lagi umur Lo genap 17, gak lupa kan Lo apa yang bakal bokap lo lakuin? Dia bakal ambil hak yang seharusnya jadi milik Lo, emang Lo rela? Harta mendiang Tante dirampas oleh orang yang salah, Lo gak mau kan Tante disana gak tenang karena harta yang seharusnya jadi milik Lo malah di ambil buat ngelakuin hal yang ga bener dan itu juga akan jadi beban Tante disana Naka."timpal Saepul.

"Mereka bisa aja pakai uang dari peninggalan nyokap lo buat mabok-mabokkan, judi dan hal dosa lainnya."tambah Guntur.

"Seenggaknya kalau Lo balik ke mereka, ada tameng yang siap ngelindungi Lo dari bahaya, kita gak tau betapa nekatnya mereka buat dapetin harta Tante, gue ragu kalau mereka akan minta ke Lo dengan cara baik-baik yang gue takutkan mereka bakal nekat sampai berani menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri hanya karena harta warisan."

"Gue gakmau sampe itu terjadi dan gak mungkin gue atau pun Saepul bisa bantu Lo, kita gak sekuat bokap lo dan kita gak se berkuasa itu buat halangin mereka."

"gue harus gimana sekarang?"tanya Naka dengan nada lirih.

"Ikuti kata hati lo, Turunin ego dan gengsi Lo sekarang sebelum menyesal, gue yakin mereka akan dengan senang hati menerima Lo lagi."

"Lo butuh waktu sendiri?"tanya Saepul pelan.

Naka menggeleng pelan "Yang gue butuhin cuma kalian."

"Utututu anak bayi gue udah sekarang jadi terharu gue."Saepul menerjang Naka ganas, memeluk tubuh ringkih Naka yang menggerakkan nya brutal.

"Kepala gue pusing."keluh Naka menampol kepala temannya keras.

"Sakit bodoh gak gue beliin samyang lagi Lo."

"Cih gitu aja baper."









BACA YANG INI GAK MAU TAU

Just info ya guys sebenarnya aku nulis book Naka ini karena gabut jadi dari awal banget aku gak ada persiapan apapun ataupun buat outline dan nentuin alur.
Aku bikin book ini juga karena ada cover nganggur jadi sayang aja klo gak dibikin cerita
Itulah alasan nya aku sering lama up

TAPI TAPI TAPI

Setelah book ini mau selesai aku baru kepikiran bikin outline nya dan ternyata itu kepanjangan kalaupun aku publish semua mungkin bisa jadi 70-80 part itu kebanyakan gak siiii

Gimana menurut kalian??

ARBYNAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang