chapter 44 ✓

759 37 2
                                    

44. Anak Panah Dan Ancaman

***
H A P P Y
R E A D I N G ! !
__________________________________
S U D A H
D I R E V I S I !

F O L L O W  A K U N
A U T H O R
xyksyy
I G : ( thiss.saaa)
__________________________________

H

aloo semuaa nanti malem aku mau update au untuk revisi chapter 45 nih, ada di (coretan.aglanta) yaa, gasss dikepoin akunnya, ga ngefollow nyesell lohh, okee see youuu

__________________________________

"Sayangg! Kaos kaki Mas di mana?"pagi hari di mansion Agla kini ramai dengan teriakan Agla dan Ira yang saling bersahutan.

"Di lemari tempat kaos kakilah Mas,"jawab Ira. Wanita itu kini tengah sibuk memasak untuk sarapan namun suaminya sedari tadi berteriak saat tidak menemukan barang yang akan ia kenakan. Sebenarnya Agla sudah melarang istrinya untuk memasak namun apalah daya dengan sifat keras kepala Ira akhirnya ia memilih mengalah dari pada berakhir dicueki oleh Ira.

"Mas udah cari nggak ada,"ucapnya.

Ira menghela nafas panjang,"Iya aku kesitu, sabar!"

Ira harus mengerahkan seluruh tenaga untuk menyelesaikan masakannya. Setelah semua matang ia menyajikan masakannya di meja makan. Wanita itu menuju lift sambil menggerutu.

"Punya laki satu riwehnya minta ampun, sabar Ra sabar, orang sabar suaminya ganteng,"gumamnya.

Setelah sampai di lantai atas ia menuju kamar pribadi miliknya dan sang suami. Tangannya terulur membuka kenop pintu. Terlihat Agla yang sudah mengenakan seragam sekolah dan saat ini tengah menggendong Altair yang mungkin tadi terbangun lalu menangis.

Penampilan Agla bahkan jauh dari kata rapi. Lihat saja rambutnya masih basah kemudian seragam yang belum terkancing seluruhnya. Mendengar suara derit pintu membuat atensi Agla beralih pada seseorang yang datang.

Bibirnya menyunggingkan senyuman hingga matanya menyipit, "Selamat pagi istrii akuu,"sapaan Agla membuat Ira yang tadinya diam kini mulai angkat bicara.

"Altanya nangis? Sini sama Mommy ya nak,"saat Ira akan menggendong Altair bayi itu terlihat menolak ajakan sang ibu membuat Ira kebingungan.

"Alta ayo sama Mommy dulu biar Daddy siap-siap buat ke sekolah,"lagi-lagi Altair tidak mau lepas dari Agla. Tangan kecilnya kini mencengkram erat baju seragam Agla seakan tidak ingin berjauhan dengan sang ayah.

Agla menatap anaknya lama, "Biar sama aku aja gapapa, kamu mandi gih,"Ira menghela nafas pelan lalu beranjak menuju kamar mandi.

Jam menunjukkan pukul 06.10 Ira sudah siap dengan wajah yang sangat manis. Berbeda dengan Agla yang masih berantakan seperti tadi karena Altair yang sepertinya tidak ingin berjauhan dengan sang ayah.

"Mas sini biar aku keringin rambut kamu,"Agla mengangguk. Ia menghampiri Ira yang sudah memegang hair dryer di tangannya. Ia mendudukkan dirinya di atas kasur dengan Altair yang setia digendongannya.

"Alta kenapa?"Agla mencoba mengajak bicara anaknya itu. Altair menatap wajah Agla kemudian beralih pada Ira membuat mereka dilanda kebingungan.

"Kenapa sayang?"tanya Ira. Altair malah menyembunyikan wajahnya di dada bidang Agla membuat mereka tertawa.

Selesai mengeringkan rambut Agla kini Ira membantu Agla merapikan penampilannya hingga Ira harus memakaikan kaos kaki pada Agla karena si mungil Altair yang menangis saat dibaringkan di kasur.

 𝐀𝐠𝐥𝐚𝐧𝐭𝐚 𝐊𝐞𝐧𝐳𝐨 𝐒𝐦𝐢𝐭𝐡  [full rombak] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang