chapter 10 ✓

1.9K 96 3
                                    

10. Benang Merah

****
Happy Reading
Sudah direvisi!!

"Bentar sayang, kamu pegangan yang kuat aku mau ngebut,"Ira hanya mengangguk pasrah. Ia memejamkan matanya, tangannya menggenggam erat seatbelt, bibir manisnya tak henti merapalkan doa untuk keselamatan mereka.

Beberapa menit berlalu Ira merasakan mobil mulai berjalan dengan santai. Dengan perlahan ia membuka matanya melirik Agla. Karena masih ketakutan ia mulai terisak. Agla menoleh dan terkejut saat melihat kekasihnya menangis.

"Maaf sayang, jangan nangis, tadi ada musuh aku jadi aku ngebut,"sesalnya. Agla menghentikan mobilnya dipinggir jalan. Dengan cepat ia memindahkan Ira dipangkuannya. Ira hanya diam tak memberontak.

"Takut.."cicitnya. Agla semakin merasa bersalah saat melihat raut kekasihnya yang ketakutan. Tubuhnya gemetar, tangannya dingin dan jangan lupakan bibir yang sedikit pucat. Kepribadian Avanya dan Ira benar-benar berbeda. Avanya memiliki sifat seperti laki-laki yang berkebalikan dengan Ira yang memiliki sifat lemah lembut dan cengeng.

"Cup cup sayang bobo ya,"Agla mengusap lembut punggung Ira agar terlelap. Beberapa menit kemudian terdengar suara nafas yang teratur. Ia melirik kekasihnya yang sudah tertidur dipelukannya. Ia mulai mengemudikan mobilnya dengan Ira yang ada dipangkuannya.

Pemandangan yang ia lihat pertama kali saat tiba dirumah Ira adalah banyak mobil yang terparkir dipekarangan rumah. Agla memarkirkan mobilnya diparkiran khusus mansion. Dengan perlahan ia menggendong Ira yang tidur tadi menuju dalam mansion. Suara riuh terdengar hingga depan pintu utama.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, eh Ira kenapa Ga?"tanya Alena khawatir.

Agla tersenyum tipis, "Tidur Ma,"Alena mengangguk dan meminta Agla memindahkan Ira dikamarnya. Ternyata teman-teman Alena datang untuk sekedar main. Alena juga berkata bahwa anaknya akan menikah dan mengundang teman-temannya itu.

Agla membaringkan tubuh Ira dengan perlahan. Kakinya beranjak menuju bos bayi yang ada dikamar Ira. Seorang bayi mungil terbangun dari tidurnya. Bayi itu sedikit menggeliat. Matanya menatap Agla dengan tatapan polos.

"Anak Daddy udah bangun huum, sini-sini sama Daddy,"Agla dengan perlahan menggendong Altair. Tangan Altair diberi sarung tangan membuatnya semakin menggemaskan. Bau minyak telon masih saja menguat dari tubuh Altair padahal ia belum mandi sore.

Agla menghujami kecupan diseluruh wajah Altair hingga membuat Altair kembali menggeliat. Agla merasakan tangannya basah. Keningnya mengeriyit. Ia melihat ke arah tangannya dan ia baru sadar bahwa ia diompoli oleh anaknya itu.

"Bagus ya son, Daddy malah diompolin hm,"Agla yang gemas mencium kembali pipi Altair.

"Daddy berisihin badan kamu ya biar sekalian seger, les't goo,"Agla membaringkan tubuh mungil Altair di kasur, bersebelahan dengan Ira.

Agla mengambil rak yang berisi peralatan Altair seperti tisu basah, tisu kering, bedak, minyak telon, parfum dan lainnya. Ia beranjak menuju walk in closet untuk mengambil kain dan beberapa pakaian Altair. Setelah semuanya lengkap ia menghampiri Altair yang sudah tidak nyaman dengan celananya yang basah karena mengompol tadi.

Agla dengan telaten melepas pakaian yang dikenakan Altair. Tisu basah ia gunakan untuk mengelap seluruh tubuh Altair. Selepas itu ia memakaikan minyak telon dan bedak pada tubuh Altair, disusul dengan pakaian, terakhir ia membungkus tubuh Altair dengan kain hingga tubuh Altair seperti kepompong. Ia tertawa melihat anaknya yang seperti itu. Wajahnya ia beri krim wajah dan bedak.

 𝐀𝐠𝐥𝐚𝐧𝐭𝐚 𝐊𝐞𝐧𝐳𝐨 𝐒𝐦𝐢𝐭𝐡  [full rombak] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang