chapter 7 ✓

2.2K 118 2
                                    

7. Pembalasan (1)

****
Happy Reading
Sudah direvisi!!

"Agla, minta izin nanti malem buat main-main sama pegawai tadi boleh?"

Angka menoleh, "Boleh, aku temenin ya,"Agla tau bahwa jiwa membunuh Avanya sedang bangkit jadi tak apa kan membantu.

"Makasii,"ujar Avanya. Avanya akan bersikap manja pada orang terdekatnya dan Agla masuk ke dalam list orang terdekatnya. Tak segan-segan ia memeluk Agla yang sedang menyetir. Agla dengan senang hati mengusap punggung kekasihnya itu.

Malam harinya Avanya tengah bersiap dengan baju serba hitam untuk bermain-main. Dengan rambut yang dikuncir kuda menambah kesan keren dan juga aura kejamnya terlihat. Ia merapikan penampilannya dengan menatap kaca didepannya.

Terdengar suara mobil milik Agla tiba dipekarangan rumah. Agla disambut dengan keluarga Avanya. Dirinya langsung menuju kamar Avanya yang ada dilantai 3 mansion. Kamar dengan pintu bercat putih gading tertangkap oleh mata Agla. Dengan cepat ia membuka pintu itu setelah mendapat izin dari pemiliknya. Pemandangan pertama yang ia tangkap adalah gadisnya yang tengah bercermin.

Wajah manisnya tertutup dengan aura kejamnya juga baju serba hitam yang Avanya kenakan. Agla mendekat. Ia mendekap Avanya dengan pelukan dipinggang.

"Cantik,"bisik Agla. Avanya meresponnya dengan mengusap tangan Agla yang memeluk pinggangnya.

"Sekarang?"

"Ayo, nanti izin ke Mama dulu."

"Mama udah tau, Mama tau kalau anak cantiknya ini keluar gantiin Ira,"sela Agla yang masih asik mengecup pipi Avanya dari samping.

"Iyakah? berarti Mama tau kalau aku bakal bunuh orang malem ini,"Agla mengangguk sebagai jawaban. Puas dengan acara pelukan tadi kini mereka sudah memantau rumah pegawai incaran mereka. Jam menunjukkan pukul 9 malam tapi pegawai itu belum juga tiba dirumah. Mereka kembali menunggu hingga pukul 10. Gadis itu pulang ke rumah dengan langkah yang terseok-seok seperti mabuk. Apa? mabuk?

Pegawai tadi adalah seorang wanita bayaran di club. Harusnya kita tidak memanggilnya gadis tapi wanita. Wanita tadi bekerja di supermarket pada pagi hingga sore kemudian akan kembali ke club untuk bekerja hingga malam hari, "Dia pegawai bayaran sayang,"ujar Agla. Avanya mengangguk. Wanita tadi memasuki rumahnya dan lupa dikunci. Pintunya terbuka lebar hingga memudahkan Agla dan Avanya menyelinap.

Terdengar suara bentakan dari dalam dan itu suara wanita tadi, tunggu! ada tangisan bayi juga didalam sana membuat Avanya dan Agla seketika bertatapan.

"Bayi?"

"Tapi bayi siapa? ayo masuk."

Keduanya masuk, matanya membelalak saat melihat wanita itu mencekoki bayi mungil dengan air putih hingga bayi itu tersedak dan menangis.

"Minum anjing! haha minumm, gue bakal jual lo, ga sia-sia gue culik lo waktu habis lahir dan bunuh orang tua lo, lo harus dibayar tinggi kalau gue jual! cepet minum elah,"racau wanita tadi sambil mencekoki bayi itu dengan air putih digelas.

"A-agla bayinya,"cicit Avanya pada Agla. Ia paling tidak bisa melihat anak kecil diperlakukan seperti itu. Agla mengusap punggung Avanya.

 𝐀𝐠𝐥𝐚𝐧𝐭𝐚 𝐊𝐞𝐧𝐳𝐨 𝐒𝐦𝐢𝐭𝐡  [full rombak] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang