part 6

26.6K 1K 9
                                    

"saya akan barusaha membuatmu mencintai saya meski dengan cara yang yang tak biasa"

-Rayyan Alfarizqi
.
.
.
.
.
~RAYYAN CEO~

Waktu sudah menunjukkan pukul 01.00, Rayyan bangun lebih awal, lelaki itu berlalu menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Rayyan keluar dari kamar mandi melirik sesat istrinya yang masih nyenyak di kasur, Rayyan mendekat ke ranjang untuk membangunkan istrinya.

Sebelum membangunkan istrinya Rayyan mengamati lamat-lamat wajah cantik Zulfa.

"Cantik," Pujinya Rayyan.

"Gimana saya nggak tertarik tidur aja tetap cantik."

"Bahkan bidadari pun pasti iri melihat kamu secantik ini," kekehnya sendiri.

"Zulfa, tahajjud yuk," Rayyan membangunkan istrinya dengan menepuk-menepuk lengan Zulfa yang masih terbalut oleh selimut

Wanita itu sedikit terusik, mencoba membuka matanya yang sedikit berat, melawan rasa kantuk yang menyerang. "Eughh..." lenguh Zulfa masih setengah sadar.

"Sholat tahajjud dulu yah," ucapnya lembut di telinga Zulfa.

Zulfa mengucek-ngucek matanya, ia terlonjat kaget saat mendapati Rayyan yang sudah ada di hadapannya, dia pun langsung bangkit dari ranjang menuju kamar mandi.

"Assalamualaikum warahmatullah."

"Assalamualaikum warahmatullah."

Selesai mengucap salam Rayyan berbalik badan dan menjulurkan tangannya pada Zulfa, Zulfa yang mengerti hal itu menyambut tangan Rayyan dan mengecupnya.

Pria itu menahan tangan Zulfa yang hendak terlepas, mencondongkan tubuhnya melafalkan doa di ubun-ubun sangat istri.

Rayyan tersenyum. "Nanti pagi kita akan pulang ke rumah baru."

"Maksudnya?" Bengong Zulfa, rumah baru apa maksudnya bukan kah mereka akan tinggal bersama Bundanya di sini.

"Kita akan tinggal di rumah asli kita, tapi sebelum itu kita berdua ke rumah Umi Abi dulu nginap beberapa hari disana," Tutur Rayyan lembut.

"Kamu keberatan ya sama keputusan saya?" Lanjutnya saat mendapati raut wajah sangat istri berubah.

Zulfa menggeleng. "Selagi itu baik, aku setuju pak."

Rayyan tersenyum hangat pada Zulfa, dia baru tau ternyata istrinya ini memiliki sifat yang penurut.

Dan apa tadi istrinya ini masih memanggilnya dengan sebutan pak? Sebenarnya tidak ada masalah Zulfa memanggilnya dengan sebutan apa hanya saja Rayyan ingin berbeda dari panggilan pasangan pada umumnya.

Contohnya seperti, Zauji, Sayang, Habibi, atau Bubu misalnya haha.

"Kamu memanggil saya apa tadi, pak?" tanya ulang Rayyan.

Zulfa mengigit bibirnya dalam-dalam, dia juga tidak tau harus memanggil dengan sebutan apa kecuali kata pak karna dia sudah terbiasa mengucapkannya. "I--iya, aku nggak tau harus memanggil dengan sebutan apa."

Rayyan membuang nafas. "Tapi, saya ingin panggilan yang berbeda dari kamu."

Zulfa yang awalnya menunduk kemudian mendongak. "Terus aku panggil apa?" Tanya zulfa polos.

Selain menggemaskan istrinya juga sangat polos ternyata, Lagi-lagi Rayyan terkekeh atas penuturan yang di lontarkan oleh istrinya. "Terserah kamu, dan senyaman kamu."

"Mas Rayyan boleh?" Entah ide dari mana zulfa langsung mengatakan kata itu. "Eh.." Hingga ia tersadar dengan apa yang di ucapkannya.

Rayyan tersenyum manis. "Boleh sayang," balasnya dengan suara yang sangat lembut.

RAYYAN CEO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang