part 22

18.8K 685 16
                                    

"Siap sayang?" tanya Aldenio memegang jilbab yang dikenakan oleh Zulfa hingga terlepas.

Aldenio semakin tersenyum melihat rambut indah itu tergerai, ini baru pertama kali dirinya melihat rambut Zulfa, tangan lelaki itu kembali memegang resleting di depan baju Zulfa namun Zulfa memegang tangan Aldenio sambil menggelengkan kepalanya tidak mau!

"Jangan hiks... "

Namun bagi Aldenio perintah itu seperti tidak berarti di telinganya, tangannya langsung membuka baju gamis Zulfa hingga menampilkan postur tubuh Zulfa tercetak jelas. Kini giliran lelaki itu membuka baju kaosnya dan melemparkannya ke sembarang arah, Zulfa sudah tidak kuat lagi bekas cengkraman Aldenio tadi sangat kuat apalagi dirinya yang terus menangis membuat tenaganya terkuras banyak.

"Kalau seperti ini kamu terlihat sangat sexy," Aldenio sangat kagum dengan tubuh Zulfa yang mulus putih sangat menguji iman para kaum adam.

"Hikss... Kau benar-benar brengsek."

Aldenio menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya dengan tubuh Zulfa hingga...

Brak

Suara dobrakan pintu begitu keras hingga Aldenio dan Zulfa sama-sama terlonjat kaget mendengar suara dobrakan itu, Aldenio menggeram marah saat suara itu menghentikan aksinya yang lagi enak-enaknya dengan Zulfa.

"LELAKI BRENGSEK," ucap sang pelaku yang mendobrak pintu tersebut.

Lelaki itu menarik Aldenio memukul hingga membabi buta membuat Aldenio tersungkur di lantai Zulfa hanya bisa menutup matanya sambil menangis melihat pertengkaran itu di tambah tubuhnya yang sudah tidak memakai baju gamisnya lagi mengisahkan pakaian daleman saja yang masih melekat pada tubuhnya.

"BERANI SEKALI ANDA MENYENTUH ISTRI SAYA!!" teriak Rayyan yang sudah tersulut emosi.

"KURANG AJAR, BAHKAN ANDA NGGAK MALU MEMBUKA PAKAIAN MILIK ISTRI SAYA HINGGA MENAMPAKKAN TUBUH POLOSNYA, DAN APA YANG ANDA LAKUKAN TADI? INGIN MENJAMA' TUBUH ISTRI SAYA IYA HAA?"

"BAHKAN ANDA MEMEGANG PAKAIAN ISTRI SAYA SEKALIPUN RASANYA SAYA NGGAK IKHLAS APALAGI INGIN MEMPERKOSA TUBUHNYA, DASAR MANUSIA BIADAB."

Siapapun yang ada di posisi Rayyan pasti sebelas duabelas akan melakukan hal yang sama di tambah melihat kondisi istri tercintanya yang sudah dalam keadaan lemah dan sadis di atas ranjang seperti itu, suami mana yang tidak sakit melihat sang istri di sentuh oleh lelaki lain mustahil jika tidak di sambut dengan emosi yang sudah menguasai diri sendiri.

Rayyan memukul Aldenio membabi buta, rasa benci di tambah dengan emosi sudah bercampur aduk manjadi satu kesatuan yang sangat signifikan, Rayyan benar-benar tidak akan bisa memaafkan Aldenio atas perbuatan yang menjijikkan ini.

"Sampai kapanpun saya nggak akan pernah memaafkan mu pria sialan."

Aldenio tidak bisa melawan, saat Rayyan pertama kali memukulnya ia sudah kehabisan tenaga untuk melakukan pembalasan, Rayyan seperti tidak sadar memukuli dirinya layaknya seperti hewan yang tidak tau adab.

Setelah Rayyan berhasil melumpuhkan Aldenio yang kini sudah tidak sadarkan diri, Rayyan memungut baju gamis Zulfa yang sudah tergeletak dibawah lantai, Rayyan mendekat ke ranjang menyamperi istrinya yang sudah bergetar ketakutan. Lagi dan lagi Rayyan harus melihat istrinya trauma atas kejadian-kejadian yang tidak pernah ia duga, ada rasa sedikit sesak ketika melihat tubuh polos istrinya yang terbalut oleh selimut tebal milik Aldenio, tanda merah yang terpampang jelas di leher jenjang Zulfa membuat Rayyan memejamkan matanya menahan emosi dan cemburu yang sudah bergejolak.

Rayyan duduk di tepi kasur dimana Zulfa berada. "Pake baju dulu," tita Rayyan yang terkesan berbeda.

Zulfa menghapus air matanya. Mengambil baju itu dari tangan Rayyan. Ketika sudah selesai Rayyan langsung mengangkat tubuh Zulfa ala bridal style menuju mobilnya, Zulfa diam menahan tangis yang ingin meledak mengetahui Rayyan seperti bersikap acuh padanya entah karena marah atau kecewa. Zulfa menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Rayyan menggelamkan kepalanya di sana dengan tangan yang melingkar di leher suaminya.

RAYYAN CEO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang