Selamat membaca
Seorang pria dengan kasarnya menjambak rambut gadis yang sedari tadi hanya bisa menangis kala merasakan sakit yang sangat luar biasa di kepalanya.
Pria itu seperti kehilangan kendali, emosi dan juga amarah yang sudah sangat memuncak tak mengenal kata kasian untuk menyiksa gadis itu.
"S--sakit kak," gadis itu mencoba melepaskan tangan lelaki itu dari kepalanya, namun kekuatannya tak cukup untuk melawan.
"SAKIT IYA HAA!?" teriak pria itu.
"lepasin kak-"
"Ini akibatnya kalau kamu nggak mau menjalankan perintahku!"
Seakan membabi buta pria itu semakin mengerakkan jambakan di rambut gadis itu hingga membuat gadis tersebut memekik kesakitan.
"Akhhh..."
"Ini belum seberapa, aku akan memberikan mu kesakitan yang tiada tanding jika kamu masih nggak mau menuruti perintahku."
"Sadar kak, apa yang kaka lakuin itu semuanya perbuatan yang nggak bener, kakak harusnya jujur dalam bekerja nggak berbuat curang seperti ini."
Dengan sekuat tenaga perempuan itu mengeluarkan suaranya, meski terseduh-seduh karna sakit yang di kepalanya yang luar biasa.
"Ohh, kau mencoba mengajariku anak kecil."
"Rupanya kau udah berani. Iya haa?"
Tanpa belas kasihan pria itu mendorong gadis itu ke bawah lantai hingga ia tersungkur.
Gadis itu memeriksa lututnya sedikit membengkak karna benturan di lantai. Tak habis disitu pria itu kemudian mendekatinya dan menjambak rambutnya kembali. gadis itu tidak bisa berbuat apa-apa selain mengeluarkan air matanya. Sungguh kepalanya sudah sangat sakit sekarang.
"Sakit kak lepasin-"
"Makanya nurut!!" namun gadis itu menggeleng pertanda tidak mau.
Pria itu semakin geram langsung menampar pipi gadis itu, hingga meninggalkan bekas merah di sana.
"Nurut atau mama kamu yang akan jadi taruhannya!"
Dengan cepat perempuan itu mendongak menatap Menik mata pria itu. "Jangan lukai mama kak, dia nggak ada sangkut pautnya dengan masalah ini."
"Makanya nurut!"
Dengan terpaksa gadis itu mengangguk, membuat lelaki itu tersenyum tipis. Kemudian laki-laki itu pergi meninggalkan gadis itu seorang diri di sana.
"Papa aku cape pa.." lirihnya yang sudah hampir tak terdengar.
🤍
Hari ini adalah jadwal Rayyan akan ke kantor, karna akan ada presentasi dari berbagai perusahaan ternama.
Meski lelaki itu telah mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, menyiram tanaman bahkan memasak sekalipun ia kerjakan, Rayyan telah melarang keras Zulfa melakukan pekerjaan rumah takut terjadi yang tidak-tidak oleh istri kecilnya. namun itu semua tidak mematahkan semangat seorang Rayyan untuk terus bekerja. Semua sudah ada di ruangan, dan sebentar lagi mereka akan mengadakan presentasi dengan membawa nama besar perusahaan mereka masing-masing.
Pria yang beralis tebal dan kulit putih itu, menyeringai menatap Rayyan seperti meremehkan.
"Baiklah, mungkin rapat ini sudah bisa kita mulai. Dan kami minta satu persatu untuk menyampaikan materi kalian, kita mulai dari pak Aldenio. Silahkan."
Lelaki itu tersenyum miring, lalu bangkit dan memulai membacakan materinya. "Baiklah, saya ucapkan terimakasih kepada bapak Haris karena sudah memberikan saya kesempatan untuk menyampaikan materi saya, langsung saja materi yang saya bawa bertemakan kepemimpinan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYYAN CEO [TERBIT]
أدب المراهقينAdinda zulfa adalah putri dari abdullah baren davix yang merupakan seorang pemilik yayasan panti asuhan. Adinda zulfa kerap di sapa zulfa .berusia 23thn mempunyai sifat Lemah lembut baik sopan dan rendah hati. siapa sangka sosok zulfa ternyata seor...