chapter 23 ✓

1.1K 64 0
                                    

23. Kemarahan Aglanta

****
Happy Reading
Sudah direvisi!!

"Maksud lo apa?"

"Ira-Ira, siapa sih yang nggak tau kalau lo itu hina, lo nikah sama Agla setelah lo punya anak, udah berapa cowo pake lo? atau anak lo pasti nggak cuma satu kan? atau lo gugurin biar bisa dapetin Agla?"tanya Neo dengan kata-kata pedas.

"Lo ngga tau kehidupan gue jadi nggak perlu ikut campur!"

"Santai Ra nggak usah emosi gitu dong, satu sekolah tau kok kalau lo itu, j-a-l-a-n-g,"Neo mengeja kata-kata terakhir.

Teo yang tadinya hendak pergi ke toilet terkejut melihat kerumunan di koridor. Dengan perasaan kepo ia mendekat. Matanya membulat sempurna saat melihat penampilan Ira yang jauh dari kata bersih.

Tangannya gemetar mengambil ponsel di sakunya. Ia segera memberi pesan pada Agla untuk memberitahu kepada Ira saat ini. Teo lumayan tenang saat Agla berkata bahwa akan segera ke sana.

Ia menghubungi Zaza, Eja dan juga Mora untuk segera ke koridor. Suara langkah orang berlari terdengar di pendengaran mereka. Itu adalah sahabat Ira yang menghampiri tempat kejadian.

"Ira! ASTAGA LO APAIN SAHABAT GUE DIS?!"heboh Mora saat melihat seragam Ira yang sudah kotor.

"Main-main aja dikit elah lebay amat lo,"jawab Disya santai tanpa tau akibat ia melakukan aksi bullying pada Ira.

"Kenapa lo siram sahabat gue?"tanya Zaza. Kedua gadis itu mendekat ke arah Disya yang beringsut di tubuh Neo.

"SINI LO BANGSAT,"tantang Mora. Ia berlari lalu menarik kencang rambut Disya. Ia menyeret Disya ke arah lapangan diikuti oleh beberapa siswa yang lainnya. Ira membelalak dan ikut berlari mengejar sahabatnya yang sudah diselimuti kemarahan.

Mora menghempaskan tubuh Disya di lapangan. Neo hendak menampar Mora namun tangan Eja langsung menahannya, "Eitss mau nampar cewe gue? sini lawan gue nggak usah berani sama cewe,"Eja langsung melayangkan satu bogeman pada pipi Neo.

Mora dan Zaza sudah menampar bahkan menjambak rambut Disya hingga kepala Disya mendongak.

Plakk

Srett

"L-lepass sakit."

"Sakit kan? belum sekarat nggak bakal gue ampunin,"ketus Zaza.

Mereka memukul bahkan menendang Disya hingga Disya sudah terkapar di lapangan. Para guru langsung berlarian saat mendengar laporan dari salah satu siswa.

"ASTAGA MORA, ZAZA LEPASKAN NAK,"pekik para guru melihat Disya yang sudah babar belur di hajar mereka berdua.

"Kalian diam di sana atau mau bernasib seperti dia,"tajam Zaza. Para guru yang mendengar langsung takut.

"Wah-wahh gue nggak di ajak?"suara seorang laki-laki mengalihkan mereka. Agla dengan santai menghampiri mereka semua. Agla yang melihat Ira langsung menghampirinya.

"Kenapa baju kamu jadi gini?"

"Disiram,"sahut Zaz sebab Ira hanya diam menunduk.

Agla melepas jas kantornya lalu memakaikan pada tubuh Ira yang sudah kotor. Menggelung lengan kemejanya hingga siku kemudian menatap Disya dan Neo secara bergantian.

"Neo? Disya?"Agla menatap remeh mereka. Disya yang melihat tatapan marah Agla memundurkan tubuhnya namun dengan cepat ditarik oleh Mora.

Agla mendekat ke arah Neo yang menatapnya tajam. Satu bogeman melayang di rahang Neo hingga menyebabkan sudut bibirnya terluka.

 𝐀𝐠𝐥𝐚𝐧𝐭𝐚 𝐊𝐞𝐧𝐳𝐨 𝐒𝐦𝐢𝐭𝐡  [full rombak] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang