part 13

24.1K 919 41
                                    

~RAYYAN CEO~

Kedua pasutri itu sudah dalam posisi berbaring, Rayyan mengamati wajah istrinya seperti ada yang berbeda menurut nya, sedangkan sang empu hanya menatap objek di hadapannya dengan tatapan kosong. Setelah kejadian kemarin Zulfa nampak sedikit pendiam, tidak ingin banyak bicara ketika di tanya pun pasti wanita itu hanya membalas dengan seadanya.

Rayyan nampak kecewa karna sikap Zulfa sedikit berbeda menurut nya, jangan sampai sikap dingin Zulfa kembali lagi, Rayyan tidak mau itu.

Rayyan menarik pinggang Zulfa lebih mendekatkan pada dirinya. "Kamu lagi ada masalah? Kenapa ngelamun terus?" tanya Rayyan lembut menatap lekat manik mata istrinya.

"Nggak papa."

"Bohong," pangkas Rayyan membuat Zulfa menciut.

"Kalau nggak ada masalah kenapa sikap kamu hari ini sangat berbeda dari hari-hari biasanya, kalau saya ada salah sama kamu saya minta maaf, bilang sama saya kesalahan apa yang telah saya buat hingga kamu berubah seperti ini," lanjutnya.

Zulfa mencoba menatap manik mata suaminya yang sudah mulai berkaca-kaca, ada ketulusan yang dia lihat di sana, dirinya seperti sumber masalah kepada semua orang terutama kepada suaminya.

"Mas nggak usah minta maaf, mas nggak salah," balas Zulfa.

Rayyan menarik tangannya, mengelus lembut pipi istrinya. "Lalu kenapa sikap kamu berubah dengan saya," tutur Rayyan merasa bersalah, apakah dirinya telah membuat kesalahan sehingga istrinya jadi seperti ini.

Zulfa menggeleng tidak setuju dengan ucapan suaminya. "J-jadi kemarin aku ketemu sama mas Denio di pasar," jujur Zulfa menunduk tidak berani menatap suaminya.

"Denio? Siapa itu?" tanya Rayyan tidak mengerti.

"Di-dia mantan suami aku dulu."

Rayyan diam. Ia menatap Zulfa dalam, kenapa mantan suami dari istrinya harus muncul kembali? Kenapa tidak menghilang saja dari bumi ini? Rayyan hanya takut Zulfa berpaling kembali.

Zulfa semakin menunduk tidak mau menatap Rayyan saat suaminya berdiam lama tidak merespon.

"Kamu masih punya rasa sama dia?" tanya Rayyan.

Zulfa menggeleng. Tangan Rayyan memegang dagu Zulfa membelai lembut pipi istrinya.

"Kamu nggak ada niatan mau ninggalin saya kan?"

Pertanyaan Rayyan sukses membuat Zulfa kaget, kenapa Rayyan malah mengatakan hal semacam itu. Bahkan sedikit pun ia tidak pernah kepikiran sampai di sana.

"Mas kenapa ngomong gitu."

"Wajar saya bicara seperti ini Zulfa, dia adalah masa lalumu. Bisa aja kan kamu berpaling kembali dan ninggalin saya."

Gelengan keras ia berikan kepada Rayyan. Zulfa benar benar tidak akan melakukan hal seperti itu. Tangannya memegang tangan Rayyan yang berada di pipinya.

"Bagaimana mungkin aku berpaling pada orang yang udah nyakitin hati aku dulu, dia adalah orang yang hebat dalam memberi luka."

"Dan mana bisa aku ninggalin suami aku sendiri, yang udah jelas jelas menyayangi aku setulus ini. Mungkin kalau aku ninggalin kamu, aku adalah wanita paling terbodoh karna udah nyia nyiain sosok suami yang di idam idamkan oleh jutaan wanita di luar sana."

Bukankah dirinya adalah salah satu wanita yang paling beruntung karna bisa memiliki suami yang begitu sempurna. Sempurna dari luar hingga dalam.

"Aku adalah wanita yang beruntung bisa menikah dengan kamu mas," Zulfa melemparkan senyuman yang sangat manis.

RAYYAN CEO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang