chapter 8 ✓

2K 123 0
                                    

8. Pembalasan (2)

****
Happy Reading
Sudah direvisi

"Itu belum seberapa, anda sangat kejam memberi bayi air putih bahkan dengan kasar,"tajam Avanya.

"Apa hubungannya sama lo hah?! gue mau jual bayi itu biar gue dapet duit."

"Belum menyerah juga heh? lanjut deh nyayatnya."

Avanya kembali membuat karya indah diseluruh tubuh Kirana. Ia menampar lalu menjambak rambut Kirana hingga Kirana memekik kesakitan.

"AKHHH RAMBUT GUE SAKIT!!"

"Rasakan itu bitch."

Seluruh tubuh Kirana sudah terdapat luka menganga. Avanya memotong kulit Kirana lalu melemparnya pada kandang singa yang ada diruangan itu. Beberapa singa lapar mengaung keras saat melihat kulit wanita tadi. Sepotong kulit kecil diperebutkan oleh singa-singa itu. Avanya kembali dengan sebuah pedang. Ia memotong lengan Kirana hingga terlepas dari tubuhnya.

Avanya melempar tangan itu pada singa-singa yang lapar, bibirnya menyeringai, "Lihat? singa-singa itu lapar, seperti jika tubuhmu ku lempar kesana pasti akan seru bukan,"Kirana menggeleng. Tubuhnya sudah sakit bahkan sangat sakit. Kedua tangannya hilang membuat dirinya hanya bisa menangis dan menahan rasa sakit diseluruh tubuhnya. Tiba-tiba saja kesadarannya terenggut. Avanya yang belum puas memerintahkan Bimo mengambil perasan lemon.

Dengan cepat Avanya menyiram Kirana dengan air lemon tadi. Kirana langsung terbangun dengan badan yang bergetar kesakitan. Tubuhnya berontak karena kulitnya yang terluka terkena air lemon tadi sangat perih dan terasa panas.

"AKHHH."

"Sakit!!! hiks panas!"Kirana meraung-raung dikursi yang ia duduki. Bau anyir sedari tadi tercium di indra penciuman mereka. Darah segar mengalir dari seluruh tubuh Kirana. Hidungnya ikut mengeluarkan darah segar. Dengan cepat Avanya menusuk jantung Kirana agar Kirana tiada.

"Akhh!"darah keluar dari mulut Kirana. Tubuh Kirana langsung lemas. Ia menghembuskan nafas terakhirnya saat Avanya menarik pedang yang tadi menusuk tubuh Kirana.

Avanya memotong tubuh Kirana menjadi beberapa bagian. Organ yang masih bagus ia jual dan tubuhnya ia berikan pada singa-singa milik Agla. Agla menatap puas hasil perbuatan Avanya.

"Good girl,"pujinya. Avanya tersenyum sebagai jawaban. Avanya kembali membersihkan tubuhnya yang terkena darah Kirana tadi. Selepas berganti baju ia menuju ruangan Agla kembali. Para anggota Victor mengalihkan pandangannya ke arah pintu saat pintu terbuka. Avanya menatap mereka.

"Altair bangun?"

"Nggak Bu bos tuh ti- loh kok bangun cil tadi tidur loh Bu bos,"ujar salah satu anggota Victor.

"Mungkin denger suara Bu bos si bocil bangun deh,"semuanya mengangguk setuju dengan ucapan salah satu teman mereka.

Avanya mendekati Altair, "Kenapa sayangnya Mommy bangun lagi?"ia menatap Altair yang mengerjapkan matanya. Avanya mendekap Altair, dengan cepat Altair kembali tertidur pulas setelah didekap oleh Avanya.

"Lucunya kalau tidur,"anggota Victor tercengang melihat kejadian barusan. Mereka keluar ruangan Agla saat Agla masuk. Agla menghampiri kekasihnya dan anaknya. Ya dia sudah mencap bahwa Altair adalah anaknya sekarang.

"Altair tidur sayang?"

"Iya, barusan bangun terus aku peluk tidur lagi,"Avanya terkekeh kecil minat wajah menggemaskan Altair saat tertidur. Ia memotret wajah anaknya itu. Mereka memutuskan untuk tidur dan akan pulang besok pagi. Sebelum tidur mereka sudah mengabari keluarga mereka bahwa akan ada seseorang dikeluarga mereka sebagai pelengkap.

 𝐀𝐠𝐥𝐚𝐧𝐭𝐚 𝐊𝐞𝐧𝐳𝐨 𝐒𝐦𝐢𝐭𝐡  [full rombak] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang